44
dalam besar Professional Fee yang dicantumkan dalam laporan keuangan akan mngandung besar Audit Fee. Jadi, Secara langsung
Audit Fee dapat digambarkan oleh Professional Fee, karena Audit Fee merupakan salah satu bagian dari Professional Fee.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang datanya diambil dari website resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu www.idx.co.id
. Adapun data yang diambil adalah laporan tahunan annual report dari tahun 2012-2013. Waktu yang digunakan penulis untuk
melakukan penelitian ini yaitu mulai dilaksanakan pada Februari 2015.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan
batasan dalam penyelesaian masalah.
3.4.1 Variabel Dependen
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel Dependen adalah Professional Fee yang mana menggambarkan keadaan besarnya Audit Fee. Menurut IAPI
2008, Fee Audit adalah imbal jasa atas waktu yang telah dipergunakan auditor dalam melaksankan tugasnya dan biaya-biaya yang diperlukan auditor terkait
dengan jasa yang diberikan.
45
Data Professional fee dapat diporeleh dari laporan tahunan perusahaan annual report seluruh perusahaan yang tercatat di BEI. Dalam penelitian ini yang
digunakan adalah laporan tahunan periode 2012-2013. Pengungkapan Audit fee di Indonesia masih bersifat Voluntary Disclosure, oleh karean itu Audit Fee dapat
dilihat dari Professional Fee yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Karena itu yang digunakan adalah Professional Fee.
Variabel Professional Fee menggunakan logaritma natural. Penggunaan logaritma natural dimaksudkan untuk memperkecil perbedaan angka yang terlalu
jauh dari data yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Variabel ini akan disimbolkan dengan PFEE dalam persamaan.
3.4.2 Variabel Independen 3.4.2.1 Pengadopsian ISA
Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI telah memutuskan untuk mengadopsi secara penuh International Standards on Auditing ISA untuk
menggantikan Standar Profesional Akuntan Publik SPAP, yang mana penggunaan standar ini dimulai pada tanggal 1 Januari 2013 untuk setiap laporan
keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik. Tuanakotta, dalam bukunya yang berjudul Audit Berbasis ISA
Intrnational Standards on Auditing 2013 menyatakan bahwa Dengan adanya pengadopsian ISA yang dilakukan oleh Indonesia, tentunya akan terjadi
peningkatan biaya. Ada dua jenis klasifikasi biaya dalam pengadopsian ISA, yaitu
46
biaya berulang-ulang terjadi setiap tahunnya recurring cost dan biaya yang hanya akan terjadi sekali one-off costs, yaitu pada saat mulai pengadopsian ISA.
Variabel pengadopsian ISA diukur dengan menggunakan Variabel dummy. Dimana 1 untuk laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan
pengadopsian Standar ISA periode 2013 dan 0 untuk laporan keuangan yang telah diaudit sebelum pengadopsian Standar ISA. Selanjutnya Pengadopsian ISA
disimbolkan sebagai ADISA.
3.4.2.2 Ukuran Klien Audit
Variabel indikator untuk mewakili faktor ukuran perusahaan adalah total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan Hay et al., 2008 dalam Widiasari, 2009.
Total asset terdiri atas asset lancar, asset tidak lancar, asset tidak berwujud dan asset lainnya. Semakin besar total asset yang dimiliki, berarti perusahaan mampu
menutupi kewajibannya. Variabel Ukuran Klien Audit diukur dengan menggunakan logaritma
natural dari total asset. Selanjutnya variabel ini akan disimbolkan dengan LNTA.
3.4.2.3 Kompleksitas Audit
Anak perusahaan mewakili kompleksitas jasa audit yang diberikan oleh auditor eksternal. Semakin banyak jumlah anak perusahaan yang dimiliki sebuah
perusahaan maka akan semakin rumit transaksi yang dimiliki klien Kantor Akuntan Publik Hay et al. 2008 dalam Widiasari, 2009.
47
Kompleksitas perusahaan diukur dengan menggunakan jumlah anak perusahaan yang dimiliki baik yang berada di dalam negeri maupun yang berada
di luar negeri. Kompleksitas Klien ini kemudian akan disimbolkan dengan SUBSDR.
