PENUTUP Hukum adat betawi yang menggunakan roti buaya dalam seserahan pernikahan persepektif hukum islam (studi kasus di kampung pisangan kelurahan ragunan kecamatan pasar minggu kotamadya Jakarta Selatan)

Dari penjelasan di atas dapat dipahami, al- „urf atau al-„adah terdiri atas dua bentuk yaitu, al- „urf al-qauli kebiasaan dalam bentuk perkataan dan al-„urf al- fi’li kebiasaan dalam bentuk perbuatan. „Urf dalam bentuk perbuatan, misalnya, transaksi jual beli barang kebutuhan sehari-hari di pasar, tanpa mengucapkan lafal ijab dan qabul. Demikian juga membagi mahar menjadi “hantaran” dan “mas kawin”. Sedangkan contoh „urf dalam bentuk perkataan, misalnya, kalimat “engkau saya kembalikan kepada orang tuamu” dalam masyarakat Islam Indonesia, mengandung arti talak. 3 Secara etimologi, „urf berarti “yang baik”. Para Ulama ushul fiqh membedakan antara adat dengan „urf dalam membahas kedudukannya sebagai salah satu dalil untuk menetapkan hukum syara’. Adat didefinisikan dengan: ة عةقا ع غ م ك ملا ماا 4 Artinya : Sesuatu yang dikerjakan secara berulang-ulang tanpa adanya hubungan nasional. 5 Kata „urf yang dalam bahasa Indonesia sering disinonimkan dengan adat kebiasaan, namun para Ulama membahas kedua kata ini dengan panjang lebar yang kesimpulannya adalah sebagai berikut: Al- „urf adalah sesuatu yang diterima oleh tabiat dan akal sehat manusia. Demiki anlah yang dikatakan oleh Imam Al Jurjani dalam At Ta‟rifat hal: 154, kemudian beliau berk ata: “Begitu jugalah makna al-„adah.” 3 Abd Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, Jakarta: Amzah, 2011, cet. 2, h. 209. 4 Ibnu Amir Hajj, at-Taqrir wa at-Tahbir, Beirut: Dar al-kutub al-Ilmiyah, 1983 M, cet. 3, h. 282. 5 Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam Sistem Hukum Islam, Jakarta: Elsas, 2008, cet. 1, h. 209. Meskipun arti kedua kata ini agak berbeda namun kalau kita lihat dengan jeli maka sebenarnya keduanya adalah dua kalimat yang apabila bergabung maka artinya berbeda namun apabila berpisah maka artinya sama, mirip dengan kata Islam dengan iman. 6 Definisi ini menunjukan bahwa apabila suatu perbuatan dilakukan secara berulang-ulang menurut hukum akal, tidak dinamakan adat. Definisi ini juga menunjukan bahwa adat itu mencakup persoalan yang amat luas, yang menyangkut permasalahan pribadi, seperti kebiasaan seseorang dalam tidur, makan, dan mengkonsumsi jenis makanan tertentu, atau permasalahan yang menyangkut orang banyak, yaitu sesuatu yang berkaitan dengan hasil pemikiran yang baik dan yang buruk. Adat juga bisa muncul dari sebab alami, seperti cepatnya seorang anak menjadi baligh di daerah tropis atau cepatnya tanaman berbuah di daerah tropis, dan untuk daerah dingin terjadi kelambatan seseotang menjadi baligh dan kelambatan tanaman berbuah. Di samping itu, adat juga bisa muncul dari hawa nafsu dan kerusakan akhlak, seperti korupsi, sebagaimana adat juga bisa muncul dari kasus-kasus tertentu, seperti perubahan budaya suatu daerah disebabkan pengaruh budaya asing. Adapun menurut Ulama Ushul Fikih, „urf adalah: عف ا ق ف ق مج ةداع 7 Artinya : Kebiasaan mayoritas kaum, baik dalam perkataan maupun perbuatan. 6 Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf, Kaedah-Kaedah Praktis Memahami FIqih Islami, Pustaka Al Furqon, 2009, cet. 1, h. 104. 7 Muhammad Mushthafa al-Zuhaili, al- Qawa’id al-Fiqhiyah wa tathbiqatuha fii al- Mazahib al- arba’ah, Damaskus: Dar al-Fikr, 2006, juz 1, h. 314.