24
4. Ukuran Perusahaan, 5. Jenis Perusahaan, Terbuka atau Tertutup.
2.1.9 Risiko Litigasi
Risiko dapat dikategorikan menjadi dua komponen yaitu, risiko audit dan risiko litigasi. Risiko litigasi diartikan sebagai risiko yang melekat pada
perusahaan yang memungkinkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan yang merasa dirugikan
Chrisnoventie,2012. Risiko litigasi meruopakan kemungkinan timbulnya pembayaran kewajiban atau kehilangan modal reputasi terkait dengan
konsekuensi dari laporan keuangan salah saji material De George et al, 2013; Ulfasari, 2014.
Risiko litigasi merupakan risiko yang melekat pada perusahaan Alifah,2011. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan meliputi
kreditor, investor, dan regulator. Risiko litigasi diukur melalui berbagai indikator keuangan yang menjadi faktor terjadinya litigasi. Litigasi dapat timbul karena
perusahaan tidak menjalankan operasinya sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sebelumnya, hal ini apabila kita lihat dari sisi kreditor. Risiko litigasi
yang dilihat dari sisi kreditor ini dapat dilihat melalui indicator rasio ketidakmampuan perusahaan dalam membyar utang yang bersifat jangka pendek
maupun yang bersifat jangka panjang. Sementara itu, jika kita lihat dari sisi investor, litigasi dapat timbul dikarenakan pihak perusahaan menjalankan operasi
25
yang dapat berakibat pada kerugaian bagi pihak investor yang dapat dilihat dari pergerakan harga dan volume saham Chrinoventie,2012.
Sifat risiko litigasi dalam studi akuntansi terbagi menjadi 2 yaitu bersifat ex-ante dan bersifat ex-post. Studi yang bersifat Ex-ante menekankan pada
kondisi perusahaan yang memungkinkan erjadinya tuntutan litigasi. Sementara itu studi Ex-post lebih menekankan pada dampak nyata terjadinya litigasi bagi
perusahaan sehubungan dengan adanya peraturan yang menjadi penekanan karena praktik akuntansinya melanggar peraturan hukum dan peraturan yang berlaku.
Dalam Ulfasari 2014 Pengungkapan ex-post dapat menimbulkan tuduhan atas kelalaian auditor sehingga menimbulkan biaya litigasi atau kehilangan reputasi
auditor. Untuk melindungi reputasinya, auditor meningkatkan upaya audit atau penilaian risiko klien yang akan mengakibatkan kenaikan audit fee.
Frnacis et al. 1994, Johnson et al. 2001, dalam Krishnan dan Lee 2009 menyimpulkan bahwa kapitalisasi pasar, beta saham dan perputaran
volume saham secara positif berhubungan dengan profitabilitas terjadinya tuntutan hukum menjadi faktor pemicu litigasi. Dikarenakan luasnya konsekuensi
dari risiko tersebut, maka perusahaan dituntut seminimal mungkin mengurangi peluang risiko litigasi. Yaitu dengan cara meningkatkan fugsi monitoring
Adhidewanto,2013.
2.1.10 Litigasi Auditor