Bunyi Vokal [-ting, -teg] menjadi Vokal [+ting,+teg] Perubahan Bunyi Diftong

dijumpai dalam bahasa Indonesia tetapi susunan KKKKV tidak dimiliki bahasa Indonesia. Situasi seperti ini menyebabkan penyesuaian dalam penuturannya. Pada beberapa kata serapan yang memiliki susunan dua atau lebih dari empat konsonan pada awal suku kata pada bahasa Belanda, akan mendapatkan sisipan bunyi vokal pada pelafalannya dalam bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena penyesuaian dengan struktur silabel yang dimiliki oleh bahasa Indonesia. Bunyi vokal yang disisipkan di antara konsonan rangkap pada kata serapan tersebut adalah [ ]. Beberapa contoh data yang memperlihatkan penyisipan vokal adalah: a Schroef   sekrup  b Schildwacht   sekilwak   c Stroom   setrum  d stroop   setrup  e kraag   kerah  f kraan   keran  Penyisipan bunyi [  terjadi di antara kluster ,  dan kr.Ketiga kluster tersebut sebenarnya ditemukan pada beberapa kata serapan bahasa Indonesia yang lain. Tetapi pada kelompok kata serapan dengan kluster sk dan st ini, disisipkan bunyi [+teng,-bul,-bel]. Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, meskipun suku kata dalam bahasa Indonesia bisa tersusun dari kluster sk dan st, tetapi kedua kluster tersebut merupakan kata serapan. Sehingga dimungkinkan adnya penyisipan fonem  di antara kluster tersebut. Penyisipan tersebut dilakukan untuk memudahkan penutur dalam mengucapkan bunyi pada kata serapan. Kaidah fonologis untuk proses penyisipan bunyi [  di antara bunyi ] dan [] tampak pada gambar berikut. Kaidah fonologis selanjutnya akan memperlihatkan proses penyisipan bunyi [  di antara bunyi [ ] dan bunyi []. Pada contoh data yang ditampilkan terlihat bahwa kata yag berasal dari bahasa Belanda tersebut merupakan kata dengan satu suku kata. Dalam proses penyerapannya, kata dengan satu suku kata tersebut berubah menjadi dua suku kata, yaitu dengan menyisipkan bunyi  di antara bunyi [] dan bunyi []. Kaidah fonologis selanjutnya terjadi pada kluster kr. Kluster konsonan kr terdapat dalam susunan kata bahasa Indonesia, sehingga bunyi  yang berada di  +sil +suara +teng -bul -bel -sil -sil -sil +suara -son -son +teng +kont -kont -bul +ant -ant -bel +cor -cor -sil +kont. +stri +ant +cor  -sil -kont -stri +ant +cor antara kluster knsonan kr dapat dilesapkan. Pelesapan bunyi  di antara bunyi [-kont.,-ant, - cor] dan [+kont., -ant, +kor]

4.1.5 Pelesapan Bunyi 

Selain terjadi penyisipan, muncul juga pelesapan bunyi vokal dalam kata serapan bahasa Belanda. Dalam penyisipan vokal telah dijelaskan bahwa terjadinya penyisipan adalah karena tidak dimilikinya beberapa kluster bahasa Belanda di dalam kluster bahasa Indonesia. Hal yang berbeda terjadi dalam proses pelesapan bunyi vokal [ . Proses pelesapan bunyi [  terjadi di antara beberapa konsonan kluster yang dimiliki dalam sistem fonotaktik bahasa Indonesia. Konsonan kluster tersebut adalah sm, tr, kl dan kr. Kelompok konsonan kluster ini ditemukan dalam susunan kluster bahasa Indonesia sehingga tidak diperlukan lagi bunyi [ . Pada data yang telah terkumpul ditemukan beberapa contoh data dengan proses pelesapan bunyi [ . a Logement   losmen  b Lotterij  lotre  c Zekering   sekring  d Zakelijk   saklek   +sil +suara +teng -bul - -sil -kont. -ant -kor -sil -kont +ant +kor Kaidah fonologis untuk proses ini adalah sebagai berikut: 4.1.6 Bunyi Konsonan +kont.,+stri menjadi -kont.,-stri Bunyi konsonan [+kont,+stri] dalam bahasa bahasa Belanda mengalami perubahan di dalam bahasa Indonesia, yaitu menjadi bunyi [-kont.,-stri]. Tedapat perubahan ciri bunyi pada kata serapan tersebut Contoh data yang mengalami proses perubahan bunyi [labio dental, frikatif] menjadi bunyi [bilabial, plosif] adalah sebagai berikut. a Afkeur    apkir  b Aflos    aplus  c Fluit   peluit  d Schroef    sekrup  e Veldfles    pelples  f Vuilbak    pelbak  Contoh data di atas dapat dilihat bahwa bunyi konsonan [+kont,+stri] berubah menjadi bunyi konsonan [-kont,-stri]. Perubahan tersebut terjadi baik di akhir suku kata mau pun di awal suku kata. Proses perubahan ini bila dituangkan dalam kaidah fonologis secara umum akan menjadi seperti berikut: +sil +suara +teng -bul -bel  -sil -ant -sil +ant