2.1.2. Gambaran Kehidupan Hadi Sebagai Gay
Hadi memiliki pengalaman buruk berupa pelecehan seksual ketika ia masih SD, tepatnya kelas 4 SD. Hal tersebut dilakukan oleh saudaranya sendiri
yang umurnya jauh lebih tua darinya. Ia bertemu dengan orang itu ketika sedang ada acara keluarga di rumah saudara. Ketika itu, pria itu membawanya pergi ke
rumah saudaranya yang lain yang kebetulan sedang dalam keadaan kosong. Karena masih kecil dan belum paham, maka ia menuruti saja permintaan pria itu.
Sesampainya di rumah yang sedang kosong itu. Si pria memeluk dan menciumi dirinya. respon Hadi ketika itu adalah hanya diam dan menikmati hal tersebut. Ia
mengaku merasakan itu sebagai hal yang enak. Kejadian tersebut hany terjadi satu kali.
Hadi pernah berpacaran dengan perempuan ketika SD. Durasi pacarannya biasanya berlangsung selama kurang lebih satu sampai dua minggu. Dan pada saat
itu, hal yang menyebabkan putus adalah karena Hadi tergoda dengan perempuan lainnya yang lebih cantik.
Hadi menyadari diri sebagai gay ketika ia berusia 13 tahun, yaitu ketika ia berada di kelas 1 SMP. Sebelumnya ia memang belum mengetahui tentang dunia
gay. Ia hanya tahu kisah nabi Luth tentang kaum Sodom namun ia tidak terlalu memperhatikannya.
Perasaan Hadi ketika pertama kali menyadari sebagai gay adalah menikmati dan menjalaninya saja orientasinya itu. Ia tidak merasakan stres dan
Universitas Sumatera Utara
kesedihan ketika menyadari itu. hal ini mungkin karena pada saat itu ia juga sedang aktif-aktifnya di masa pubertas.
Pertama kali menyadari sebagai gay, Hadi melampiaskan ketertarikannya dengan pria adalah dengan cara suka browsing ke situs-situs dewasa dan juga suka
memuji ketampanan pria yang ada di sekitarnya. Hadi tetap masih sempat berpacaran dengan perempuan di awal masa-
masa awal ia menyadari sebagai gay.Ia belum mau pacaran dengan pria karena pada saat itu ia hanya masih ingin sekedar browsing saja. Pada saat itu, ia pacaran
dengan perempuan kurang lebih sebanyak lima kali dan ia menganggapnya hanya main-main. Durasi pacarannya hanya berlangsung sebentar, yaitu sekitar 2
minggu. Hadi mengaku bahwa ketika SMA dulu, ia sering bermanja-manja dengan
seniornya yang pria. Biasanya ia akan pura-pura lelah dan bersandar ke bahu seniornya itu. Ketika berusia 17 tahun, hadi mulai berani menjalin hubungan
dengan pria. Pacar pertamanya adalah seorang mahasiswa pria berusia 20 tahun. Pacar pertamanya ini juga merupakan seorang Qori, yaitu orangnya ahli dalam hal
membaca Al- Qur’an. Hubungan ini berjalan secara jarak jauh, karena mereka
berada di pulau yang berbeda. Namun sang pacar rela berkorban dengan sering mengunjunginya. Ketika menjalani hubungan ini, pacarnya tersebut banyak
mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan dunia gay. sehingga bisa dikatakan bahwa pacar pertamanya inilah yang mengenalkan ia lebih jauh kepada dunia gay.
Yang diajarkan oleh pacar pertamanya itu adalah tentang bagaimana menjalin
Universitas Sumatera Utara
hubungan pacaran dengan sesama jenis dan juga tentang bagaimana cara melakukan hubungan seks. Hadi mengaku menurut saja jika pacarnya meminta
untuk melakukan hubungan seks, ia menganggap itu sebagai kebutuhan dan sebagai wujud sayangnya kepada sang pacar. Dan hal itu biasanya terjadi di
rumahnya, yaitu ketika sang pacar datang menginap ke rumahnya. Hubungannya dengan pacar pertama ini hanya berlangsung selama enam
bulan.Hubungan mereka berakhir karena sang pacar tergoda kembali dengan pacar lamanya dan mereka kembali berpacaran.
Hubungan percintaan Hadi dengan pria tidak berhenti disitu saja. setelah putus dengan pacar pertamanya, ia kembali berpacaran dengan pria. Kali ini ia
berpacaran dengan yang berusia lebih muda darinya. Ia saat itu SMA sedangkan pacarnya masih kelas 3 SMP. Namun, hubungannya yang kedua ini tidak
berlangsung lama, yaitu hanya bertahan selama satu bulan. Hubungan mereka berakhir karena merka ketahuan oleh pacarnya si pacar Hadi. Sebenarnya ketika ia
menjalin hubungan dengan pacar keduanya itu, sang pacar masih punya hubungan juga dengan pria lain sebut saja si Tono. Meskipun tahu bahwa pacarnya masih
memiliki pacar, ia tetap melanjutkan hubungan karena ia ingin menjauhkan sang pacar dari Tono. Alasannya karena Tono merupakan orang yang perilakunya
kurang baik, sehingga ia ingin menjauhkan pacarnya dari Tono. Namun akhirnya mereka harus berpisah karena pada akhirnya sang pacar lebih memilih Tono.
