Laba Manajemen Laba LANDASAN TEORI

33 kenaikan dari periode ke periode secara konsisten akan mengakibatkan risiko perusahaan ini mengalami penurunan lebih besar dibandingkan prosentase kenaikan laba. Hal inilah yang mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan dan pengaturan laba sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko. Secara logika hal itu bisa dipahami karena manusia merupakan pribaadi yang cenderung menghindari risiko risk adverse yang selalu berusaha mengeliminasi atau meminimalkan kerugian yang mungkin akan dialaminya,walaupun upaya yang dilakukannya mungkin merugikan pihak lain. Secara umum ada beberapa definisi yang berbeda satu dengan yang lainyaitu definisi manajemen laba yang diciptakan oleh Davidson, Stickney,dan Weil 1987, Schipper 1989, Fisher dan Rozenzweig 1995, Lewitt, serta Healy dan Wahlen 1999. 19 1. Davidson, Stickney,dan Weil Earning management is the process of taking deliberate steps within the constrains of generally accepted accounting principles to bring about desired level of reported earnings Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan. 19 Sri,Sulistyanto,Manajemen Laba dan Teori Empiris. Jakarta : Grasindo,2008 h. 47. 34 2. Schipper Earnings management is a purposes intervention in the external financial reporting process with the inten of obtaining some private gain a opposed to saymerely faciliting the neutral operation of the process Manajemen laba adalah campur tangan dalm proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak memihak dari sebuah proses. 3. Fisher dan Rozenzweig Earnings management is a actions of a manager which serve to increase decrease current reported earnings of the unit which the manager the manager is responsible without generating a corresponding increase decrease in long term economic profitability of the unit Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikan menurunkan laba periode berjalan dari sebuah yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan penurunan keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang. 4. Lewitt Management laba is flexibility in accounting allows it to keep pace with business innovations. Abuses such as earnings occur when people exploit this pliancy. Trickery is employed to abscure actual financial volatility. This is turn make the true consequences of management decisions Manajemen laba adalah fleksibilitas akuntansi untuk menyetarafkan diri 35 dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika publik memanfaatkan hasilnya. . Penipuan mengaburkan volatilitas keuangan sesungguhnya. Itu semua untuk menutupi konsekuensi dari keputusan-keputusan manajer. 5. Healy dan Wahlen Earnings management occurs when managers uses judgement in financial reporting and in structuring transactions to alter financial reports to either mislead some stakeholders about underlying economics performance of the company or to influence contractual outcomes that depend on the reported accounting numbers Manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingn mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu. 20 - Motivasi Perusahaan Terjadinya Manajemen Laba Menurut Ahmed Riahi motivasi manajer dalam melakukan manajemen laba disebabkan oleh hal-hal berikut ini : 21 a. Hipotesis Program Bonus the bonus plan hypothesis Bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus kemungkinan besar menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laporan laba 20 Ibid, h. 49. 21 Belkaoui,Ahmed Riahi,Teori Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat, 2006. h. 201 36 diperiode berjalan. Dasar pemikirannya adalah bahwa tindakan seperti itu mungkin akan meningkatkan persentase nilai bonus jika tidak terdapat penyesuaian terhadap metode terpilih. b. Hipotesis Perjanjian Utang the debt covenant hypothesis. Berpendapat bahwa semakin tinggi utang atau ekuitas perusahaam yaitu sama dengan semakin dekatnya semakin ketatnya perusahan terhadap batasan-batasan yang terdapat di dalam perjanjian utang dan semakin besar kesempatan atas pelanggaran perjanjian dan terjadinya biaya kegagalan teknis,maka semakin besar kemungkinan bahwa para manajer meggunakan metode-metode akuntansi yang meningkatkan laba. c. Hipotesis Biaya Politik the political cost hypothesis Berpendapat bahwa perusahan besar dan bukannya perusahaan kecil kemungkinan besar akan memilih akuntansi untuk menurunkan laporan laba. Scott merangkum pola umum yang banyak dilakukan dalam praktik manajemen laba, yaitu taking a bath, income minimization, income maximization dan income smoothing 22 . 22 Dedhy,Sulistiawan, dkk, Creative Accounting Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal Akuntasi, h. 42. 37 a. Taking a bath Pola ini dilakukan dengan cara mengatur laba perusahaan tahun berjalan menjadi sangat tinggi atau rendah dibandingkan dengan laba periode tahun sebelumnya atau tahun berikutnya. Pola ini biasa dipakai pada perusahaan yang sedang mengalami masalah organisasi organization stress atau sedang dalam proses pergantian pimpinan manajemen perusahaan. Pada perusahaan yang baru mengalami pergantian pimpinan. Jika perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan sehingga harus melaporkan kerugian, manajer baru cenderung bersemangat melaporkan nilai kerugian dalam jumlah yang sangat ekstrem agar pada periode berikutnya dapat melaporkan laba sesuai target. b. Income Minimization Pola ini dilakukan dengan menjadikan laba yang periode tahun berjalan lebih rendah dari laba sebenarnya. Secara praktis, pola ini relatif sering dilakukan dengan memotivasi perpajakan dan politis. Agar nilai pajak yang dibayarkan tidak terlalu tinggi, manajer cenderung menurunkan laba periode tahun berjalan,baik melalui penghapusan aset tetap maupun melalui pengakuan biaya-biaya periode mendatang ke periode tahun berjalan. c. Income Maximization Pola ini merupakan kebalikan dari pola income minimization. Menurut pola ini, manajemen laba dilakukan dengan cara menjadikan laba tahun berjalan lebih tinggi dari laba sebenarnya. Teknik yang dilakukan pun 38 beragam. Mulai dari menunda pelaporan biaya-biaya periode tahun berjalan ke periode mendatang, pemilihan metode akuntansi yang dapat memaksimalkan laba, sampai dengan meningkatkan jumlah penjualan dan produksi. d. Income Smoothing. Pola ini dilakukan dengan mengurangi fluktuasi laba sehingga laba yang dilaporkan relatif stabil. Untuk investor dan kreditur yang memiliki sifat risk adverse, kestabilan laba merupakan hal penting dalam pengambilan keputusan.

