b. Pengertian
b.1 Eliminasi filariasis
Adalah tercapainya keadaan dimana penularan filariasis di tengah - tengah masyarakat sedemikian rendahnya sehingga penyakit ini tidak menjadi
masalah kesehatan masyarakat. b.2
Pengobatan massal filariasis Pemberian obat kepada semua penduduk di daerah endemis filariasis
dengan DEC diethylcarbamazine citrate, albendazol dan paracetamol sesuai takaran, setiap tahun minimal selama 5 tahun berturut-turut,
yang bertujuan untuk menghilangkan sumber penularan dan memutuskan mata
rantai penularan filariasis di daerah. b.3
Tatalaksana kasus filariasis Pengobatan dan perawatan penderita klinis filariasis yang bertujuan
untuk mematikan cacing filaria serta mencegah dan membatasi kecacatan.
Perawatan penderita lebih ditekankan pada perawatan mandiri dan seumur hidup.
c. Kebijakan
c.1 Eliminasi filariasis merupakan salah satu prioritas nasional program
pemberantasan penyakit menular. c.2
Melaksanakan eliminasi filariasis di Indonesia dengan menerapkan Program Eliminasi Filariasis Limfatik Global dari WHO, yaitu
Universitas Sumatera Utara
memutuskan rantai penularan filariasis serta mencegah dan membatasi kecacatan.
c.3 Satuan lokasi pelaksanaan implementation unit eliminasi filariasis adalah
kabupatenkota. c.4
Mencegah penyebaran filariasis antar kabupaten, provinsi dan negara.
2.2.2. Strategi Eliminasi Filariasis di Indonesia a. Strategi Nasional
Menurut buku Pedoman Program Eliminasi Filariasis di Indonesia tahun 2009, strategi yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka mencapai
eliminasi filariasis adalah :
a.1 Memutuskan rantai penularan filariasis melalui pengobatan massal di
daerah endemis filariasis. a.2
Mencegah dan membatasi kecacatan melalui penatalaksanaan kasus klinis filariasis.
a.3 Pengendalian vektor secara terpadu.
a.4 Memperkuat kerjasama lintas batas daerah dan negara.
a.5 Memperkuat surveilans dan mengembangkan penelitian.
b. Kegiatan Pokok
Untuk merealisasikan strategi eliminasi filariasis tersebut, maka dilaksanakanlah berbagai kegiatan yaitu :
b.1 Meningkatkan promosi
Universitas Sumatera Utara
b.1.1 Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat,
perorangan atau lembaga kemasyarakatan, agar berperan aktif dalam upaya
eliminasi filariasis antara lain : b.1.1.1
Penderita klinis filariasis bersedia memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan serta mampu merawat anggota
tubuh yang sakit. b.1.1.2
Anggota masyarakat melaksanakan pengobatan filariasis secara teratur, minimal 5 tahun berturut-turut.
b.1.1.3 Anggota masyarakat, perorangan atau berkelompok
berperan aktif dalam upaya eliminasi filariasis di daerahnya.
Masyarakat membentuk relawan filariasis di tempat
tinggalnya, baik relawan dalam perawatan
penderita klinis kronis filariasis,
pengobatan massal filariasis, maupun dalam
rangka pemantauan kinerja program filariasis di daerahnya.
b.1.1 Pengembangan pesan promosi yang mendukung peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya eliminasi filariasis yaitu :
b.1.2.1 Mengidentifikasi dan menentukan sasaran promosi.
b.1.2.2 Menentukan metode promosi yang tepat.
b.1.2.3 Merancang dan menggandakan bahan-bahan promosi
Universitas Sumatera Utara
b.2 Mengembangkan sumber daya manusia filariasis
b.2.1 Memperkuat kemampuan sumber daya manusia dalam
penyelenggaraan program eliminasi filariasis, baik melalui pendidikan, pelatihan, sosialisasi, distribusi informasi dan
penyelenggaraan seminar eliminasi filariasis. b.2.2
Prioritas pendidikan dan pelatihan tenaga profesional adalah tenaga pelaksana eliminasi filariasis, tenaga epidemiologi,
tenaga entomologi, serta tenaga mikroskopis di pusat dan di daerah.
