2.5 Pola Makan dan Status Gizi Remaja
Pola makan remaja di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri remaja tersebut
berupa emosikejiwaan yang memiliki sifat kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja seperti ketersediaan makanan yang ada
disekitarnya dan kondisi sosial eknomi yang mempengaruhi tingkat daya beli manusia terhadap makanan.
Status gizi pada anak remaja disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dan energi yang digunakan sehingga mengakibatkan pertambahan berat
badan. Selain itu faktor yang mempengaruhi status gizi remaja yaitu faktor lingkungan, aktivitas fisik, pola makan, umur, jenis kelamin dan tingkat sosial
ekonomi yang akan berdampak pada status gizi remaja. Status gizi lebih yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia. Sedangkan status
gizi lebih itu sendiri merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, diabetes melitus dan beberapa jenis kanker Arisman, 2002.
Faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap perubahan pola makan remaja ialah semakin banyaknya jenis makanan baru yang berada disekitarnya, hal tersebut
mendorong mereka untuk mencoba makanan baru tersebut, mengingat masa remaja adalah masa yang paling muda terpengaruh oleh perubahan-perubahan terutama
dalam hal konsumsi makanan . Pola makan remaja sekarang ini adalah makanan
tinggi kalori dan sedikit mengandung serat. Pola makan tersebut dapat mempengaruhi status gizi remaja.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Metode Penilaian Konsumsi Makanan
Metode untuk mengukur konsumsi makanan untuk perorangan dibagi dua yaitu kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif biasanya mengetahui frekuensi
makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan, sedangkan metode kuantitatif biasanya untuk mengetahui
jumlah makan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM. Metode kualitatif terdiri
dari metode frekuensi makanan food frequency, dietary history, metode telepon dan metode pendaftaran makanan food list, sedangkan metode kuantitatif terdiri dari
metode recall 24 jam, perkiraan makanan estimated food records, penimbangan makanan food weighing, metode food account, metode inventaris inventory
method, dan pencatatan household food record Supariasa, 2002. Metode penilaian konsumsi makanan yang digunakan peneliti adalah metode recall 24 jam
dan metode frekuensi makanan food frequency. Metode tersebut bertujuan untuk mengukur jumlah makanan yang dikonsumsi perorangan selama satu hari 24 jam
Gibson, 2005. Penilaian konsumsi makanan merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian status gizi perorangan atau kelompok.
2.6.1 Metode recall 24 jam
Dalam metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencacat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi selama 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai sejak
responden bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya atau saat dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke belakang sampain 24 jam
penuh. Jumlah makanan yang dikonsumsi biasanya diestimasikan dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan ukuran rumah tangga seperti sendok, gelas, piring atau sendok teh. Pengukuran ini biasanyan digunakan berulang kali untuk melihat gambaran konsumsi
makanan individu. Jika hanya dilakukan 1x24 jam makan data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu,
recall 24 jam sebiknya dilakukan 2x24 jam untuk mendapatkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal Supariasa, 2002
2.6.2 Metode Frekuensi Makanan food frequency
Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperi
hari, minggu atau bulan Supariasa, 2002 Metode frekuensi makanan dapat menggambarkan pola konsumsi bahan
makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan rangking tingkat konsumsi zat gizi Supariasa,
2002.
2.7 Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep
Pola Makan : -
Frekuensi makan -
Jumlah makanan -
Jenis Bahan Makanan
Kecukupan Gizi
Status Gizi Remaja
Asupan serat
Universitas Sumatera Utara
Pola makan remaja yang terdiri dari frekuensi makan, jumlah makanan, jenis bahan makanan serta asupan serat yang dikonsumsi akan berpengaruh terhadap
kecukupan gizi yang berdampak pada status gizi remaja.
2.8 Hipotesis