3.4.2.4 Risiko Litigasi
Risiko litigasi adalah risiko yang melekat pada perusahaan dan memungkinkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan yang merasa dirugikan. Audit fee akan lebih tinggi jika auditor menagani klien yang memiliki risiko litigasi yang tinggi. Hal ini disebabkan
karena, apabila klien memiliki risiko litigasi yang tinggi maka auditor akan lebih berhati-hati dan berusaha mengatasi risiko litigasi tersebut dengan upaya audit
yang lebih ekstra. Upaya audit ekstra perlu dilakukan untuk meminimalisasi ancaman risiko litigasi oleh pihak yang berkepentingan. Biaya audit untuk
menanggung besarnya risiko litigasi yang ditanggung oleh auditor tercermin dalam Audit Fee yang diberikan De George et al, 2013.
Risiko litigasi dapat diukur dengan menggunakan berbagai indikator keuangan yang menjadi determinan kemungkinan terjadinya litigasi. Johnson et
al. 2001 melakukan estimasi seluruh variabel yang mempengaruhi risiko litigasi dengan memakai model regresi probit. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan
ada tiga variabel yang mempunyai koefisien positif dan signifikan, yaitu: volatilitas, financing, dan leverage.
48
Salah satu cara pengukuran variabel risiko litigasi adalah menggunakan proksi Financing. Proksi Financing dapat diukur dengan menggunakan rasio
leverage LEV. Selanjutnya risiko litigasi akan disimbolkan dengan LEV. Adapun Leverage adalah
Total Hutang Total aktiva
3.4.2.5 Profitabilitas Klien
Profitabilitas terkait dengan efisiensi penggnaan asset dan sumber daya lain oleh perusahaan dalam operasinya. Variabel Profitabilitas diukur dengan
menggunakan Tingkat Pengembalian atas Aktiva, ROA Return on Asset. Yang selanjutnya akan disimbolkan dengan ROA. Rumus untuk menghitung ROA
adalah
3.4.2.6 Ukuran KAP
Kantor Akuntan Publik di Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu KAP Big Four dan KAP Non Big Four. Yang dimaksudkan dengan KAP Big Four adalah
merupakan Kantor akuntan Publik international yang berafiliasi dengan kantor Akuntan Publik lokal.
Kantor Akuntan Publik yang termasuk Big Four adalah 1. Kantor Akuntan Publik KAP Tanudiredja, Wibisana Rekan
berafiliasi dengan PriceWaterhouse Cooper PwC.
ROA = Laba Bersih total aset
49
2. Kantor Akuntan Publik Purwanto, Suherman Surja PSS berafiliasi dengan Ernst Young EY.
3. Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio Eny dan berlokasi di 2 tempat, yaitu Jakarta dan Surabaya. KAP ini berafiliasi dengan
Deloitte Touche Tohmatsu DTT. 4. Kantor Akuntan Publik Siddharta Widjaja Berafiliasi dengan
Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG. Variabel Jenis KAP diukur dengan menggunakan variabel dummy, yang
mana 1 untuk KAP Big Four dan 0 untuk KAP lainnya. Selanjutnya Jenis KAP akan disimbolkan sebagai BIGF.
Tabel 3.1 Operasional Variabel
No Variabel
Definisi Formula
Variabel Independen 1
Pngadopsian ISA ADISA
Pergantian Standard auditing di Indonesia
menjadi ISA dimulai 1 Januari 2013
Dummy Dimana:
Skor 1 diberikan untuk laporan keuangan yang telah
menggunakan ISA sebagai Standar Audit
Skor 0 diberikan untuk laporan keuangan yang
belum menggunakan ISA sebagai Standar Audit
2 Ukuran Klien
Audit LNTA Ukuran perusahaan
adalah besar kecilnya perusahaan berdasarkan
total aset yang dimilikinya
Logaritma Natural Total Asset
3 Kompleksitas
Audit SBSDR Kompleksitas
perusahaan diukur dengan menggunakan
jumlah anak perusahaan yang dimiliki baik yang
Total Jumlah Anak Perusahaan
50
berada di dalam negeri maupun yang berada di
luar negeri
4
Risiko Litigasi LEV
Risiko litigasi adalah risiko yang melekat
pada perusahaan dan memungkinkan
terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan yang
merasa dirugikan
Total Hutang Total aktiva
5 Profitabilitas
Perusahaan ROA
Profitabilitas terkait dengan efisiensi
penggnaan asset dan sumber daya lain oleh
perusahaan dalam operasinya.