b.3 Menyempurnakan Tata Organisasi
b.3.1 Pembentukan Task Force eliminasi filariasis atau kelompok
kerja eliminasi filariasis di pusat dan di daerah. b.3.2
Pengembangan jejaring kerja lintas program dan lintas sektor. b.3.3
Penyempurnaan pedoman pelaksanaan Program Eliminasi Filariasis.
b.3.4 Mendorong terbentuknya lembaga swadaya masyarakat
LSM peduli filariasis. b.4
Meningkatkan Kemitraan
b.4.1 Inventarisasi dan merumuskan kerjasama lembaga mitra.
b.4.2 Memprioritaskan kerjasama antara Program Eliminasi
Filariasis dengan program pemberantasan kecacingan, kusta, pengendalian vektor dan program lain yang dapat
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan efisiensi dan efektifitas Program Eliminasi Filariasis.
b.4.3 Menentukan skala prioritas kerjasama antar sektor pada
program Usaha Kesehatan Sekolah UKS terutama dalam rangka penemuan kasus dan pengobatan massal serta lembaga
mitra pemerintah, lembaga sosial kemasyarakatan, media massa dan lain sebagainya.
b.4.4 Melakukan kerjasama dengan lembaga donor nasional dan
internasional serta dunia usaha. b.5
Meningkatkan Advokasi b.5.1
Meningkatkan advokasi para penentu kebijakan untuk mendapatkan dukungan komitmen, tersusunnya peraturan
perundangan, serta terlaksananya program eliminasi filariasis dengan dukungan anggaran, sumber daya manusia,
dan sarana penunjang lainnya yang memadai serta penggerakan semua potensi yang ada di pusat dan di daerah.
b.5.2 Prioritas advokasi pada para menteri dan pimpinan lembaga
pemerintah terkait, gubernur, bupati, walikota, DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupatenkota, badan dan dinas terkait di
provinsi dan di kabupatenkota, komisi kesehatan di provinsi dan di kabupatenkota, pimpinan lembaga sosial
Universitas Sumatera Utara
kemasyarakatan, dunia usaha, media massa dan lembaga donor.
b.6 Pemberdayaan Masyarakat
b.6.1 Menumbuhkembangkan norma kemasyarakatan yang berdaya
guna dan mandiri dalam upaya eliminasi filariasis. b.6.2
Mengutamakan pemberdayaan masyarakat dalam penemuan dan perawatan penderita klinis filariasis serta pelaksanaan
pengobatan massal filariasis dengan sasaran prioritas pemberdayaan adalah penderita dan keluarganya, tokoh
masyarakat, guru, tenaga kesehatan, penyandang dana lokal dan masyarakat luas.
b.7 Memperluas Jangkauan Program
b.7.1 Melaksanakan tahapan kegiatan eliminasi filariasis agar
tercapai tujuan eliminasi filariasis tahun 2020. b.7.2
Memperluas jangkauan program eliminasi filariasis dengan pendekatan kepulauan, pendekatan lintas batas administrasi
pemerintahan dan pendekatan kawasan edipemiologi filariasis. b.7.3
Melaksanakan upaya pengendalian vektor secara terpadu terutama dengan Program Pemberantasan Malaria dan Demam
Berdarah Dengue.
Universitas Sumatera Utara
b.8 Memperkuat Sistem Informasi Strategis
b.8.1 Mengembangkan sistem surveilans eliminasi filariasis
yang mampu mendukung perencanaan, pengendalian dan evaluasi program eliminasi filariasis.
b.8.2 Mengembangkan sistem surveilans eliminasi filariasis
kabupatenkota yang terintegrasi dalam sistem surveilans eliminasi filariasis provinsi dan nasional serta sistem
surveilans epidemiologi kesehatan. b.8.3
Meningkatkan pemanfaatan teknologi komunikasi informasi elektromedia.
