22
auditor. Untuk itu, auditor harus menilai risiko salah saji yang material dan menekan risiko pendeteksian Tuanakotta,2013
2.1.7 Ukuran Klien Audit
Menurut Machfoedz 1994 dalam Nugrahani 2013 disebutkan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil
perusahaan menurut berbagai cara, anatara lain adalah dengan total aktiva, log size, nilai pasar saham dan lain-lain. Sawir 2008 mengemukakan bahwa ukuran
perusahaan dinyatakan sebagai dterminan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumah alasan yag berbeda, yaitu:
1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal.
2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan.
3. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat peusahaan yang lebih besar mendapatkan laba yang lebih banyak.
Menurut Markku dan Schadewitz 2010 dalam Ulfasari 2014 disebutkan bahwa ukuran perusahaan terkait kebutuhan auditor untuk lebih banyak
menggunakan waktu, sumber daya dan upaya dalam menyiapkan, menganalisa dan menguji informasi perusahaan sebelum penerbitan opini audit. Kebutuhan
tersebut berhubungan dengan informasi mengenai jumlah aktiva dan jumlah kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila tingkat perutaran aktiva
23
semakin tinggi maka dianggap perusahaan mampu meningkatkan pendapatnnya dan akan semakin mampu menutup kewajibannya.
2.1.8 Kompleksitas Audit
Kompleksitas audit berhubungan dengan tingkat kerumitan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Kompleksitas operasi perusahaan dapat
mempengaruhi besarnya biaya audit karena pekerjaan audit yang dilakukan oleh auditor akan lebih banyak dan rumit sehingga membutuhkan waktu yang semakin
lama sehingga hal tersebut akan menyebabkan klien dibebankan dengan biaya yang lebih tinggi per jam Cameran, 2005; Firth, 1985
Selain itu, Kompleksitas audit juga dilihat berdasarkan jumlah anak perusahaan yang dimiliki oleh suatu entitas yang berada di dalam negeri maupun
yang berada di luar negeri. Perusahaan yang bersifat multinasional akan meningkatkan kompleksitas audit hal ini disebabkan oleh besarnya tata kelola
perusahaan, praktek usaha dan perbedaan dalam standar akuntansi simunic,1980; Markku and Schadewitz,2010.
Ole dan Nielsen 2010 dalam Ulfasari 2014 menyatakan bahwa kompleksitas perusahaan disebabkan oleh faktor-faktor yang telah melekat pada
perusahaan tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah 1. Jumlah anak Perusahaan,
2. Apakah perusahaan menjalankan program berbasis insentif atau tidak,
3. Jenis Industri,
24
4. Ukuran Perusahaan, 5. Jenis Perusahaan, Terbuka atau Tertutup.
2.1.9 Risiko Litigasi