Model Notasi
4.2 Model Notasi
Berdasarkan beberapa pertimbangan dalam menentukan model notasi untuk menuliskan musik atau nyanyian pada ordinarium ini maka penulis menggunakan bentuk notasi barat. Pentranskripsian keempat lagu ordinarium ini menggunakan sistem notasi barat, meskipun instrumen musik yang ditranskrip mewakili instrumen musik tradisi batak toba yaitu, sulim dan garanttung, namun kedua instrument tersebut sudah mendekati sistem notasi barat, notasi balok. Hal ini digunakan penulis, karena:
1) Sistem notasi balok sudah dikenal secara umum dalam bidang musikologi.
2) Sistem notasi balok memiliki garis paranada yang dapat menggambarkan tinggi rendahnya suatu nada atau suara sehingga hasilnya akan terlihat seperti grafik.
3) Secara ritmis sistem notasi balok mampu membagi setiap nilai ketukan. Dalam proses pentranskripsian penulis membuat atau menggunakan garis
dan paranada dan simbol-simbol dibawah ini:
1) Dalam notasi balok, sistem tangga nada bergaris lima digunakan sebagai dasar. Dalam garis paranada inilah dituliskan tanda- tanda mengenai not, tempo, ketukan, dinamika, dan instrumen yang digunakan. Durasi not dilambangkan dengan nilai yang berbeda-beda, sedangkan tinggi nada dilambangkan pada posisi not secara vertikal pada garis paranada. Not-not yang melambangkan tinggi nada diluar jangkauan kelima garis paranada dapat digambarkan dengan menggunakan garis bantu yang diletakkan diatas atau dibawah paranada.
2) Simbol ini merupakan tanda kunci. Tanda kunci berada di awal paranada, yang menunjukkan tinggi nada yang diwakili oleh garis dan spasi pada paranada tersebut. Simbol ini menunjukkan tanda kunci G,
artinya garis kedua dari bawah melambangkan nada G . pertama
3) Simbol ini merupakan tanda diam. Artinya tidak mengeluarkan bunyi/suara. Bernilai 4 (empat) ketuk dengan nama tanda diam penuh.
4) Simbol ini merupakan tanda diam yang bernilai 1 (satu) ketuk. Dengan nama tanda diam ¼ .
5) Simbol ini juga merupakan tanda diam yang bernilai1/4 ketuk. Dengan nama tanda diam 1/16.
6) Simbol ini merupakan tanda mula utama yakni tanda mula kress. Tanda mula kress ini diletakkan pada garis f menunjukkan bahwa nada tersebut dinaikkan ½ laras dalam semua oktaf (dimainkan sebagai nada fis). Sehingga menunjukkan karya musik ini bersangkutan dengan tangga nada G mayor atau E minor.
7) Simbol ini menyatakan garis paranada dalam kunci G bertangga nada G mayor, disertai dengan birama 4/4. Birama menunjukkan ritme lagu; ketukan lagu. Angka birama yang bagian atas menunjukkan jumlah ketukan per birama, sedangkan angka yang bagian bawah menunjukkan nilai not perketukan. Tanda birama 4/4 menunjukkan terdapat empat ketukan dalam birama dan masing-masing ketukan bernilai not seperempat.
8) Simbol ini merupakan tanda mula kress yang diletakkan pada garis nada f dan c yang menunjukkan bahwa kedua nada ini dinaikkan ½ laras dalam semua oktaf (dimainkan fis dan cis). Sehingga karya musik ini bersangkutan dengan tangga nada D mayor atau B minor.
9) Simbol ini menyatakan garis paranada dalam kunci G bertangga nada D mayor, disertai dengan birama 2/4. Tanda birama 2/4 menunjukkan terdapat dua ketukan dalam birama dan masing-masing ketukan bernilai not seperempat.
10) Simbol ini merupaka mula kress yang diletakkan pada garis nada f, c, g, dan d yang menunjukkan bahwa keempat nada ini dinaikkan ½ laras dalam semua oktaf (dimainkan fis, cis, gis, dan dis).
Sehingga karya musik ini berkaitan dengan tangga nada E mayor dan Cis minor.
11) Simbol ini menyatakan garis paranada dengan kunci
G bertangga nada E mayor, disertai dengan birama 4/4. Tanda birama 4/4 menunjukkan terdapat empat ketukan dalam birama dan masing-masing ketukan bernilai not seperempat.
12) Simbol ini merupakan not 1/16, dengan nilai not
¼ ketuk. Keempat not 1/16 ini bila digabung akan bernilai satu ketuk.
13) Simbol ini merupakan not 1/8, dengan nilai not 1/2 ketuk. kedua not ini bila digabungkan maka bernilai satu ketuk.
14) Simbol ini merupakan not ¼, dengan nilai not 1 ketuk.
15) Simbol ini merupakan not ¼ dengan not 1/8. Dengan nilai not 1 ½ ketuk. Kedua not ini digabungkan dengan menggunakan tie (garis lengkung perpanjangan), yakni menggabungkan dua not pada titinada yang sama. Satu tie hanya dapat mengikat dua not saja.
16) Simbol ini merupakan not ¼ yang bernilai 1 ketuk, dengan menggunakan simbol tremolo. Tremolo artinya getar; bergetar; cara main dengan menggetarkan nada. Not ¼ ini menggunakan dua tremolo.
17) Simbol ini merupakan not ¼ yang bernilai 1 ketuk, dengan menggunakan simbol tremolo. Not ini menggunakan empat tremolo.
18) Simbol ini merupakan not ¼ yang bernilai 1 ketuk, dengan menggunakan simbol buzz roll; drone (z on stem).
19) Simbol ini merupakan not ¼ dengan menggunakan staccato. Artinya dimainkan dengan putus-putus tapi jelas. Simbol-simbol di atas merupakan simbol-simbol yang terdapat dalam
lampiran partitur yang perlu diketahui agar pembaca memahami makna- maknanya.