Pelesapan Bunyi  Perubahan Bunyi Vokal dan Konsonan

Bila dituliskan dalam kaidah fonologis, proses perubahan bunyi dalam kelompok ini adalah: Kaidah ini menyatakan bahwa bunyi -son,-ant berubah menjadi bunyi +son,-ant pada akhir kata. Proses perubahan bunyi ini terjadi karena dalam sistem bunyi bahasa Indonesia tidak terdapat bunyi [ ]. Bunyi [] kemudian disesuaikan dengan sistem bunyi bahasa Indonesia. 4.1.9 Bunyi Konsonan [-kontinuan] menjadi [+kontinuan] Perubahan bunyi konsonan selanjutnya adalah perubahan bunyi [-kontinuan] menjadi [+kontinuan]. Seperti perubahan bunyi  pada proses yang telah diuraikan sebelumnya, dalam bahasa Indonesia tidak terdapat bunyi  di akhir kata, sehingga pada kata serapan yang memiliki bunyi tersebut akan mengalami proses perubahan. Pada contoh data berikut ini tampak bahwa bunyi  yang memiliki ciri [frikatif] berubah menjadi bunyi  yang memiliki ciri [plosif]. -sil -sil -son +son +kont +kont _____ -ant -ant a Maarschalk   marsekal  b Schakelaar   sakelar  c Schroef   sekrup  d Schuitje   sekoci  e Voorschot   persekot  Proses perubahan tersebut bila ditulis dalam kaidah fonologis akan tampak seperti berikut:

4.1.10 Bunyi Konsonan  Berubah Menjadi Bunyi 

Bunyi  dalam bahasa Belanda sebenarnya merupakan bunyi yang diserap dari bahasa Perancis. Dilihat dari sejarahnya bahwa Belanda pernah berada dalam kekuasaan Perancis sehingga terjadi proses penyerapan beberapa bunyi. Hal yang sama terjadi pada penyerapan bunyi ke dalam bahasa Indonesia. Interaksi bahasa Belanda dengan penutur bahasa Indonesia berlangsung dalam kurun waktu yang lama dan dalam intensitas yang tinggi. Salah satu bunyi yang diserap bahasa Indonesia dari bahasa Belanda adalah bunyi . Bunyi tersebut berubah menjadi bunyi  dalam bahasa Indonesia. Ciri utama yang berubah pada bunyi tersebut adalah bunyi bersuara menjadi bunyi tidak bersuara. +kons +kons +Kont. - kont. _____ -ant - ant