Dampak Kekurangan dan Kelebihan Serat Makanan Asupan Serat yang Dianjurkan

2.3.3 Dampak Kekurangan dan Kelebihan Serat Makanan

Dampak kekurangan serat seperti tekstur dan struktur tinja menjadi keras, padat, dan berbutiran kecil-kecil, susah buang air besar atau konstipasi, mudah terinfeksi, meningkatkan gerak peristaltik usus secara berlebihan dan mendatangkan beragam jenis penyakit mematikan seperti kanker kolon, penyakit gula darah, infeksi difertikula, jantung koroner, stroke, tekanan darah tinggi dan penyempitan pembuluh darah Lubis, 2009 Dampak yang terjadi akibat kelebihan serat makanan seperti dehidrasi, terjadi peningkatan jumlah gas yang dihasilkan oleh mikroorganisme berbahaya dalam usus besar, menurunkan kemampuan sel usus dalam menyerap vitamin larut lemak ADEK dan vitamin larut air, sehingga jumlah vitamin tersebut di dalam tubuh berkurang, menghambat ketersediaan asam empedu dan beberapa enzim yang dibutuhkan dalam proses pencernaan, sehingga dapat menggangu ketersediaan lemak dan protein, menurunkan ketersediaan mineral karena serat dapat menghambat proses penyerapan Lubis, 2009 Asupan serat makanan dari sumber makanan alami tidak pernah menimbulkan kelebihan ketersediaan serat dalam tubuh. Satu-satunya penyebab ketersediaan serat yang berlebihan adalah karena konsumsi serat makanan dari suplemen Lubis, 2009.

2.3.4 Asupan Serat yang Dianjurkan

Makanan yang banyak mengandung serat diantaranya sayuran, buah-buahan, serealia dan agar-agar. Pada remaja ketidaksukaan pada sayuran dan buah-buahan menjadi faktor utama rendahnya asupan serat Brown, 2005. Menurut Kementrian bidang kesehatan columbia, konsumsi serat yang harus dikonsumsi setiap hari untuk Universitas Sumatera Utara umur 14-18 tahun yaitu 38 gr untuk laki-laki dan 26 gr untuk perempuan Yuliarti, 2008. Jumlah asupan serat makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi masyarakat indonesia sekitar 25-30 gram setiap hari. Kebutuhan serat makanan berbeda pada jenjang usia yang berbeda. Asupan serat makanan pada bayi, anak-anak, usia remaja, usia dewasa dan lanjut usia tidak sama karena penyebab yang melatar belakangi memang berbeda Lubis, 2009. Angka kecukupan serat pada remaja usia 13-15 tahun yaitu 35 gr untuk laki-laki dan 30 gr untuk perempuan, sedangkan pada remaja usia 16-18 tahun yaitu 37 gr untuk laki-laki dan 30 gr untuk perempuan Hardinsyah dan Tambunan, 2004.

2.4 Status Gizi Remaja