Analisis Musikal Nyanyian Tuhan Kasihani kami

4.3.1 Analisis Musikal Nyanyian Tuhan Kasihani kami

Dalam menganalisis nyanyian (termasuk nyanyian lain) ini, penulis melampirkan sebagian hasil transkripsi sebagai sampel. Untuk melihat keseluruhan hasil transkripsinya penulis melampirkan pada lampiran.

Keterangan:

Huruf kapital melambangkan

: Bentuk

Angka romawi melambangkan

: Frasa

Dari hasil transkripsi di atas dapat dilihat bahwa nyanyian ini diawali dengan instrument sulim yang kemudian diikuti oleh garranttung. Kedua instrumen mengawali nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami dengan membawa pola melodi nyanyian tersebut. Pola melodi dari kedua instrumen ini menggunakan melodi nyanyian yang disertai dengan beberapa improvisasi.

Tangga nada yang terdapat dalam nyanyian ini diurutkan dari nada terendah sampai tertinggi yaitu, D-G-A-B-C-D’. Nada yang terendah adalah nada

D dan yang tertinggi adalah D’.

Untuk menentukan nada dasar pada nyanyian ini, penulis menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Bruno Nettl yang telah disebutkan diatas. Untuk mengaplikasikan pendapat tersebut maka terlebih dahulu nada-nada nyanyian ini disusun kedalam tabel keseluruhan jumlah nadanya.

Tabel 4.1 Distribusi Nada pada Nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami

Nada

Jumlah

G 10 0

A 16 12

B 8 12 0 0 20

C 2 6 0 4 12

D’

Sesuai dengan data dalam tabel diatas, maka yang menjadi tonalitas berdasarkan ketujuh cara yang ditawarkan Netll tersebut adalah:

a Nada yang paling sering digunakan adalah nada A dan nada yang paling jarang dipakai adalah nada D

b Nada yang memiliki nilai ritmis yang besar adalah nada A

c Nada yang dipakai sebagai nada awal adalah nada A dan nada yang paling akhir D

d Nada yang menduduki posisi paling rendah adalah nada D, nada yang menduduki posisi pertengahan adalah nada A.

e Nada yang memiliki oktafnya adalah nada D

f Tekanan ritmis A

g Melalui pengalaman – Berdasarkan kriteria yang diajukan Netll tersebut dapat ditarik kesimpulan dari tabel yang merupakan hasil dari pencacahan, bahwa nada dasar yang terdapat pada nyanyian Tuhan Kasihanilah kami adalah A.

Wilayah nada adalah daerah (ambitus) antara nada yang paling rendah dengan nada yang paling tinggi dalam satu komposisi lagu. Wilayah nada (range) pada nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami adalah dari nada D sampai D’.

Dalam menganalisis sebuah komposisi musik, frekuensi nada yang muncul merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Banyaknya jumlah nada yang sering digunakan akan menjadi sebuah gambaran tentang komposisi musik Dalam menganalisis sebuah komposisi musik, frekuensi nada yang muncul merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Banyaknya jumlah nada yang sering digunakan akan menjadi sebuah gambaran tentang komposisi musik

Dari gambaran diatas dapat dilihat bahwa pemakaian nada A sangat mendominasi dalam nyanyian ini, yakni sebanyak 38 kali. Dan yang paling sedikit pemakain nadanya adalah nada D, yakni 4 kali.

Interval adalah jarak nada yang satu dengan nada yang lainnya naik ataupun turun (Manoff, 1991:71). Berikut ini adalah tabel interval dari keseluruhan nada-nada yang dipakai dalam nyanyian Tuhan Kasihanilah kami

Tabel 4.2 Interval Nada Nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami No Interval

Jumlah Interval

Nyanyian

Instrument Instrumen

Tuhan

Kasihanilah sulim

Garantung

Kami

1 Prime Murni (1P) 21 21 75

2 Sekunder Naik 25 43 36 Mayor

Turun 18 27 22 (2M)

3 Sekunder Naik 12 18 14 Minor (2m)

Turun 6 11 8 4 Ters

1 2 mayor

Naik

Turun - 6 5 (3M)

5 Ters Naik

1 minor

Turun 4 5 5 (3m)

6 Kwart Naik

2 1 Murni (4p)

Turun 4 3 2 7 Kwint

1 - Murni (5p)

Naik

Turun -

Dengan melihat tabel di atas, maka dapat disimpulkan interval yang sering muncul adalah interval sekunder Mayor (2M) sebanyak 43 kali.

