Musik Batak Toba

3.2 Musik Batak Toba

Batak Toba adalah salah satu dari suku Batak di Sumatera Utara. Kebudayaan suku ini termasuk Proto-Melayu, artinya sudah ada sebelum zaman Hindu. Musik tradisi masyarakat Batak Toba disebut sebagai gondang. Ada tiga arti untuk kata “Gondang”: 1. Satu jenis musik tradisi Batak toba. 2. Komposisi/Repertoar yang ditemukan dalam jenis musik tersebut (misalnya komposisi berjudul Gondang Mula-mula, Gondang Haroharo, Gondang Sibungajambu , Gondang Marhusip dsb); dan 3. Alat musik “kendang”. Terdapat dua ansambel musik gondang, yaitu Gondang Sabangunan yang biasanya dimainkan diluar rumah dihalaman rumah; dan Gondang Hasapi yang biasanya dimainkan dalam rumahm (http://xeanexiero.blogspot.com/2007/05/alat-alat- musik-sumatera-utara.html).

Ensambel gondang sabangunan ini terdiri dari satu buah sarune bolon (Aeropon, double-reed), taganing (drum-chime), empat buah gong dan satu buah hesek .

Sarune Bolon adalah salah satu alat musik tiup Batak Toba, dan masih satu bangsa dengan Serunai. Sarune bolon adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki reed ganda (double reed) sama dengan sarune etek namun sarune etek memiliki reed tunggal. Klasifikasi ini termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lima lobang nada yang dimainkan dengan cara mangombus marsiulak hosa (circular breathing) . Marsiulak hosa (circular breathing) artinya, seorang pemain sarune dapat melakukan tiupan tanpa putus-putus dengan Sarune Bolon adalah salah satu alat musik tiup Batak Toba, dan masih satu bangsa dengan Serunai. Sarune bolon adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki reed ganda (double reed) sama dengan sarune etek namun sarune etek memiliki reed tunggal. Klasifikasi ini termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lima lobang nada yang dimainkan dengan cara mangombus marsiulak hosa (circular breathing) . Marsiulak hosa (circular breathing) artinya, seorang pemain sarune dapat melakukan tiupan tanpa putus-putus dengan

Gambar 11. Sarune Bolon Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Sarune

Teknik ini dikenal hampir pada semua etnis Batak. Tetapi penamaan untuk itu berbeda-beda, seperti di Karo disebut pulunama. Sarune ini terbuat dari kayu dan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu (1) pangkal ujung sebagai resonator, (2) batangnya, yang sekaligus juga sebagai tempat lobang nada, dan (3) pangkal ujung penghasil bunyi dari lidah (reed) yang terbuat dari daun kelapa hijau yang dilipat sedemikian rupa yang diletakkan dalam sebuah pipa kecil dari logam, dan ditempelkan ke bagian badan sarune tersebut (zairifblog.blogspot.com/.../sarune- batak-toba.html).

Taganing adalah drum set melodis (drum-chime), yaitu terdiri dari lima buah gendang yang digantungkan dalam sebuah rak. Bentuknya sama dengan gordang , hanya ukurannya bermacam-macam. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri ukurannya semakin kecil. Nadanya juga demikian, semakin ke kiri semakin tinggi nadanya. Taganing ini dimainkan oleh Taganing adalah drum set melodis (drum-chime), yaitu terdiri dari lima buah gendang yang digantungkan dalam sebuah rak. Bentuknya sama dengan gordang , hanya ukurannya bermacam-macam. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri ukurannya semakin kecil. Nadanya juga demikian, semakin ke kiri semakin tinggi nadanya. Taganing ini dimainkan oleh

Gambar 12. Satu set Taganing Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Taganing_02.jpg

