b.6 Tokoh Agama Toga
b.7 Ketua Ikatan Dokter Indonesia IDI
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan snowball sampling untuk menentukan sumber data. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu belum mampu memberikan
data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar,
seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar Sugiyono,2005.
3.4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pada penelitian kualitatif, instrumen
utama adalah peneliti sendiri dengan menggunakan alat bantu : -
Panduan wawancara -
Tape recorder, kamera dan video -
Check list observasi -
Buku catatan
3.5. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah : a.
Metode Pengumpulan Data Primer yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a.1 Wawancara mendalam in depth interview yaitu metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan tanya-jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait secara mendalam.
a.2 Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik di lokasi penelitian.
b. Metode pengumpulan data sekunder yaitu :
b1. Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan catatan-
catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan obyek penelitian
b2. Studi literatur yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan berbagai
literatur seperti buku, majalah, jurnal dan laporan penelitian lainnya.
3.6. Definisi Operasional
a. Pencapaian Target Cakupan POMP Filariasis adalah persentase jumlah penduduk
minum obat di KabupatenKota dari jumlah seluruh penduduk di KabupatenKota. b.
Implementasi Pelaksanaan POMP Filariasis yaitu penerapan atau pelaksanaan POMP Filariasis yang keberhasilannya dapat dilihat dari kepatuhan pelaksana
kegiatan implementor untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang diadopsi dari model kebijakan George Edward III, terdiri dari faktor-faktor
komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi.
Universitas Sumatera Utara
b.1 Komunikasi terdiri dari elemen:
b.1.1 Transmisi yaitu: cara penyampaian informasi yang digunakan untuk
sosialisasi Kebijakan Program Eliminasi Filariasis di Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
b.1.2 Konsistensi yaitu: kesamaan informasi yang diterima oleh pelaksana
dan tidak berubah-ubah sehingga tidak timbul kebingungan dalam proses implementasi kebijakan.
b.1.3
Kejelasan adalah pemahaman yang tepat terhadap tujuan dan proses
pelaksanaan Kebijakan Program Eliminasi Filariasis. b.2
Sumber daya terdiri dari elemen:
b.2.1 Instrumen kebijakan yaitu: undang-undang, surat keputusan,
surat perintah, petunjuk teknis, SOP dan produk hukum lain yang digunakan sebagai panduan dan acuan pelaksanaan kebijakan.
b.2.2
Sumber daya yaitu: kompetensi dan jumlah tenaga kesehatan
yang melaksanakan kebijakan. b.2.3
Alokasi biaya yaitu: ketersediaan anggaran dalam segi
kecukupan dan kesinambungan dalam melaksanakan
kebijakan. b.2.4
Ketersediaan fasilitas kesehatan yaitu: jumlah dan jenis fasilitas
kesehatan yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan kebijakan.
b.3 Disposisi yaitu sikap pelaksana atau tindakan dari pelaksana kegiatan dalam
hal komitmen, kejujuran dan komunikatif dalam melaksanakan kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
b.4 Struktur birokrasi yang terdiri dari :
b.4.1 Prosedur birokrasi SOP yaitu: pedoman atau mekanisme ataupun
alur yang disusun dan digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan Kebijakan Program Eliminasi Filariasis..
b.4.2 Koordinasi berjenjang yaitu: proses untuk saling memahami
para pelaksana kebijakan secara berjenjang. 3.7. Metode Pengolahan Data
Data yang terkumpul dari hasil wawancara mendalam selanjutnya dibuat dalam bentuk transkrip. Transkrip kemudian disederhanakan dalam bentuk matriks.
Matriks ini kemudian dicari kata kuncinya. Uji keabsahan dilakukan dengan teknik triangulasi data Bungin,2010. Proses triangulasi yaitu dengan melakukan
crosscheck. Crosscheck yang dilakukan terdiri dari crosscheck data, observasi dan telaah dokumen. Kemudian dilakukan triangulasi sumber yaitu crosscheck dengan
informan lain dengan melibatkan teman sejawat yang tidak ikut dalam penelitian ini untuk menelaah validitas data.
Proses triangulasi dilakukan secara terus-menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah
tidak ada lagi perbedaan-perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasi kepada informan.
Universitas Sumatera Utara
3.8. Metode Analisa Data