36
BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan deskripsi data yang merupakan hasil dari analisa data wawancara yang telah dilakukan selama pengambilan data penelitian. Hasil
yang didapat dari penelitian ini dianalisa per-partisipan agar dapat memperjelas gambaran religiusitas pada gay yang beragama Islam.
A. Deskripsi Data
1. Partisipan I
1.1. Deskripsi Data Partisipan I
1.1.1. Sekilas Kehidupan Rudi
Rudi adalah sulung dari tiga bersaudara. Ia berasal dari keluarga yang lumayan mapan dalam hal keuangan. Ayah dan ibunya berprofesi sebagai dokter
gigi. Di masa kecil, Rudi dan orangtuanya tinggal di salah satu kota di Propinsi Kepualauan Riau.
Rudi kecil merupakan anak yang sangat tertutup kepada orang lain yang belum ia kenal. Ia hanya mau berbicara kepada orang tuanya, adiknya, dan teman-
teman dekatnya, bahkan kepada saudaranya yang lain saja ia cuek. Jadi bagi orang asing atau yang belum ia kenal, jangan berharap mendapatkan keramahan dari
dirinya. Orang tua Rudi ketika ia masih di usia TK dan SD bisa dikatakan
termasuk orang tua yang mengekang. Rudi tidak diperbolehkan bermain ke rumah
Universitas Sumatera Utara
teman-temannya. Sepulang sekolah ia langsung dijemput untuk pulang ke rumah. Jika tetap ingin bermain, sebagai gantinya, teman-temannyalah yang disuruh
datang ke rumahnya. Keadaan tersebut dianggap sebagai keadaan yang tidak menyenangkan
bagi dirinya. Dan selayaknya anak kecil lainnya dalam keadaan itu, Rudi pernah sesekali mencoba keluar rumah secara diam-diam agar dapat bermain bersama
teman-temannya. Namun keberaniannya tersebut sering berujung pada terjadinya pelampiasan amarah dari sang ayah. Dalam melampiaskan amarah, ayah Rudi
sering memukul. Hal inilah yang membuat Rudi semakin kurang nyaman dengan ayahnya. Ayah Rudi memang sangat mengekang padahal Ibunya sebenarnya
masih mau memberikan kelonggaran. Alasan orang tua Rudi mengekang adalah agar Rudi tidak ikut-ikutan menjadi anak yang nakal.
Hubungan Rudi memang lebih dekat ke sang Ibu, ia lebih suka mencurahkan isi hatinya kepada sang Ibu. Ia suka mencurahkan isi hati, bercerita
banyak hal, dna bertukar pikiran kepada Ibunya. Sebaliknya, Ia tidak suka melakukan hal-hal tersebut dengan sang ayah. Alasannya karena sang ayah
nantinya bukan menenangkan namun justru marah-marah. Kehidupan sekolah Rudi terasa diwarnai oleh dua hal yang sangat kontras,
yaitu kebahagiaan dan kegembiraan. Rudi merupakan murid yang tidak pernah melawan guru, dan sering diuji-puji oleh guru. Hal ini tentunya merupakan hal
yang menyenangkan. Namun di sisi lain, kebahagiaan yang ia alami itu justru mengundang rasa iri pada teman-temannya di sekolah, terutama teman laki-
Universitas Sumatera Utara
lakinya. Akhirnya Rudi menjadi sering dibully oleh teman laki-lakinya di sekolah. Bentuk bully yang ia alami beragam, mulai dari sebatas ejekan, hingga kontak
fisik berupa semacam senggolan. Respon Rudi tiap kali mendapatkan perlakuan tidak menyenagkan itu
adalah hanya diam, namun lama-kelamaan jika sudah tak tahan, barulah Rudi berkelahi dengan temannya tersebut. Bahkan ia tidak segan berkelahi hingga
berdarah. Seiring berjalannya waktu, orang tua Rudi mulai memberikan kelonggaran
kepada Rudi. Rudi sudah mulai boleh bermain keluar rumah pada saat SMP. Alasannya karena ternyata ketakutan-ketakutan orang tuanya selama ini tidak
terbukti, dan juga karena semakin banyaknya aktivitas ekstrakurikuler yang diikuti Rudi yang mengharuskan Rudi untuk keluar rumah.
1.1.2. Gambaran Kehidupan Rudi Sebagai Gay