Gordang biasanya dimainkan secara bersamaan dengan taganing. Gordang diletakkan disebelah kanan pemain (pargocci). Secara pintas gordang taganing adalah dianggap satu set karena bentuknya juga hampir sama, hanya saja dibedakan ukuran, letaknya juga dalam ensambel adalah dalam satu rak (hanger) yang sama. Gordang adalah gendang yang paling besar yang terdapat pada masyarakat Batak Toba, yaitu gendang yang diletakkan pada sebelah kanan pemain di rak gendang tersebut. Gordang ini biasanya dimainkan oleh satu orang pemain dengan menggunakan dua buah stik. Gordang adalah merupakan bagian dari gendang yang lain (taganing). Gendang Toba adalah salah satunya gendang yang melodis yang terdapat di Indonesia. Oleh karena lebih bersifat melodis dari perkusif, maka gondang ini menurut klasifikasi Horn von Bostel dan Curt Sach

diklasifikasikan lebih khusus lagi yang disebut dengan drum-chime. Gordang merupakan gendang satu sisi berbentuk konis dengan tinggi lebih kurang 80 – 120 cm dengan diameter bagian atas (membran) lebih kurang 30–35 cm, dan dia meter bagian bawah lebih kurang 29 cm. Gordang ini terbuat dari kayu nangka yang dilobangi bagian dalamnya, kemudian ditutuip dengan kulit lembu pada sisi atas, dan sisi bawah sebagai pasak untuk mengencangkan tali (lacing) yang terbuat dari rotan (rattan). Bagian yang dipukul dari gendang ini bukan hanya bagian membrannya, tetapi juga bagian sisinya untuk menghasilkan ritem tertentu secara berulang-ulang. Ritemnya lebih bersifat konstan (h ttps://id.wikipedia.org/wiki/Taganing) .

Ogung terdiri dari empat gong yang masing-masing punya peran dalam struktur irama.

a Oloan. Oloan adalah salah satu gung berpencu yang terdapat pada Batak Toba. Oloan dimainkan secara bersamaan dengan tiga buah gung yang lain dalam satu ensambel, sehingga jumlahnya empat buah, yang juga dimainkan oleh empat orang pemain. Keempat gung ini biasa disebut dengan ogung, namun masing-masing penamaan ogung ini dibedakan berdasarkan peranannya di dalam ensambel musik. Oloan ini terbuat dari bahan metal/perunggu dengan sistem cetak. Sekarang ini bahan gung ini sudah banyak terbuat dari bahan besi plat yang dibentuk sedemikian rupa. Untuk membedakannya dengan suara ogung lainnya maka tuning yang dilakukan adalah dengan menempelkan getah puli (sejenis pohon enau) dibagian dalam gung tersebut. Semakin banyak getah puli tersebut, maka semakin rendahlah suara gung tersebut. Gung oloan berukuran garis a Oloan. Oloan adalah salah satu gung berpencu yang terdapat pada Batak Toba. Oloan dimainkan secara bersamaan dengan tiga buah gung yang lain dalam satu ensambel, sehingga jumlahnya empat buah, yang juga dimainkan oleh empat orang pemain. Keempat gung ini biasa disebut dengan ogung, namun masing-masing penamaan ogung ini dibedakan berdasarkan peranannya di dalam ensambel musik. Oloan ini terbuat dari bahan metal/perunggu dengan sistem cetak. Sekarang ini bahan gung ini sudah banyak terbuat dari bahan besi plat yang dibentuk sedemikian rupa. Untuk membedakannya dengan suara ogung lainnya maka tuning yang dilakukan adalah dengan menempelkan getah puli (sejenis pohon enau) dibagian dalam gung tersebut. Semakin banyak getah puli tersebut, maka semakin rendahlah suara gung tersebut. Gung oloan berukuran garis

b Ihutan Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa ihutan juga adalah merupakan gung berpencu yang digunakan dalam satu ensambel dengan tiga gung lainnya. Yang membedakannya dengan gong lainnya adalah ukurannya, bunyi, dan teknik permainannya. Ihutan berukuran dengan garis menengah (diameter) lebih kecil sedikit dari oloan, yaitu 31 cm, tinggi (tebal) 8 cm, dan diameter pencu lebih kurang 11 cm. Ritemnya konstan dan bersahut-sahutan dengan gong oloan (litany), sehingga bunyi sahut-sahutan antara dua gong ini secara onomatopea disebut polol-polol. Gong ini juga dimainkan dengan mnggunakan satu stick yang terbuat dari kayu yang dibungkus dengan kain atau karet. Dimainkan oleh satu orang pemain (http://www.scribd.com/doc/42601265/Toba).

