c. Partisipan III Willy
Willy sudah mendapatkan pengetahuan tentang keesaan Allah SWT dan ajaran Islam sejak ia kecil dari sekolah dan ditambah juga
dari orang tuanya. Hal ini yang membuat hingga kini Willy sangat meyakini keberadaan Allah SWT dan kebenaran agama Islam. Willy
juga sudah memiliki pengetahuan yang benar tentang bagaimana gay dipandang dalam Islam, yaitu bahwa yang dianggap dosa itu bukanlah
orientasinya melainkan perilaku seksual sesama jenisnya. Karena pengetahuannya itulah maka keadaannya sebagai gay tidak
melunturkan keyakinan dan keinginannya untuk dekat dengan Allah SWT, karena ia menganggap bahwa keadaannya sebagai gay
merupakan cobaan dari Allah SWT yang harus ia jalani dan tentunya sambil menjauhkan diri dari perilaku seksual tersebut. Dengan adanya
keyakinan yang tinggi kepada Allah SWT, pengetahuan tentang bagaimana gay dipandang dalam Islam dan kewajiban-kewajiban
dalam agama Islam, serta anggapan bahwa keadaannya sebagai gay merupakan cobaan, maka ia tetap mau menjalankan ibadah. Ia tetap
mau menjalankan ibadah karena dengan beribadah ia bisa memperoleh ketenangan dan meredam kesedihan terkait orientasinya sebagai gay,
dan jika dibandingkan dengan Rudi dan Hadi, ibadah Willylah yang paling baik. Keadaannya sebagai gay juga tidak menghalanginya untuk
tetap mengamalkan perbuatan-perbuatan baik karena pada dasarnya Willy juga merupakan orang yang baik hati. Dengan tetap menjalankan
Universitas Sumatera Utara
ibadah, dan mengamalkan perbuatan baik meskipun ia gay, maka Willypun tetap bisa merasakan pengalaman-pengalaman kedekatan
dengan Allah SWT seperti perasaan tenang setelah beribadah dan perasaan senang setelah menolong orang lain, dan pengalaman lainnya.
Dengan adanya pengalaman-pengalaman berupa perasaan tenang setelah menjalankan ibadah akhirnya juga membuat dirinya bertahan
untuk tetap menjalankan ibadah tersebut. Intinya adalah meskipun dirinya seorang gay, namun adanya pengetahuan yang baik tentang
Allah SWT, agama Islam, dan bagaimana gay dipandang dalam Islam yang kemudian menyebabkan keyakinan yang tinggi pula terhadap
Allah SWT dan agama Islam serta penilaian bahwa orientasi sebagai gay merupakan cobaan dari Allah SWT, membuat Willy tidak
menjauhi Allah SWT dan agama Islam melainkan ingin tetap dekat dengan Allah SWT. Tujuannya adalah agar memperoleh ketenangan
dan pertolongan dalam menjalani hidup sebagai gay. Hal lain yang didapat dari uraian tentang Willy ini adalah adalah bahwa selain
dimensi religiusitas itu sendiri tenyata ada faktor lain yang membuatnya tetap ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan
agama Islam, yaitu faktor penilaian terhadap orientasi sebagai gay itu sendiri yaitu sebagai cobaan dari Allah SWT.
Universitas Sumatera Utara
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah diungkapkan, maka peneliti memberikan beberapa saran yang dibagi ke dalam dua
bagian, yaitu saran metodologis dan saran praktis sebagai berikut : 1.
Saran Praktis Bagi kaum gay, hendaknya semakin mendekatkan diri kepada
Allah SWT agar semakin terhindar dari hal-hal yang negatif. Dan coba pahami bahwa yang dikenai dosa itu bukanlah orientasi sebagai
gaynya, melainkan apabila orientasi tersebut diteruskan ke dalam bentuk perilaku seksual sesama jenis, oleh karena itu cobalah untuk
menjauhi perilaku seksual sesama jenis. Selain itu juga coba berpikir bahwa keadaan gay merupakan cobaan yang diberikan oleh Allah
SWT sebagai ujian dalam menjalani kehidupan, sehingga keadaan sebagai gay, semestinya tidak menjadi penghalang untuk menjalankan
kehidupan beragama dan mengamalkan perbuatan baik lainnya.