Formula melodi yang dibahas meliputi bentuk, frasa dan motif. Dalam hal ini penulis mengacu pada teori William P. Malm.

a Bentuk. Bentuk nyanyian Tuhan kasihanilah kami ini cenderung mengalami pengulangan atau Repettive. Bila dirumuskan terdiri dari A, B,

A, dan A’. Bentuk A mengalami satu kali pengembangan menjadi A’, dan bentuk A’ ini merupakan bagian penutup lagu. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran transkripsi lagu.

b Frasa

Pada nyanyian ini terdiri dari enam frasa. Frasa pertama dan ketiga mengalami pengulangan, dan frasa kelima merupakan pengulangan dari frasa pertama. Dan bagian akhir ditutup dengan frasa pertama namun terdapat pengembangan pada nada-nada akhirnya. Sehingga kelihatan bentuk nyanyian ini cederung repetitive.

c Motif

Terdapat empat motif yang membentuk nyanyian Tuhan Kasihanilah kami.

Kadensa adalah nada akhir dari satu bagian musik atau lagu. Pola kadensa yang dijabarkan penulis dalam nyanyian ini adalah nada-nada terakhir dari tiap bentuk.

Kontur adalah garis melodi dalam sebuah lagu. Malm ( Irawan 1997:85) membedakan beberapa jenis kontur. Dari beberapa istilah yang dikemukakan Malm, maka penulis melihat kantur yang terdapat pada nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami adalah pendulous. Pergerakan melodi dari nyanyian ini cenderung bergerak dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi ataupun sebaliknya. Bentuk ini dikenal dengan bentuk pendulous.

4.3.1.1 Hubungan Teks dengan Melodi Nyanyian Tuhan Kasihanilah Kami

Hubungan teks dengan melodi merupakan karakteristik yang sangat penting diperhatikan yakni hubungan antara musik (nada) dengan teks. Seperti Hubungan teks dengan melodi merupakan karakteristik yang sangat penting diperhatikan yakni hubungan antara musik (nada) dengan teks. Seperti

Sillabis:

Sampel di atas merupakan melismatis dan silabis yang timbul akibat hubungan melodi dengan teks. Terdapat beberapa melisma-melisma pendek dalam nyanyian ini. Setelah melakukan pencacahan, terdapat penggunaan melismatis sebanyak 12 motif dengan menggunakan 2-5 nada dalam satu suku kata. Jarak interval nada-nada yang digunakan pada melisma-melisma tersebut 2M, 2m, 1P. Artinya wilayah nada-nadanya (range) sederhana, hanya pada interval sekunda mayor dan minor. Sedangkan penggunaan silabis sebanyak 6 motif, dimana setiap suku katanya menggunakan nada yang sama karena bentuk nyanyian ini yang repetitive . Dari hasil pencacahan tersebut disimpulkan bahwa penggunaan melismatis terlihat mendominasi.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan dari segi musikal nyanyian Tuhan Kasihani Kami menggunakan tangga nada heksatonik, dengan nada dasar

A, nyanyian ini cenderung mayor, dengan garis melodi (kontur) cenderung pendulous, dan bentuk nyanyian repetitive/pengulangan. Dari segi tekstual nyanyian ini banyak menggunakan melisma-melisma pendek yang menggunakan 2-5 suku kata dalam tiap nada, pada interval sekunda mayor dan minor serta dalam range (wilayah nada) yang sederhana.