3. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan penyesuaian lafal
4. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal.
2.3.2 Penyerapan Afiks dan Bentuk Terikat Istilah Asing
Beberapa afiks asing ikut diserap ke dalam bahasa Indonesia. Afiks yang diserap yaitu prefiks dan sufiks. Beberapa prefiks yang diserap antara lain adalah
a-, ab, anti-, bi-, infra- dan intra-. Beberapa sufiks yang diserap ke dalam bahasa Indonesia antara lain adalah
–aat, -air, -atie, -ation, dan –teit.
2.4 Landasan Teori
Untuk membuat analisa dalam penelitian ini digunakan beberapa teori sebagai landasan. Dari beberapa teori ini data yang telah tersedia akan dianalisis dan
diharapkan akan menjawab pertanyaan yang merupakan tujuan dari penelitian ini.
2.4.1 Proses Terjadinya Bunyi Bahasa
Bunyi bahasa terjadi karena adanya aliran udara yang bergetar pada alat ucap. Arus udara mengalir dari atau menuju paru-paru. Arus udara yang bergerak ini
menggetarkan pita suara sehingga menghasilkan bunyi atau suara. Selanjutnya udara yang bergerak tadi juga mnengalami beberapa hambatan pada alat artikulasi
di dalam rongga mulut. Muslich menyimpulkan ada tiga sarana utama yang berperan dalam proses terjadinya bunyi bahasa yaitu, arus udara, pita suara dan alat
ucap. Ada dua jenis bunyi suara yang dihasilkan yaitu bunyi vokal dan bunyi konsonan.
Bunyi vokal adalah bunyi yang dihasilkan tanpa ada hambatan pada aliran udara dengan alat ucap. Perbedaan bunyi vokal ditentukan oleh bentuk bibir, posisi
lidah, dan durasi. Yang dimaksud dengan bentuk bibir adalah bulat atau tidaknya bibir pada saat bunyi itu diproduksi Muslich, 2012:58. Pada saat bunyi vokal
diproduksi posisi lidah mempunyai peranan penting. Nijt menyatakan ada tiga posisi lidah yang menentukan bunyi vokal tersebut, yaitu posisi lidah di depan,
tinggi dan belakang 2007:40. Durasi pada pembentukan bunyi vokal berhubungan dengan panjang atau pendek bunyi vokal tersebut diproduksi. Pada beberapa
bahasa, durasi pada pembentukan bunyi memiliki peranan yang penting dan membedakan makna.
Bentuk bibir pada bunyi vokal bahasa Indonesia tidak mempunyai peranan penting. Yang dimaksud dengan tidak mempunyai peranan penting adalah tidak
membedakan makna. Sedangkan Muslich menyatakan bahwa panjang atau pendek suatu bunyi tidak membedakan makna Muslich, 2012:65. Terdapat sekitar enam
fonem vokal dalam bahasa Indonesia yaitu: , , , , dan .
Lain halnya dengan bunyi vokal bahasa Belanda. Bentuk bibir dan durasi memiliki peranan penting yang dapat membedakan makna. Bentuk bibir yang
dalam Booij 1995 disebut dengan roundness merupakan salah satu ciri yang membedakan bunyi vokal dalam bahasa Belanda. Ada empat kelompok roundness
menurut Booij yaitu close, half close, half open dan open. Sedangkan durasi dalam bunyi vokal disebut Booij sebagai length. Ada dua kelompok bunyi yang termasuk
dalam kategori ini, bunyi vokal panjang dan bunyi vokal pendek. Bunyi vokal yang termasuk ke dalam kelompok close dan half close diucapkan dengan durasi yang