Aspek Pengukuran METODE PENELITIAN

3.7 Defenisi Operasional

1. Status gizi adalah hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh dan penggunaanya. 2. Pola makan adalah berbagai informasi yang memberi gambaran mengenai jumlah, dan jenis bahan makanan yang dimakan dan frekuensi makan. 3. Jenis makanan adalah macam makanan yang dikonsumsi dalam satu hari mencakup makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah dan susu . 4. Jumlah makanan adalah banyaknya asupan makanan energi dan protein yang dikonsumsi siswai dalam sehari. 5. Frekuensi makan adalah seberapa sering siswa mengkonsumsi jenis makanan tertentu dalam satu hari atau satu minggu: 1 x sehari, 1 x sehari, 4-6 x seminggu, 1-3 x seminggu atau tidak pernah sama sekali. 6. Kecukupan energi adalah jumlah asupan energi yang dikonsumsi siswai dalam sehari kemudian dibandingkan dengan kecukupan energi berdasarkan AKG. 7. Kecukupan protein adalah jumlah nilai persentase asupan protein yang dikonsumsi siswai dalam sehari kemudian dibandingkan dengan kecukupan energi berdasarkan AKG. 8. Kecukupan asupan serat adalah jumlah serat buah dan sayur yang dikonsumsi oleh siswai dalam sehari atau satu minggu kemudian dibandingkan dengan kecukupan serat yang dianjurkan.

3.8 Aspek Pengukuran

Universitas Sumatera Utara 1. Data status gizi dapat dikategorikan menjadi : Kemenkes RI, 2010 - Jika Z-score -3 : Sangat Kurus - Jika - 3 ≤ Z-score -2 : Kurus - Jika - 2 ≤ Z-score +1 : Normal - Jika +1 ≤ Z-score +2 : Gemuk - Jika Z- score ≥ +2 : Obesitas 2. Pola makan frekuensi, jenis dan jumlah dikategorikan menggunakan skala ordinal : a. Frekuensi makan Frekuensi makanan diperoleh melalui wawancara kepada siswai menggunakan food frequency selanjutnya dikategorikan menjadi : 1. 1 kali sehari 2. 1 kali sehari 3. 4-6 kali seminggu 4. 1-3 kali seminggu 5. Tidak pernah b. Jenis makanan Jenis makanan diperoleh melalui wawancara kepada siswai menggunakan food recall 2x24 jam. Selanjutnya jenis makanan dikategorikan menjadi: 1. Baik : ≥ 4 jenis makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah- buahan dan susu 2. Sedang : 3 jenis makanan pokok, lauk pauk, sayuranbuah- buahan Universitas Sumatera Utara 3. Tidak baik : 3 jenis makanan pokok dan lauk pauk sayuran buah-buahan susu c. Jumlah makanan Jumlah makanan diukur menggunakan Metode Food Recall 24 jam selama dua hari yaitu hari biasa dan hari minggu. Jumlah makanan dinyatakan dalam satuan Ukuran Rumah Tangga URT seperti : piring, sendok, mangkok selanjutnya dikonversikan ke dalam satuan gram menggunakan bantuan food model kemudian kandungan energi dan proteinnya dihitung berdasarkan Daftar Bahan Makanan Penukar atau daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan. Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi rata-rata yang dianjurkan berdasarkan golongan umur, selanjutnya tingkat kecukupan gizi dihitung menggunakan rumus Supariasa, 2001 : Keterangan : TK : Tingkat Kecukupan K : Konsumsi KC : Kecukupan yang dianjurkan Hasil analisis bahan makanan akan dihitung rata-rata konsumsi energi dan proteinnya, kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan energi dan protein. Tingkat energi dan protein dapat digolongkan atas Supariasa, 2001 : - Baik : Bila ≥ 100 AKG - Sedang : Bila 80,01-99,99 AKG Universitas Sumatera Utara - Kurang : Bila 70-80 AKG - Defisit : Bila 70 AKG 3. Asupan serat Data asupan serat diperoleh menggunakan Metode Food Recall 24 Jam, kemudian dikonversikan menggunakan Nutri Survey 2007. Selanjutnya dikategorikan menjadi Hardinsyah dan Tambunan, 2004: - Rendah : Bila tingkat kecukupan 10 gr1000kkal - Normal : Bila tingk at kecukupan ≥ 10 gr 1000kkal

3.9 Analisis Data