saja tidak diikuti oleh pengetahuan . Oleh karena itu, seseorang bisa saja memiliki keyakinan yang sangat kuat terhadap agamanya meski memiliki
pengetahuan yang minim tentang agamanya tersebut. 5.
Dimensi pengamalan konsekuensial, konsekuensi komitmen beragama berbeda dari keempat dimensi lainnya. Dimensi ini mengacu pada
identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan , praktek, pengalaman, dan penge
tahuan seseorang dari hari ke hari. Istilah ‘kerja’ dalam pengertian teologis digunakan di sini. Walaupun agama banyak
menggariskan bagaimana pemeluknya seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana
konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal dari agama.
2.1.3 Religiusitas dalam Islam
Menurut Ancok Suroso 1994, lima dimensi keberagamaan yang diungkapkan oleh Glock Stark, jika diterjemahkan ke dalam sudut pandang
Islam, maka hasilnya adalah sebagai berikut : a.
Dimensi keyakinan, bisa disebut juga akidah Islam menunjukkan bagaimana tingkat keyakinan seorang muslim terhadap kebenaran ajaran-
ajaran agama Islam, terutama terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatik. Di dalam agama Islam, dimensi ini berkaitan
dengan keimanan, yaitu menyangkut keyakinan tentang Allah Swt, para
Universitas Sumatera Utara
malaikat, NabiRasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar.
b. Dimensi peribadatan atau praktek agama atau syariah menunjuk pada
bagaimana tingkat kepatuhan seorang muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana yang diperintahkan oleh agama.
Dalam agama Islam, yang termasuk ke dalam dimensi ini adalah melaksanakan shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Quran, berzikir, dll.
c. Dimensi pengamalan atau akhlak, menunjukkan bagaimana tingkatan
seorang muslim dalam berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agama Islam, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya terutama
dengan manusia lain. Dalam kagama Islam, dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, berkerjasama, berderma, menyejahterakan orang lain,
menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak menipu, tidak mencuri,
mematuhi norma-norma Islam dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran Islam, dan sebagainya.
d. Dimensi pengalaman penghayatan, menunjuk pada bagimana tingkat
seorang muslim dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman religius. Dalam agama Islam, dimensi ini
terwujud dalam perasaan dekatakrab dengan Allah Swt, perasaan doa- doanya sering terkabul, perasaan tenteram bahagia karena menuhankan
Allah Swt, perasaan bertawakkal pasrah diri kepada Allah Swt, perasaan khusyuk ketika melaksanakan shalat atau berdoa, perasaan tergetar ketika
Universitas Sumatera Utara
mendengar azan atau ayat-ayat Al- Qur’an, prasaan bersyukur kepada
Allah Swt, perasaan mendapat peringatan dan pertolongan dari Allah Swt. e.
Dimensi pengetahuan atau ilmu menunjuk pada bagaimana tingkat pengetahuan dan pemahaman seorang muslim terhadap ajaran-ajaran
agamanya, terutama mengenai ajaran-ajaran pokok dari agamanya. Dalam keberislaman, ini meliputi pengetahuan tentang isi Al-Quran, pokok-
pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan rukun Islam dan rukun Iman, hukum-hukum Islam, dan sebagainya.
2.2 Gay 2.2.1 Pengertian Gay