Data dan Sumber Data Metode Penyediaan Data

benar diperhatikan, misalnya bunyi a. pada kata maan bulan’ akan berbeda maknanya jika dilafalkan pendek,  seperti pada kata man ‘laki-laki’. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, panjang atau pendeknya bunyi vokal tidak mempengaruhi makna. Dengan demikian tidak ada perbedaan pada ‘permak’, bila diucapkan dengan vokal a lebih panjang atau pendek. Hal ini juga yang mempengaruhi bunyi vokal panjang pada kata serapan bahasa Belanda diucapkan lebih pendek di dalam bahasa Indonesia. Bunyi vokal panjang dalam bahasa Belanda disebut juga dengan vokal tegang gespannen sedangkan vokal pendek disebut juga dengan vokal kendur ongespannen. Bunyi vokal tegang dalam bahasa Indonesia adalah , , , , sedangkan bunyi , , , U, , dan , merupakan bunyi vokal kendur. Pada kelompok ini perubahan bunyi vokal +teg] menjadi vokal [-teg] terjadi baik di awal kata atau pun di akhir kata. Bunyi vokal tegang seperti [ .], []dan[:] akan berubah menjadi vokal kendur [ ,  dan  pada akhir kata. Perubahan bunyi vokal ini jika dituliskan dalam kaidah fonologis akan tampak sebagai berikut: +sil +sil a. ____ +teg -teg b. ____ Beberapa contoh data yang termasuk ke dalam kelompok perubahan ini adalah sebagai berikut: a aandeel  .  andil  b apotheek  .  apotek  c kantoor    kantor  d komfoor    kompor  e zuurzak  :  sirsak  Pada contoh data di atas, dapat dilihat perubahan vokal panjang atau vokal tegang dalam bahasa Belanda menjadi vokal kendur dalam bahasa Indonesia. Pada data di atas juga bisa dilihat munculnya variasi bunyi dalam perubahan bunyi tersebut. Misalnya pada bunyi e, terdapat dua varian perubahan bunyi di dalam bahasa Indonesia, yaitu  dan . Kata apotheek ap. di dalam bahasa Belanda akan berubah menjadi apotek k di dalam bahasa Indonesia. Tetapi bunyi panjang . pada kata aandeel di dalam bahasa Belanda menjadi bunyi vokal kendur  di dalam bahasa Indonesia. Munculnya variasi bunyi pada bahasa Indonesia bisa terjadi karena penutur bahasa Indonesia menggunakan dua sistem atau lebih dalam tata bunyi bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Pengaruh bunyi bahasa daerah tersebut ikut mempengaruhi pelafalan bunyi dalam bahasa Indonesia. Kedua variasi bunyi tersebut dapat diterima dalam sistem bunyi bahasa Indonesia karena kedua variasi bunyi tersebut dimiliki oleh sistem bunyi bahasa Indonesia Alwi, 2003:56.