c Panggora. Panggora juga adalah satu buah gong yang berpencu yang dimainkan oleh satu orang. Bunyi dari gung ini adalah pok. Bunyi ini timbul adalah karena gong ini dimainkan dengan memukul pencunya dengan stick sambil berdiri dan sisi gong tersebut dimute dengan tangan. Gong ini adalah gong yang paling besar diantara keempat gong yang ada. Ukurannya adalah garis menengah 37 cm, tinggi (tebal) 6 cm dan diameter c Panggora. Panggora juga adalah satu buah gong yang berpencu yang dimainkan oleh satu orang. Bunyi dari gung ini adalah pok. Bunyi ini timbul adalah karena gong ini dimainkan dengan memukul pencunya dengan stick sambil berdiri dan sisi gong tersebut dimute dengan tangan. Gong ini adalah gong yang paling besar diantara keempat gong yang ada. Ukurannya adalah garis menengah 37 cm, tinggi (tebal) 6 cm dan diameter

d Doal juga adalah gong berpencu yang dimainkan secara bersahut-sahutan dengan panggora dengan bunyi secara onomatopeanya adalah kel sehingga apabila dimainkan secara bersamaan dengan gong panggora akan kedengaran pok–kel-pok, pok–kel-pok dan seterusnya dengan ritem yang tidak berubah-ubah sampai kompisisi sebuah gondang (lagu) habis. Hesek adalah instrumen musik pembawa tempo utama dalam ensambel musik gondang sabangunan . Hesek ini merupakan alat musik perkusi konkusi.

Hesek ini terbuat dari bahan metal yang terdiri dari dua buah dengan bentuk sama, yaitu seperti cymbal, namun ukurannya relative jauh lebih kecil dengan diameter lebih kurang 10-15 cm, dan dua buah alat tersebut dihubungkan dengan tali. Namun sekarang ini alat musik ini terkadang digunakan sebuah besi saja, bahkan kadang-kadang dari botol saja.

Gambar 13. Hesek

Sebagian besar repertoar gondang sabangunan juga dimainkan dalam konteks ansambel gondang hasapi. Ensambel gondang hasapi merupakan ensambel musik Batak Toba yang lebih kecil dari gondang sabangunan yang Sebagian besar repertoar gondang sabangunan juga dimainkan dalam konteks ansambel gondang hasapi. Ensambel gondang hasapi merupakan ensambel musik Batak Toba yang lebih kecil dari gondang sabangunan yang

Hasapi (chordophone) biasanya digunakan dua buah, satu hasapi ende, yaitu hasapi sebagai pembawa melodi dan satu lagi hasapi doal, yaitu hasapi sebagai pembawa tempo. Hasapi adalah salah alat musik Batak Toba yang dikelompokkan ke alat musik dawai atau senar, dalam bahasa Indonesia sering disebut Kecapi batak.

Gambar 14. Hasapi

Jenis-jenis Hasapi terdiri dari :

a) Hasapi ende (pluked lute dua senar) adalah instrumen pembawa melodi dan merupakan instrumen yang dianggap paling utama dalam ensambel gondang hasapi.

b) Hasapi doal (pluked flude dua senar), instrumen ini sama dengan hasapi ende namun dalam permainannya hasapi doal berperan sebagai pembawa ritem konstan. Ukuran instrumen hasapi doal lebih besar sedikit dari hasapi ende. Tune atau sistem dari kedua senarnya adalah dengan interval mayor yang dimainkan dengan cara mamiltik (memetik) (id.wikipedia.org/wiki/Hasapi).