2. Saran bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, kaum gay tentunya juga banyak yang berasal dari agama selain Islam, oleh karena itu coba lakukan
penelitian pada kaum gay yang beragama selain Islam. Kemudian, seperti yang kita ketahui bahwa yang termasuk homoseksual adalah
Universitas Sumatera Utara
gay dan lesbian. Oleh karena itu menurut saya juga menarik untuk dilakukan penelitian pada kaum lesbian.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D., Suroso, F.N. 1994. Psikologi Islami. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Boellstorff, Tom. 2010 . Antara agama dan hasrat : muslim yang gay di Indonesia. Jurnal
Gandrung, Vol. 1 : 91. D’Augelli, A. R. 1994. “Identity Development and Sexual Orientation: Toward
a Model of Lesbian, Gay, and Bisexual Development.” In E. J.
Trickett, R. J. Watts, and D. Birmaneds., Human
Diversity: Perspectives on People in Context. San
Francisco: Jossey-Bass. De Grave, Eduard. 2010. Praktek Homoseksual di Pondok Pesantren. Diakses
pada 23 Juni 2014, di
http:annunaki.me Dister, N.S. 1988. Psikologi Agama. Yogyakarta : Kanisius.
Doel. 2014. Berbagi dan Berbuka Puasa Bersama di Panti Asuhan. Diakses pada 3 Juni 2015, di
http:gayindonesia.net Dzulkarnain, Iskandar. 2011. Perilaku Homoseksual di Pondok Pesantren.
Thesis Mahasiswa Fakultas Sosiologi Universitas Gadjah Mada. Feldmen, R.S. 1990. Understanding Psychology, Second Edition. New York :
McGraw- Hill Publishing Company.
Hamali, Syaiful. 2013. Konflik dan keraguan individu dalam perspektif psikologi agama.
Jurnal Al-Adyan, Vol. 8 : 27.
Universitas Sumatera Utara
Kartono, K. 1989. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung : Mandar
Maju. Kendall, P.C. 1998. Abnormal Psychology Human Problems Understanding
Second Edition. Boston : Houghton Mifflin Company.
Madjid, R. 1997. Islam Kemoderenan dan Ke-Indonesiaan. Bandung : Mizan Pustaka.
Mangunwijaya, Y. B. 1986. Menumbuhkan Sikap Religiusitas Anak. Jakarta : Gramedia.
Moleong, Lexy.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya Offset. Nugroho, S. C.,Siswati, Dra. Msi, Sakti, Dra. H. M.Kes. Pengambilan
Keputusan Menjadi Homoseksual pada Laki-Laki Usia Dewasa Awal, 11.
Oetomo, D. 2001. Memberi Suara Pada Yang Bisu. Yogyakarta : Galang Press. Okdinata. 2009. Religiusitas Kaum Homoseks Studi Kasus Tentang Dinamika
Psikologis Keberagamaan Gay Muslim Di Yogyakarta. Skripsi
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Poerwandari, E.K. 2007. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.
Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi.
Universitas Sumatera Utara
Rangkuti, R.S. 2012. Homoseksual dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, Vol. 46 : 11-12.
Sabiq, Sayyid. 1981 . Fiqh al-Sunnah. Libanon : Dar Al-Fikr. Syam, Ramadon. 2009. Homoseksual di Mata Psikologi. Diakses pada 5 Juni
2014, di http:ruangpsikologi.com
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Pedoman Wawancara
I. Identitas
- Nama :
- Usia :
- Anak ke :
- Pendidikan :
II. Keadaan sebelum menyadari diri sebagai gay a. Kehidupan sehari-hari :
Jelaskan kehidupan Anda sebelum menyadari orientasi seksual sebagai Gay, yang berkaitan dengan :
Kehidupan bersama keluarga. Kehidupan dengan teman-teman di sekolah dan di luar sekolah.
b. Religiusitas