Analisa Teori

F. Analisa Teori

Pada penelitian ini akan menggunakan teori tindakan sosial yang dipoplerkan oleh Talcott Parsons. Sistem tindakan diperkenalkan Parsons dengan skema AGIL-nya yang terkenal. Parsons meyakini bahwa terdapat empat karakteristik terjadinya suatu tindakan, yakni Adaptation, Goal Atainment, Integration, Latency . Sistem tindakan hanya akan bertahan jika memenuhi empat kriteria ini. Berikut adalah penjelasan dari empat kriteria tersebut (Ritzer, 2004: 257) :

5. Adaptation (Adaptasi)

6. Goal Attainment (Pencapaian Tujuan)

7. Integration (Integrasi)

8. Latency (Pemeliharaan Pola)

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana upaya yang dilakukan migran India yang tinggal di Yogyakarta dalam mempertahankan identitas etnis melalui tradisi pernikahan. Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana tindakan sosial yang dilakukan oleh golongan migran tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Parsons bahwa sistem tindakan hanya akan bertahan jika memenuhi empat kriteria yakni Adaptation, Goal Atainment, Integration, Latency, maka penulis akan mencoba menjelaskan bagaiman migran India melakukan

Parsons.

1. Adaptation (Adaptasi)

Adaptasi dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebutuhan-kebutuhan. Dalam hal ini migran India mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitarnya dimana lingkungan sekitarnya terdiri dari beragam etnis. Dengan dilakukannya adaptasi, maka migran India bisa mengerti apa saja kebutuhan-kebutuhan akan dirinya sendiri, baik dari segi kehidupan sosial maupun kebudayaan.

Pada proses adaptasi ini, tidak ada perbedaan antara warga keturunan India yang berprofesi sebagai pemilik modal, pegawai swasta, maupun buruh. Mereka semua bisa diterima dengan baik di lingkungan yang baru. Hal ini juga disebabkan karena masyarakat Jawa yang masih memiliki kebiasaan hidup bermasyarakat dengan baik. Hal ini menyebabkan mudahnya proses adaptasi pada warga keturunan India yang tinggal di Yogyakarta.

2. Goal Attainment (Pencapaian Tujuan)

Dalam setiap tindakan yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Karena tindakan selalu diarahkan pada tujuan. Tujuan yang dilakukan migran India yang tinggal di Yogyakarta adalah untuk mempertahankan identitas etnisnya melalui tradisi pernikahan. Meskipun warga keturunan India sudah tidak tinggal di daerah asal mereka yaitu India, namun mereka masih tetap melakukan proses pernikahan sesuai dengan tradisi yang dilakukan di India. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan identitas etnis dari warga keturunan India yang telah lama tinggal di Yogyakarta.

3. Integration (Integrasi)

Sistem yang ada harus mampu mengatur dan membangun hubungan antara bagian-bagian yang menjadi komponennya. Dalam hal ini sistem yang dimaksud adalah kebudayaan India khusunya tradisi pernikahan. Pada tradisi pernikahan Etnis India, mereka lebih cenderung mengeksklusifkan diri Sistem yang ada harus mampu mengatur dan membangun hubungan antara bagian-bagian yang menjadi komponennya. Dalam hal ini sistem yang dimaksud adalah kebudayaan India khusunya tradisi pernikahan. Pada tradisi pernikahan Etnis India, mereka lebih cenderung mengeksklusifkan diri

Sikap mengeksklusifkan diri ini menjadi salah satu ciri dari warga keturunan India yang ada di Yogyakarta. Mereka tidak berusaha untuk mengintegrasi diri mereka dengan lingkungan sekitar, tapi mereka mengeksklusifkan diri dari lingkungan sekitar.

4. Latency (Pemeliharaan Pola)

Pemeliharaan pola digunakan untuk melengkapi, memelihara, dan memperbaharui motivasi individu dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut. Tradisi pernikahan Etnis India merupakan tradisi yang dilakukan secara turun-temurun. Warga keturunan India yang tinggal di Yogyakarta selalu melakukan proses pernikahan menggunakan tradisi yang ada di India. Dengan pola-pola pemeliharaan dan pelestarian tradisi pernikahan tersebut, maka identitas etnis sebagai warga keturunan India dapat terpelihara dengan baik.

Matriks 5

Sistem Tindakan Talcott Parsons pada Etnis India

Adaptation (Adaptasi) Adaptasi warga keturunan India kepada masyarakat Jawa yang tinggal di Yogyakarta.

Goals (Tujuan) Mempertahankan identitas etnis melalui tradisi pernikahan.

Integration (Integrasi)

Warga

keturunan

India lebih mengeksklusifkan diri dari masyarakat sekitarnya.

Latency (Keteraturan Pola) Pernikahan merupakan tradisi yang sudah turun temurun dilakukan oleh warga keturunan India.

tinggal di Yogyakarta dalam mempertahankan identitas etnis melalui tradisi pernikahan merupakan salah satu cerminan dari teori Talcott Parsons mengenai tindakan sosial. Selain itu, warga keturunan India yang tinggal di Yogyakarta juga memenuhi empat kriteria yang membuat sistem dapat bertahan dengan baik yakni Adaptation, Goal Atainment, Integration, Latency .