Laba Bersih Total Aktiva
6
Jenis KAP BIGF
Jenis KAP di Indonesia terdiri dari dua jenis,
yaitu KAP Big Four dan KAP Non Big Four
Dummy Dimana:
Skor 1 diberikan pada Perusahaan yang di audit
oleh KAP Big Four Skor 0 diberikan pada
perusahaan yang di audit oleh KAP non Big Four
Variabel Dependen 7
Professional Fee PFEE
Professional Fee dapat dinyatakan sebagai
imbal jasa yang diberikan kepada tenaga
ahli atau suatu profesi untuk jasa yang telah
dilakukannya. Logaritma Natural
Professional Fee
3.5 Populasi dan Sampel penelitian
Populasi adalah sekolompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian ataupun bnda yang mempunyai karakteristik tertentu yang berada
dalam satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah
51
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 134 Perusahaan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling. Metode Puposive sampling dipilih dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Adapun kriteria untuk sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan beserta dengan
laporan tahunan yang telah di audit oleh Auditor Independen 2. Laporan tahunan perusahaan mencantumkan besar Professional fee
3. Laporan tahunan perusahaan mencantumkan informasi lain yang terkait dengan variabel-variabel lain yang dibutuhkan dalam
penelitian ini 4. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
pengamatan yaitu 2012-2013, dan tidak mengalami delisting selama periode tersebut.
Setelah disesuaikan dengan kriteria yang ada dapat ditentukan jumlah sampel yang diambil dari 134 perusahaan adalah sebanyak 48 perusahaan, yang
mana perusahaan tersebut memenuhi kriteria yang telah dibuat
3.6 Jenis data dan Sumber data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yang diperolehh berupa annual report laporan tahunan perusahaan manufaktur yang
52
berasal dari Bursa Efek Indonesia BEI. Pengambilan data sekunder yang berupa Annual report ini dipilah karena mudah didapat dan laporan keuangan yang
terdapat di BEI telah diaudit oleh akuntan publik.
3.7 Metode Pengumpulan data
Data dikumpulkan dengan mempelajari dan menganalisis data sekunder yang berupa annual report laporan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan
publik yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia BEI di www.idx.co.id
.
3.8 Teknik Analisis 3.8.1 Statistik Deskriptif
Dalam melakukan analisis data pada penelitian ini digunakan metode deskriptif kuantitatif. Yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan
menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Analisis ini digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian yaitu Professional
Fee, Pengadopsian ISA, Ukuran Klien Audit, Kompleksitas Audit, Risiko Litigasi, Profitabilitas Klien dan Jenis KAP.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan pengujian analisis regresi, maka yang harus kita lakukan sebelumnya adalah uji asumsi klasik. Tujuan dari
uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE Best, Linear, Unbiased, Estimator yang mana maksudnya adalah nilai
estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias, maka
53
data-data yang digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan di uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.8.2.1 Uji Normalitas Data
Tujuan dari Uji normalitas data adalah untuk menguji apakah dalam model data regresi antara variabel dpenden dengan variabel independen
mempunyai distribusi normal atau tidak. Alisis untuk menguji normalitas data dapat dilakukan dengan analisis statistik dan analisis grafik. Untuk mendeteksi
apakah suatu variabel terdistribusi normal atau tidak yaitu degan uji Kolmogorov- smirnov. Uji Kolmogorov Smirnov dilakukan dengan melihat angka
probabilitasnya dengan ketenruan Ghozali,2011 : 1.
Nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05 maka distribusi dikatakan tidak normal
2. Nilai signifikan atau nilai probabilitas 0,05 maka distribusi
dikatakan normal. Selain uji Kolmogorov-smirnov. dilakukan pula uji dengan
memperhatikam penyebaran data titik pada Normal P-Plot Regression Standardized Residual dari variabel depeden, dimana :
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan megkuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, mka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
54
3.8.2.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi
kolerasi siantara variabel independen Ghozali, 2011. Untuk medeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai
�
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen 2.
Analisis matrik kolerasi antar variabel independen yang tinggi diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolonieritas 3.
