Penelitian Perubahan Bunyi Penelitian Terdahulu

2.3 Penyerapan Bahasa Indonesia

Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami penyesuaian baik secara lisan maupun tulisan. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan pada bagian IV tentang Penulisan Unsur Serapan menyatakan bahwa penyesuaian yang dilakukan terhadap unsur bahasa asing berdasarkan atas penyesuaian pelafalan kata bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Menurut Pedoman Umum Pembentukan Istilah tahun 2007 pada bagian Penyerapan terdapat dua bentuk penyerapan. Pertama adalah penyerapan istilah dan kedua adalah penyerapan afiks dan bentuk terikat istilah asing.

2.3.1 Penyerapan Istilah

Dasar-dasar penyerapan istilah asing menjadi istilah Indonesia antara lain: 1. Meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia. 2. Mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia. 3. Istilah asing tersebut menjadi lebih ringkas dari pada terjemahan Indonesianya. 4. Mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya. 5. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi buruk. Proses penyerapan istilah asing dilakukan dengan cara berikut 1. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal. 2. penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal. 3. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan penyesuaian lafal 4. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal.

2.3.2 Penyerapan Afiks dan Bentuk Terikat Istilah Asing

Beberapa afiks asing ikut diserap ke dalam bahasa Indonesia. Afiks yang diserap yaitu prefiks dan sufiks. Beberapa prefiks yang diserap antara lain adalah a-, ab, anti-, bi-, infra- dan intra-. Beberapa sufiks yang diserap ke dalam bahasa Indonesia antara lain adalah –aat, -air, -atie, -ation, dan –teit.

2.4 Landasan Teori

Untuk membuat analisa dalam penelitian ini digunakan beberapa teori sebagai landasan. Dari beberapa teori ini data yang telah tersedia akan dianalisis dan diharapkan akan menjawab pertanyaan yang merupakan tujuan dari penelitian ini.

2.4.1 Proses Terjadinya Bunyi Bahasa

Bunyi bahasa terjadi karena adanya aliran udara yang bergetar pada alat ucap. Arus udara mengalir dari atau menuju paru-paru. Arus udara yang bergerak ini menggetarkan pita suara sehingga menghasilkan bunyi atau suara. Selanjutnya udara yang bergerak tadi juga mnengalami beberapa hambatan pada alat artikulasi di dalam rongga mulut. Muslich menyimpulkan ada tiga sarana utama yang berperan dalam proses terjadinya bunyi bahasa yaitu, arus udara, pita suara dan alat ucap. Ada dua jenis bunyi suara yang dihasilkan yaitu bunyi vokal dan bunyi konsonan.