2.2.3. Langkah-langkah Eliminasi Filariasis
Menurut buku Pedoman Program Eliminasi Filariasis di Indonesia tahun
2009, langkah-langkah eliminasi filariasis adalah sebagai berikut : a. Pentahapan KabupatenKota
Program eliminasi filariasis di kabupatenkota melalui tahapan penemuan kasus kronis filariasis, pemetaan endemisitas filariasis kabupatenkota, penetapan data
dasar sebelum pengobatan filariasis, pengobatan massal filariasis, penatalaksanaan kasus klinis filariasis, monitoring dan evaluasi, sertifikasi
eliminasi filariasis. a.1
Penemuan Kasus Klinis Filariasis
Setiap kabupatenkota mengumpulkan data kasus klinis filariasis yang dilakukan pemutakhiran secara teratur setiap akhir tahun. Data ini
Universitas Sumatera Utara
merupakan data dasar penetapan endemisitas daerah, lokasi survei data dasar baseline survey, penetapan prioritas daerah pelaksana kegiatan
penatalaksanaan kasus klinis filariasis dan evaluasi Program Eliminasi Filariasis. Secara operasional, penemuan kasus klinis filariasis
dilaksanakan oleh puskesmas dengan melaksanakan kegiatan:
a.1.1 Kampanye penemuan dan penatalaksaan kasus klinis filariasis.
a.1.2 Mendorong penemuan dan pelaporan kasus oleh masyarakat, kepala
desa, PKK, guru dan pusat-pusat pelayanan kesehatan. a.1.3
Pemeriksaan dan penetapan kasus klinis filariasis. a.1.4
Perekaman dan pelaporan data kasus klinis filariasis.
a.2 Penentuan Endemisitas Filariasis di KabupatenKota
Daerah endemis filariasis menjadi prioritas penyelenggaraan eliminasi filariasis di kabupatenkota, provinsi dan nasional. Penentuan endemisitas
filariasis di kabupatenkota dapat dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
a.2.1 Kabupatenkota yang memiliki kasus klinis filariasis, melaksanakan
survei mikrofilaria survei darah jari di desa dengan jumlah kasus klinis filariasis terbanyak. Microfilaria rate 1 atau lebih merupakan
indikator sebagai kabupatenkota endemis filariasis. a.2.2
Kabupatenkota yang terdapat kasus klinis filariasis, berdekatan atau berada di antara dua daerah endemis filariasis dan memiliki geografi
serta budaya masyarakat yang kurang lebih sama dengan daerah
Universitas Sumatera Utara
endemis filariasis ditetapkan sebagai kabupatenkota endemis filariasis.
a.2.3 Penentuan kabupatenkota endemis ditetapkan dengan keputusan
gubernur.
a.3 Survei Data Dasar Sebelum Pengobatan Massal Filariasis
Kabupatenkota yang telah ditetapkan sebagai kabupatenkota endemis filariasis dan akan melaksanakan pengobatan massal, perlu melakukan
survei data dasar di minimal 2 desa berdasarkan jumlah kasus klinis
terbanyak. a.4
Persiapan Pelaksanaan POMP Filariasis
Sebelum kegiatan pelaksanaan POMP filariasis dilakukan, maka dilakukan kegiatan persiapan yaitu :
a.4.1 Advokasisosialisasi di kabupaten
a.4.2 Rapat koordinasi di kabupatenkota
a.4.3 Sosialisasi di puskesmas
a.4.4 Distribusi obat sampai puskesmas
a.4.5 Pendataan sasaran
a.4.6 Training kader
a.4.7 Packing obat sesuai sasaran
a.4.8 Penyediaan bahan promosi spanduk, kartu pengobatan, poster,
flyer
Universitas Sumatera Utara
a.5 Pelaksanaan POMP Filariasis