Analisis nilai tolerance dan variance inflation factor IVF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen mana yang
dijelaskan oleh variabel independen lainya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai VIF dapat dirumuskam
sebagai berikut: VIF =
1 ���������
Nilai cutoff yang digunakan dan dipakai untuk menandai adanya faktor- faktor multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF
10. Model regresi yang baik tidak terdapat masalah multikolonieritas atau adanya hubungan korelasi diantara variabel-variabel independennya.
55
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas adalah terjadinya varians yang tidak sama untuk variabel independen yang berbeda. Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah data yang tidak mengandung
situasi Heteroskedastisitas, karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran Ghozali, 2011. Heterokedastisitas dapat terdeteksi dengan
melihat plot antara nilai taksiran dengan residual. Untuk melihat
heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot. Yang mendasari dalam pengambilan keputusan ini adalah:
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk satu pola yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit
maka akan terjadi masalah heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik yang menyebar
diatas dan dibawah angka nol pada sumbu-sumbu maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji heterokedastisitas dapat diperkuat dengan menggunakan uji glejser. Uji Glejser adalah meregresikan antara variabel bebas dengan variabel residual
absolute, dimana apabila nilai p 0,05 maka variabel bersangkutan dinyatakan bebas heteroskedastisitas.
56
3.8.2.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu antara periode t dengan
kesalahan pegganggu pada periode t-1 atau sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autorelasi. Autokorelasi muncul disebabkan adanya
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual kesalahan penganggu tidak bebas dari satu observasi ke
observasi yang lainnya. Pendekatan ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan uji Durbin-
Watson DW test. Pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Autokolerasi
Hipotesis nol Jika
Keputusan Tidak ada autokorelasi positif
0 d dl Tolak
Tidak ada autokorelasi positif dl
≤ d ≤ du No decision
Tidak ada autokorelasi negative 4 – dl d 4
Tolak Tidak ada autokorelasi negative
4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
No decision Tidak ada autokorelasi ,positif atau
negative du d 4 - du
Tidak ditolak
3.9 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi Berganda Multiple Regression dengan alasan bahwa variabel independennya
lebih dari satu. Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara
57
Professional Fee dengan variabel-variabel independen Ghozali, 2009. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
PFEE = b0 + b1 ADISA + b2 LNTA + b3 SUBSDR + b4
LEV + b5 ROA + b6 BIGF + e Dimana:
PFEE = Logaritma Natural Professional Fee
ADISA = Pengadopsian ISA
LNTA = Logaritma Natural total asset
SUBSDR = Jumlah anak perusahaan
LEV = Leverage
ROA = Return of Asset
BIGF = Auditor Big Four
Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen dengan tingkatProfessional Fee maka dilakukan pengujian-pengujian
hipotesis penelitian terhadap variabel-variabel dengan pengujian dibawah ini : a.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi merupakan ikhtisar yang menyatakan seberapa baik
garis regresi sampel mencocokkan data. Koefisien determinasi untuk mengukur proporsi variasi dalam variabel dependen yang dijelaskan oleh regresi. Nilai
�
2
berkisar antara 0 sampai 1, apabila �
2
=0 berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, sedangkan jika
�
2
=1 berarti suatu
58
hubungan yang sempurna. Untuk regresi dengan variabel bebas lebih dari 2 maka digunakan adjusted
�
2
sebagai koefisien determinasi. b.
Uji F Uji ini dilakukan utuk menguji apakah variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen memiliki pengaruh secara bersama-sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 α = 5. Penolakan
atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1.
Jika nilai sigifikansi kurang dari satu atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara bersama-sama variabel
ADISA, LNTASSET, SUBSDR, LEV, ROA, BIGF berpengaruh terhadap Professional Fee.
2. Jika nilai sigifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang
berarti secara bersama-sama variabel ADISA, LNTASSET, SUBSDR, LEV, ROA, BIGF tidak berpengaruh terhadap
Professional Fee. c.
Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel
independen secara individu partial dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05
α= 5. Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
59
1. Jika nilai sigifikansi kurang dari satu atau sama dengan 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti secara partial variabel ukuran
ADISA, LNTASSET, SUBSDR, LEV, ROA, BIGF berpengaruh terhadap Professional Fee.
2. Jika nilai sigifikansi lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak yang
berarti secara partial variabel ADISA, LNTASSET, SUBSDR, LEV, ROA, BIGF tidak berpengaruh terhadap Professional Fee.
