Bunyi Konsonan -kontinuan menjadi +kontinuan

Perubahan bunyi tersebut terjadi pada setiap bunyi . a Bagage    bagasi  b College      c Etalage    etalase  d Logement    losmen  e Prestige    prestise  Kelompok data di atas tampak bahwa setiap bunyi konsonan  berubah menjadi . Perubahan bunyi tersebut terjadi pada setiap bunyi  pada kata yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Kaidah fonologis untuk proses perubahan ini adalah:

4.1.11 Bunyi Konsonan Bersuara  Berubah menjadi Bunyi Tidak Bersuara

 Kosakata asli dalam bahasa Indonesia yang menggunakan bunyi  tidak terlalu banyak. Dalam prakteknya seringkali bunyi bersuara  berubah menjadi bunyi tidak bersuara  atau . Pada proses perubahan bunyi yang terjadi pada kata serapan bahasa Belanda, bunyi  berubah menjadi bunyi tidak bersuara . +kons +kons +kont +kont +suara -suara -ant +ant Proses tersebut terjadi karena adanya penyesuaian dengan mekanisme artikulasi ke dalam mekanisme artikulasi bahasa Indonesia. Sehingga bunyi yang keluar adalah bunyi yang lebih banyak dikenal oleh penutur bahasa Indonesia. Kaidah fonologis pada proses ini adalah: Kaidah fonologis tersebut memperlihatkan perubahan bunyi konsonan [bersuara] berubah menjadi bunyi konsonan [tidak bersuara]. Kaidah fonologis tersebut diperkuat dengan contoh data yang telah dikumpulkan. a Benzine   bensin  b Bezoeken   besuk  c Kozijn   kusen  d Plezir   pelesir  e Zekering   sekring  f Zuurzaak .  sirsak 

4.1.12 Pelesapan Bunyi 

Bunyi konsonan  yang berada di akhir suku kata pada bahasa Belanda selalu diucapkan dengan jelas. Tetapi kaidah tersebut tidak berlaku dalam sistem kluster bahasa Indonesia. Dengan demikian bunyi  yang terdapat pada kata serapan bahasa Belanda akan hilang dalam bahasa Indonesia. +kons +kons +kont +kont +suara -suara Misalnya pada kata ‘akkoord’  dalam bahasa Belanda, akan menjadi ‘akur’  dalam bahasa Indonesia. Prinsip penyederhanaan bisa juga menjadi salah satu alasan terjadinya proses pelesapan bunyi konsonan  di akhir suku kata. Bila disusun dalam kaidah fonologis, maka proses pelesapan tersebut akan tampak seperti berikut: Pada kaidah tersebut dapat dikatakan bahwa bunyi konsonan  dalam bahasa Belanda akan hilang atau dilesapkan di akhir suku kata dalam bahasa Indonesia. Contoh daftar kata serapan yang mengalami proses tersebut akan memperjelas kaidah yang telah disajikan. a Absent    absen  b Akkoord    akur  c Brandkast    brankas  d Direct      e Koelkast   kulkas 

4.2 Pergeseran Makna

Selain mengalami perubahan bunyi, bunyi bahasa Belanda yang diserap ke dalam bahasa Indonesia juga mengalami pergeseran makna. Data yang telah berhasil dikumpulkan kemudian dikelompokkan sesuai dengan bentuk  +kons -kont -suara +ant ____