Teknik Pengolahan Metode Penelitian dan Tekhnik Penulisan

Judul: Dispensasi Nikah dibawah umur Studi Kasus di Pengadilan Agama Tangerang 2009- 2010. mengenai prosedur pengajuan dispensasi perkawinan di Pengadilan Agama Tangerang dan pertimbangan para hakim dalam memberikan penetepan dispensasi kawin. mengedepankan pihak- pihak yang menjadi legal standing dalam pengajuan dispensasi kawin. Bukan mengenai faktor pertimbangan para hakim dalam penetapan dispensasi kawin. 3. Artikel Academia.edu, H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH Judul: Pelaksanaan Undang Undang Perkawinan: Studi Tentang Perkawinan Di bawah Umur dan Perkawinan Tidak Tercatat di Malang Jawa Timur. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah deskripsi mengenai fenomena dua perkawinan, yaitu: perkawinan dini dan perkawinan sirri di wilayah kabupaten Malang, Jawa Timur. Beliau memfokuskan Perbedaan penulis terdahulu adalah penulis lebih membahas kepada pelaksanaan proses pengajuan dispensasi perkawinan dibawah umur, dan tidak menggunakan analisis SWOT. pada pencarian data tentang eksistensi, faktor-faktor penyebab, dampak dan pemaknaan bagi pasangan, respon masyarakat, ulama dan pemerintah serta upaya-upaya yang telah dilakukan dalam menanggulaninya. Dan pembahasan hasil penelitian melalui analisis SWOT dari persepektif teori tiga elemen sistem hukum three elemen law system. 4. Portal Berita, Tribun News, Permasalahan yang di angkat dalam berita Sedangkan penulis tidak terlalu mendetail Permohonan dispensasi kawin dibawah umur kian meningkat di Jogjakarta. ini adalah: faktor- faktor kenakalan remaja yang menyuburkan angka perkawinan dibawah umur di Jogjakarta. terhadap faktor-faktor yang menyuburkan angka perkawinan dibawah umur, melainkan hanya garis besar saja.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah penjelasan tentang bagian-bagian yang akan ditulis di dalam penelitian secara sistematis. Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 lima bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini sistematika penulisannya: Bab Pertama , pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah , identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan. Bab Kedua, pada bab ini membahas tentang pengertian perkawinan, hukum perkawinan, syarat dan rukun perkawinan, tujuan perkawinan. Bab Ketiga, mengenai pengertian dispensasi kawin, landasan hukum dispensasi nikah, batas usia minimal kawin menurut hukum Islam dan hukum positif dan faktor penyebab terjadinya perkawinan dibawah umur. Bab Keempat, bab ini akan menjelaskan tentang dualisme legalitas pemohon dalam dispensasi perkawinan, studi kasus dispensasi perkawinan pemohon di Banjarnegara dan Pacitan, pertimbangan hukum hakim terhadap dispensasi perkawinan pemohon dibawah umur dan analisis penulis. Bab Kelima, kesimpulan dari seluruh pembahasan untuk kemudian penulis memberikan saran-saran yang konstruktif. 24

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERKAWINAN

A. Pengertian Perkawinan

Perkawinan menurut istilah fiqih diambil dari kata „nikah’ atau „zawaj’ yang berasal dari bahasa Arab, dilihat secara makna etimologi bahasa berarti „berkumpul dan mendidih’, atau dengan ungkapan lain bermakna „aqad dan setubuh’ yang secara syara’ berarti aqad pernikahan 1 . Al-Nikah mempunyai arti al- Wath’I, al-Dhommu, al- Tadakhul, al- Jam’u atau ibarat ‘an al-wath wa al aqd yang berarti bersetubuh, hubungan badan, berkumpul, jima’ dan akad 2 . Secara terminologi perkawinan nikah yaitu akad yang membolehkan terjadinya istimta’ persetubuhan dengan seorang wanita, selama seorang wanita tersebut bukan dengan seorang wanita yang diharamkan baik dengan sebab keturunan atau seperti sebab susuan 3 . Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah. Sunnah Allah SWT yang menentukan bahwa setiap makhluk-Nya yang ada dibumi ini hidup berpasang- pasangan. 1 Ahmad Sudirman Abbas, Pengantar Pernikahan: Analisa Perbandingan Antar Mazhab, PT. Prima Heza Lestari, 2006, h. 1 2 Mardani, Hukum Perkawinan Islam di Duni Islam Modern, h. 4 3 Ibid Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. al-Dzariyat: 49: اَنْقَلَخ ٍءْيَش ّلُك ْنِمَو َنوُرّكَذَت ْمُكّلَعَل َِْْجْوَز Artinya: “ Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah ”. Dalam memaknai hakekat nikah ada ulama yang menyatakan bahwa pengertian hakiki dari nikah adalah bersenggama wat h’i, sedangkan pengertian nikah sebagai akad merupakan pengertian yang majazy. Sementara Imam Syafi’i berpendapat bahwa pengertian hakiki dari nikah adalah akad, sedangkan pengertian nikah dalam arti bersenggama wath’i merupakan pengertian yang bersifat majazy 4 . Menurut ulama Hanafiah, “Nikah adalah akad yang memberikan faedah mengakibatkan kepemilikan untuk bersenang-senang secara sadar sengaja bagi seorang pria dengan seorang wanita, terutama guna mendapatkan kenikmatan biologis”. Sedangkan menurut mazhab Maliki. Nikah adalah sebuah ungkapan sebutan atau title bagi suatu akad yang dilaksanakan dan dimaksudkan untuk meraih kenikmatan seksual semata- mata”. Oleh mazhab Syafi’i, nikah dirumuskan dengan “Akad yang menjamin kepemilikan untuk bersetubuh dengan menggunakan redaksi lafal “inkah atau tazwij; atau turunan makna dari keduanya.” Sedangkan ulama Hanabilah mendefinisikan nikah tangan “Akad yang dilakukan dengan menggunakan kata inkah atau tazwij guna mendapatkan kesenangan berse nang.” 5 4 Asrorun Niam Soleh, Fatwa-fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga, Jakarta: elSAS, 2008, h. 3 5 Mardani, h. 4