Analisis dan Penyajian Data
Beberapa contoh data yang termasuk ke dalam kelompok perubahan ini adalah sebagai berikut:
a aandeel
.
andil
b apotheek
. apotek
c kantoor
kantor
d komfoor
kompor
e zuurzak
: sirsak
Pada contoh data di atas, dapat dilihat perubahan vokal panjang atau vokal tegang dalam bahasa Belanda menjadi vokal kendur dalam bahasa Indonesia. Pada
data di atas juga bisa dilihat munculnya variasi bunyi dalam perubahan bunyi tersebut.
Misalnya pada bunyi e, terdapat dua varian perubahan bunyi di dalam bahasa
Indonesia, yaitu dan . Kata apotheek ap. di dalam bahasa Belanda akan
berubah menjadi apotek k di dalam bahasa Indonesia. Tetapi bunyi panjang
. pada kata aandeel di dalam bahasa Belanda menjadi bunyi vokal kendur di dalam bahasa Indonesia.
Munculnya variasi bunyi pada bahasa Indonesia bisa terjadi karena penutur bahasa Indonesia menggunakan dua sistem atau lebih dalam tata bunyi bahasa,
yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Pengaruh bunyi bahasa daerah tersebut ikut mempengaruhi pelafalan bunyi dalam bahasa Indonesia. Kedua variasi bunyi
tersebut dapat diterima dalam sistem bunyi bahasa Indonesia karena kedua variasi bunyi tersebut dimiliki oleh sistem bunyi bahasa Indonesia Alwi, 2003:56.
4.1.2 Bunyi Vokal [-ting, -teg] menjadi Vokal [+ting,+teg]
Proses berikutnya yang terjadi adalah berubahnya bunyi vokal pendek [-ting, - teg] menjadi bunyi vokal panjang [+ting, +teg]. Bunyi vokal yang mengalami
perubahan tersebut adalah bunyi berubah menjadi bunyi di depan bunyi
pada suku kata kedua.Contoh kata yang mengalami perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
a boontjes
buncis
b kaartjes
karcis
c netjes [
necis [
d petje
peci
Kaidah fonologis pada proses ini adalah sebagai berikut: v
Contoh data tersebut memperlihatkan perubahan bunyi vokal [-ting, -teg] akan menjadi bunyi vokal [+ting,+teg]pada suku kata kedua. Perubahan bunyi ini terjadi
pada bunyi vokal [+ting,+teg] di belakang bunyi [-sil, +ant, -cor].