E. Teori Keagenan Agency Theory

Menurut Anthony Govindarajan, kata ―agent‖ berarti mekanisme yang dihasilkan perusahaan produksi atau perusahaan bisnis yang diatur. Pada dasarnya fungsi agen terkait dengan hubungan antara aturan yang dilakukan. Anthony Govindarajan mengemukakan asumsi agency theory bahwa masing- masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya sendiri dengan profitabilitas yang selalu meningkat. 23 23 Sri Padmantyo, Analisis Manajemen Laba pada Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 14 no 2 desember 2010. h. 53-65. 39 Agency Problem potensial untuk terjadi dalam perusahaan dimana manajer memiliki kurang dari seratus persen saham perusahaan. Dalam perusahaan perseorangan pemilik sekaligus manajer akan selalu bertindak memaksimumkan kemakmuran mereka dan meminimumkan pengeluaran yang tidak diperlukan. Tetapi jika pemilik perusahaan kemudian menjual sebagian saham kepada investor lain maka munculah agency problem. 24 Timbulnya manajemen laba dijelaskan dengan teori agency. Sebagai agen, manajer secara moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik principal dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Eisenhardt dan Ujiyanto dan Bambang menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu : 1 manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri self interest, 2 manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality, dan 3 manusia selalu menghindari resiko risk adverse. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya. 25 24 Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada,2010 h.xxi. 25 Muh Arief Ujiyantho dan Bambang Agus Pramuka, ―Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Studi Pada Perusahaan Go Publik Sektor Manufaktur‖, makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi X Universitas Hasanudin Makassar, 26-28 juli 2007, hlm. 5. 40 Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kesejahteraan dirinya sendiri, mengakibatkan agen memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang diketahui principal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Hal ini memicu agen untuk menggunakan asimetri informasi sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agen tersebut adalah yang disebut dengan praktek manajemen laba earnings management. F. Asimetri Informasi Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik pemegang saham. Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat melalui pengungkapan informasi seperti laporan keuangan. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenernya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi information asymetric. Asimetri informasi terjadi karena manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibandingkan pihak lain pemilik atau pemegang saham.