60
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Pada perhitungan, data berupa angka kemudian dianlisis menggunakan aplikasi spss 22. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2012-2013. Hasil pengolahan data berupa informasi melihat dan menganalisa hubungan dan pengaruh antara Pengadopsian
ISA, ukuran klien audit, kompleksitas audit, risiko litigasi, profitabilitas klien dan jenis KAP terhadap professional fee. Teknik analisis dalam penelitian ini
menggunakan analisis statistik. Analisis statistik merupakan analisis yang mengacu SPSS. Sampel yang
memenuhi kriteria seperti yang telah dijelaskan dalam bab 3 diperoleh sebanyak 48 perusahaan manufaktur. Adapun perusahaan yang menjadi sampel adalah
Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian
No Kode
Nama Perusahaan 1
ALDO Alkindo naratama Tbk
2 APLI
Asiaplast Industries Tbk 3
ARNA Arwana Citramulia Tbk
4 BTON
Betonjaya Manunggal Tbk 5
CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
6 CTBN
Citra Tubindo Tbk 7
EKAD Ekadharma International Tbk
8 ETWA
Eterindo Wahanatama Tbk 9
IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
10 INKP
Indah Kiat Pulp Paper Tbk 11
INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
12 IPOL
Indopoly Swakarsa Industry Tbk
61
13 JPFA
JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 14
JPRS Jaya Parl Steel Tbk
15 MAIN
Malindo Feedmill Tbk 16
PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
17 SIPD
Sierad Produce Tbk 18
SMCB Holcim Indonesia Tbk
19 SRSN
Indo Acidatama Tbk 20
TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
21 TOTO
Surya Toto Indonesia Tbk 22
TRST Trias Sentosa Tbk
23 UNIC
Unggul Indah Cahaya Tbk 24
BATA Sepatu Bata Tbk
25 BRAM
Indo Kordsa Tbk 26
ERTX Eratex Djaja Tbk
27 IMAS
Indomobil Sukses International Tbk 28
JECC Jembo Cable Company Tbk
29 KBLI
KMI Wire and Cable Tbk 30
KBLM Kabelindo Murni Tbk
31 LPIN
Multi Prima Sejahtera Tbk 32
PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk
33 SMSM
Selamat Sempurna Tbk 34
VOKS Voksel Electric Tbk
35 AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 36
ALTO Tri Banyan Tirta Tbk
37 DLTA
Delta Djakarta Tbk 38
DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
39 KLBF
Kalbe Farma Tbk 40
MBTO Martina Berto Tbk
41 MERK
Merc Tbk 42
MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
43 MYOR
Mayora Indah Tbk 44
ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
45 SIDO
Sido Muncul Tbk 46
SKBM Sekar Bumi Tbk
47 SQBB
Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk 48
WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk
62
4.2 Statistik Deskriptif
Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya
tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan
nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation PFEE
96 18,827
25,739 21,92513
1,476667 ADISA
96 ,0
1,0 ,500
,5026 LNTA
96 25,701
32,052 28,10726
1,438453 SBSDR
96 ,0
70,0 5,917
10,6184 LEV
96 ,037
,881 ,43818
,187664 ROA
96 ,000
,885 ,13627
,137377 BIGF
96 ,0
1,0 ,417
,4956 Valid N listwise
96
Sumber : Data diolah dengan menggunakan SPSS 22
Dari Tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan beberapa hal berikut: 1. Variabel PFEE Professional Fee memiliki nilai minimum 18,827 dan nilai
maksimum 25,739 dengan rata-rata 21,92513 dan standar deviasi 1,476667 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96 data.
2. Variabel ADISA Pengadopsian ISA memiliki nilai minimum 0 dan niali maksimum 1 dengan nialai rata-rata 0,5 dan standar deviasi 0,5026 dengan
jumlah pengamatan sebanyak 96 data.
63
3. Variabel LNTA Ukuran Klien Audit memiliki nilai minimum 25,071 dan nilai maksimum 32,052, dengan nilai rata-rata 28,10726 dan standar deviasi
1,438453 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96 data. 4. Variabel SBSDR Kompleksitas Audit memiliki nilai minimum 0 dan
maksimum 70, dengan nilai rata-rata 5,917 dan standar deviasi 10,6184 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96 data.