Garantung (baca : garattung) adalah jenis pukul yang terbuat dari wilahan kayu (xylophone) yang terbuat dari kayu ingol dan dosi. Garantung terdiri dari tujuh bilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus sebagai resonatornya. Masing-masing wilahan mempunyai nada masing-masing, yaitu 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (so), 6 (la), dan 7 (si). Antara wilahan yang satu dengan wilahan yang lainnya dihubungkan dan digantungkan dengan tali.

Gambar 15. Garranttung

Kotak resonator sendiri juga mempunyai tangkai, yang juga sekaligus merupakan bagian yang turut dipukul sebagai ritem dasar, dan wilahan sebagai Kotak resonator sendiri juga mempunyai tangkai, yang juga sekaligus merupakan bagian yang turut dipukul sebagai ritem dasar, dan wilahan sebagai

Sulim (Aerophone : side blown flute) adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu seperti seruling atau suling. Sulim ini panjangnya berbeda beda tergantung nada dasar yang mau dihasilkan. Sulim ini mempunyai enam lobang nada dengan jarak antara satu lobang nada dengan lobang nada lainnya dilakukan berdasarkan pengukuran-pengukuran tradisional. Namun secara melodi yang dihasilkan suling ini meskipun dapat juga memainkan lagu-lagu minor, tetapi lebih cenderung memainkan tangga nada mayor (major scale) dengan nada diatonis( http://musikfitria.blogspot.com/2013/03/alat-alat-musik-sumatera utara.html )

Gambar 16. Sulim Toba

Sulim Toba. Perbedaan sulim ini dengan suling-suling lainnya adalah, suara yang dihasilkan adalah selalu bervibrasi. Hal ini dikarenakan adanya satu lobang yang dibuat khusus untuk menghasilkan vibrasi ini, yaitu satu lobang yang dibuat antara lobang nada dengan lobang tiupan dengan diameter lebih kurang satu sentimeter, dan lobang tersebut ditutupi dengan membran dari bahan plastik, sehingga suara yang dihasilkan adalah bervibrasi .

Uning-uningan adalah satu ensambel yang menggunakan instrumen yang dianggap lebih kecil dari dua ensambel musik diatas. Ensambel ini menggunakan alat musik sebagai pembawa melodi garantung (sejenis xylophone), dipukul dengan menggunakan dua buah stik. Stik ini tidak saja dipukul ke wilayah- wilayah, tetapi juga sebagai pembawa tempo dengan memukul stik yang satu kebagian tangkai garantung tersebut .

Tangga nada yang dipakai dalam musik gondang hasapi hampir sama dengan yang dipakai dalam gondang sabangunan, tetapi lebih seperti tangga nada diatonis mayor yang dipakai di Barat. Ini karena pengaruh musik gereja Kristen.

Dalam hal ini musik Batak Toba yang digunakan dalam mengiringi ordinarium dalam perayaan misa adalah ansambel gondang hasapi. Namun di dalam hasil pentraskripsian yang ditampilkan hanya instrumen sulim dan garranttung . Penulis sengaja memilih kedua instrumen ini karena secara representative dapat mewakili ansambel gondang hasapi dari segi melodis. Sedangkan dalam analisisnya penulis akan menganalisis struktur melodis dan tekstual pada keempat ordinarium yaitu: Tuhan Kasihanilah kami, Kemuliaan, Kudus, dan Anak Domba Allah serta hubungan nyanyian dengan ansambel Dalam hal ini musik Batak Toba yang digunakan dalam mengiringi ordinarium dalam perayaan misa adalah ansambel gondang hasapi. Namun di dalam hasil pentraskripsian yang ditampilkan hanya instrumen sulim dan garranttung . Penulis sengaja memilih kedua instrumen ini karena secara representative dapat mewakili ansambel gondang hasapi dari segi melodis. Sedangkan dalam analisisnya penulis akan menganalisis struktur melodis dan tekstual pada keempat ordinarium yaitu: Tuhan Kasihanilah kami, Kemuliaan, Kudus, dan Anak Domba Allah serta hubungan nyanyian dengan ansambel