International Standards on Auditing ISA

19 panduan bagi seluruh anggota Institut Akuntan Publik Indonesia yang menjalankan praktik sebagai akuntan publik dalam menentukan besar imbalan yang sesuai dan wajar atas jasa profesional yang diberikan oleh akuntan publik. Pada surat keputusan tersebut juga menyebutkan bahwa penentuan audit fee selain terkait dengan perikatan audit, sebaiknya juga mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. Kebutuhan klien; 2. Tugas dan Tanggung jawab menurut hukum; 3. Independensi; 4. Tingkat Keahliam; 5. Tanggung jawab yang melekat pada pekerjaan yang dilakukan; 6. Tingkat kompleksitas pekerjaan; 7. Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan oleh akuntan publik dan sifatnya untuk menyelaikan pekerjaan 8. Basis penetapan fee yang disepakati.

2.1.6 International Standards on Auditing ISA

Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI telah memutuskan untuk mengadopsi secara penuh International Standards on Auditing ISA untuk menggantikan Standar Profesional Akuntan Publik SPAP, yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013. Kantor Akuntan Publik di Indonesia yang mempunyai jaringan global seperti BIG 4 dan jaringan internasional lainnya tentunya melayani klien-klien 20 global dan internasional yang mana klien-klien tersebut mengadopsi standar- standar IFAC. Untuk KAP yang menangani klien lobal seperti itu tentunya sudah lebih dulu mengenal ISA. Dengan adanya pengadopsian ISA yang dilakukan oleh Indonesia, tentu akan terjadi peningkatan biaya. Peningkatan beban audit tidak selamanya tercermin dalam tembahan fee. Ada dua jenis klasifikasi biaya dalam pengadopsian ISA, yaitu biaya berulang-ulang terjadi setiap tahunnya recurring cost dan biaya yang hanya akan terjadi sekali one-off costs, yaitu pada saat mulai pengadopsia ISA Tuanakotta,2013 Dalam buku Tuanakotta yang berjudul Audit berbasis ISA disebutkan terdapat 5 hal yang berbeda secara fundamental antara ISA dan SPAP menurut Tuanakotta yaitu : 1. Penekanan pada Audit Berbasis Risiko Ciri yang paling menonjol pada audit berbasis ISA adalah penekanan pada aspek risiko. ISAs menegaskan kewajiban audtorlah untuk menilai risiko to assess risk, menanggapi risiko yang dinilai to respond to assessed risk, mengevaluasi risiko yang ditemukan detected risk, baik yang akan dikoreksi maupun tidak dikoreksi entitas. 2. Dari Rules-based ke Principles-Based Standards 21 ISA dan juga IFRS International Financial Reporting Standards merupakan standar-standar yang berbasis prinsip Principles-based Standard yang mana hal ini merupakan perubahan besar dari dari standar-standar sebelumnya yang berbasis aturan Rules-based Standard. 3. Berpaling dari model matematis ISA menekankan penggunaan professional judgement, bukan lagi menggunakan model matematis. Hal ini disebabkan karena model matematis memiliki kelemahan yang serius. Model matematis yang cenderung rumit sering memberikan kesan yang keliru. 4. Pengendalian Internal Yang ditekankan di ISA adalah kewajiban entitas dalam membangun, memelihara, dan mengimplementasikan pengendalian internal dan kewajiban auditor dalam menilai pengendalian internal dan menggunakan hasil penilaiannya serta komunikasi dengan manjemen dalam hal auditor menemukan defisiensi dalam pengendalian internal. 5. Those Charged with Governance TCWG ISA menekankan berbagai kewajiban entitas dan manajemen. Pada perkembangannya dibutuhkan orang atau lembaga dengan wewenang yang cukup dalam mengawasi entitas. Merela inilah yag disebut dngan TCGW. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ISA merupakan audit berbasis risiko. Risiko audit audit risk adalah risiko memberikan opini audit yang tidak tepat atas laporan keuangan yang disalah sajikan secara material. Tujuan dari audit adalah menekan risiko audit ini ketingkat yang rendah yang dapat diterima 22 auditor. Untuk itu, auditor harus menilai risiko salah saji yang material dan menekan risiko pendeteksian Tuanakotta,2013

2.1.7 Ukuran Klien Audit

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

PENGARUH OPINI AUDIT, UKURAN KAP, PROFITABILITAS DAN KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT Pengaruh Opini Audit, Ukuran Kap, Profitabilitas dan Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap AUDIT Reportlag Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar

1 5 12

PENGARUH MASA PERIKATAN AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, UKURAN KAP, DAN FEE AUDIT Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi Kap, Ukuran Perusahaan Klien, Ukuran Kap, Dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur ya

0 2 14

PENGARUH MASA PERIKATAN AUDIT, ROTASI KAP, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, UKURAN KAP, DAN FEE AUDIT Pengaruh Masa Perikatan Audit, Rotasi Kap, Ukuran Perusahaan Klien, Ukuran Kap, Dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur ya

0 2 16

Pengaruh Pengadopsian Isa, Ukuran Klien Audit, Kompleksitas Audit, Risiko Litigasi, Profitabilitas Klien, Dan Jenis Kap Terhadap Professional Fee

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Teori Agensi - Pengaruh Pengadopsian Isa, Ukuran Klien Audit, Kompleksitas Audit, Risiko Litigasi, Profitabilitas Klien, Dan Jenis Kap Terhadap Professional Fee

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pengadopsian Isa, Ukuran Klien Audit, Kompleksitas Audit, Risiko Litigasi, Profitabilitas Klien, Dan Jenis Kap Terhadap Professional Fee

0 0 11

SKRIPSI PENGARUH PENGADOPSIAN ISA, UKURAN KLIEN AUDIT, KOMPLEKSITAS AUDIT, RISIKO LITIGASI, PROFITABILITAS KLIEN, DAN JENIS KAP TERHADAP PROFESSIONALFEE

0 0 12

PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, UKURAN KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT ARTIKEL ILMIAH

0 0 20

PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, UKURAN KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN KLIEN TERHADAP KUALITAS AUDIT SKRIPSI

0 1 15