Hubungan percintaannya kembali berlanjut, kali ini ia berpacaran dengan seorang pria berusia 25 tahun, dan ia berusia 19 pada saat itu. Pacarnya yang
Universitas Sumatera Utara
ketiga ini adalah seorang pria yang sudah berpikiran jauh ke depan untuk masa depan. Pacarnya sudah memiliki keinginan untuk tinggal bersama dengan Hadi
dan mau membiayai hidup Hadi. Namun hal ini terkadang membuatnya merasa risih, karena ia belum mau untuk terikat seperti itu. Hadi ketika itu ternyata
memiliki keinginan untuk pamer bahwa ia memiliki pacar kepada teman- temannya yang perempuan. Teman-teman perempuannya memang sudah
mengetahui bahwa ia seorang gay karena ia sering tidak sengaja memuji ketampanan pria dan akhirnya ia mengaku sendiri kepada teman-temannya. Ada
sebuah kejadian yang membuat Hadi kesal dengan pacar pertamanya. Ketika itu pacarnya sudah berjanji akan menemuinya. Hadipun sengaja berkumpul bersama
teman-temannya agar bisa memamerkan pacarnya kepada mereka. Namun ketika pacarnya datang, ia terkejut karena melihat sang pacar bukan menggunakan
sepeda motor berukuran besar yang dimilikinya, melainkan menggunakan sepeda motor matic. Hal itu membuat Hadi kecewa dan kesal kepada sang pacar.
Akhirnya hubungan mereka hanya berlangsung selama 1 bulan. Alasan putusnya adalah karena semakin lama Hadi merasa semakin risih dengan keinginan sang
pacar untuk tinggal bersama. Alasan lain adalah karena sang pacar dianggapnya terlalu tua dan juga tidak tampan.
Total hubungan dengan pria yang dijalani oleh Hadi secara serius adalah sebanyak 3 kali. Dan, ketika ditanya yang mana yang paling berksan, ia menjawab
bahwa yang paling berkesan adalah pacarnya yang pertama. Alasannya karena pacarnya yang pertama itulah yang mengajarkannya banyak hal dan yang paling
banyak berkorban.
Universitas Sumatera Utara
Alasan Hadi berkuliah jauh ke Medan salah satunya adalah krena agar ia merasa bebas berekspresi, karena temannya di tempat asalnya sudah banyak yang
mengetahui orientasinya sebagai gay. Meskipun begitu, ternyata teman-teman kuliahnya saat inipun sudah ada yang mengetahui bahwa ia adalah seorang gay.
Teman-temannya mengetahui karena jika sedang bersama Hadi sering memuji ketampanan pria yang kebetulan sedang melintas di dekat mereka. Selain itu juga
karena temannya menemukan hal-hal berbau gay di dalam handphone dan laptopnya. Bahkan terkadang Hadi sengaja memberitahu teman yang ingin dekat
dengannya, tujuannya karena agar ia mengetahui teman mana yang mau berteman secara tulus menerima dirinya apa adanya dan mana yang tidak tulus.
Teman-teman Hadi terkadang juga suka mengomentari dirinya. Ada yang menyuruhnya untuk tetap menjadi diri sendiri dan ada pula yang menyuruhnya
untuk berubah. Namun meskipun begitu, komentar-komentar itu disampaikan dalam bentuk candaan.
Balasan yang biasa Hadi ucapkan ketika temannya menyuruhnya untuk berubah adalah ia mengatakan bahwa untuk apa ia menikah dengan jikalau
akhirnya nanti ia berkhianat kepada istrinya. Hadi memang merasa lebih nyaman jika berpacaran dengan pria. Ia merasa
lebih nyaman menjalin hubungan dengan pria adalah karena pada dasarnya ia ingin dimanja dan dilindungi. Hal tersebut tidak bisa ia dapatkan jika berpacaran
dengan perempuan, karena menurutnya justru perempuanlah yang harusnya dimanja dan dilindungi. Hal lain yang membuatnya nyaman dengan pria adalah
Universitas Sumatera Utara
karena menurutnya ketika berpacaran dengan pria ia, mereka memiliki lebih banyak hal untuk diceritakan, berbeda dengan pacaran dengan perempuan yang
sering dihiasi dengan pertengkaran. Ia mengaku perasaannya kepada perempuan hanya sebatas sayang dan rasa sayang itupun hanya timbul sesekalidan cepat
menghilang. Hadi mengaku bahwa ia juga lebih sering memikirkan laki-laki dari pada perempuan. Ia juga mengatakan bahwa pacaran dengan pria merupakan hal
yang menyenangkan. Perasaan Hadi saat ini terkait dengan keadaannya sebagai gay adalah
terkadang ia merasa sedih tentang mengapa hingga saat ini ia belum bisa meninggalkan dunia gay. Meskipun sebelumnya ia sempat menentang, namun
sebenarnya ia yakin bahwa suatu saat nanti ia akan menemukan seorang wanita yang tepat. Hadi menganggap bahwa keadaannya sebagai gay ini merupakan
cobaan dari Allah SWT dan hikmah dibalik cobaan ini yaitu agar ia semakin taat beribadah serta semakin kuat batinnya.
2.1.3. Religiusitas Hadi Sebelum Menyadari Sebagai Gay 2.1.3.1 Dimensi Keyakinan