5. Variabel LEV Risiko Litigasi memiliki nilai minimum 0,037 dan nilai maksimum 0,881, dengan nilai rata-rata 0,43818 dan standar deviasi
0,187664 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96 data. 6. Variabel ROA Profitabilitas Klien memiliki nilai minimum 0,00005 dan
niali maksimum 0,885, dengan nilai rata-rata 0,13627 dan standar deviasi 0,137377 dengan jumlah pengamatan sebanyak 96 data.
7. Variabel BIGF Jenis KAP memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1, dengan nilai rata-rata 0,417 dan standar deviasi 0,4956 dengan jumlah
pengamatan sebanyak 96 data.
4.3 Pengujian Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel independen maupun variabel dependen terdistribusi secara normal atau tidak. Pertama sekali,
data di dalam penelitian harus memenuhi asumsi kenormalan data. Data penelitian yang baik adalah data yang memenuhi asumsi kenormalan data. Untuk melihat
apakah data normal atau tidak dari grafik histogram dan normal probability plot.
64
Data yang normal akan membentuk atau mengikuti garis diagonal pada normal probability plot. Data yang normal juga akan terlihat dari grafik histogram yang
seimbang, tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Data yang tidak normal tidak akan mengikuti garis diagonal pada normal probability plot dan memiliki grafik
histogram yang tidak seimbang. Berikut ini ditampilkan grafik histogram dan normal probability plot dari variabel penelitian.
Gambar 4.1 Histogram Variabel Dependen PFEE Professional Fee - Normal
Sumber: Data Diolah menggunakan SPSS 22
65
Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi normal, akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya data hanya dilihat dari grafik histogram,
maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat normal probability plot dapat dilihat dalam gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standarized Residual – Normal
Sumber: Data Diolah menggunakan SPSS 22
66
Berdasarkan grafik profitabilitas pada gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena distribusi data residualnya
mengikuti arah garis diagonal garis normal. Peneliti membuat uji Kolmogorov-Smirnov yang membuktikan
kenormalan suatu data penelitian dengan angka. Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, suatu data dikatakan normal apabila nilai Asymp. Sig. 2-
tailed 0,05 dan apabila nilai Asymp. Sig. 2-tailed 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Berikut hasil pengujian dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.3 Uji Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
96 Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,70155010 Most Extreme Differences Absolute
,065 Positive
,065 Negative
-,055 Test Statistic
,065 Asymp. Sig. 2-tailed
,200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Diolah Menggunakan SPSS 22
Dari Tabel Kolmogorov-Smirnov di atas, nilai Asymp. Sig. 2-tailed nya sebesar 0,200 yang berarti 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
data sudah terdistribusi dengan normal
67
4.3.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas merupakan uji yang menentukan ada tidaknya hubungan linear antara variabel independen dengan variabel independen lainnya.
Model regresi yang baik tidak boleh memiliki multikolinearitas di dalamnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam data penelitian dilihat
dari nilai Variance Inflation Factor VIF. Ketentuan dalan uji ini adalah jika nilai VIF 10 maka tidak terjadi multikolinearitas, dan sebaliknya jika nilai VIF 10
maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant -1,964
1,806 -1,087 ,280
ADISA ,048
,149 ,016
,323 ,748 ,991 1,009
LNTA ,816
,067 ,795 12,204 ,000
,598 1,671 SBSDR
-,002 ,009
-,012 -,193 ,848
,622 1,607 LEV
,992 ,466
,126 2,129 ,036
,723 1,383 ROA
2,384 ,630
,222 3,783 ,000
,738 1,355 BIGF
,459 ,180
,154 2,549 ,013
,695 1,439 a. Dependent Variable: PFEE
Sumber : Data Diolah menggunakan SPSS 22
Dari Tabel 4.4 di atas, maka dapat diperoleh nilai VIF dari masing-masing variabel independen untuk variabel ADISA sebesar 1,009, untuk variabel LNTA
68
sebesar 1,671, untuk variabel SBSDR sebesar 1,607, untuk varaibel LEV sebesar 1,383, untuk variabel ROA sebesar 1,355 dan untuk Variabel BIGF sebesar 1,439.
Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi Multikolinearitas di dalam penelitian karena setiap variabel independen nilai VIF 10.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas