dalamnya seperti, pimpinan yang bertanggung jawab, manajer dan karyawan yang memiliki keahlian dan kemampuan baik dalam menciptakan sesuatu yang baru,
produk-produk unggulan, perencanaan kerja yang matang serta komunikasi yang baik.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan, peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan
kerja pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah Pengaruh Iklim
Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar Muda?”.
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan
diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut yakni sebagai berikut: 1. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu menganalisis hubungan iklim
komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan. 2. Objek penelitian ini adalah karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero
Tbk Cabang Medan Iskandar Muda yang hanya bekerja di kantor cabang dan
telah bekerja minimal selama 3 tahun. Hal ini sesuai dengan peraturan dalam
Universitas Sumatera Utara
UU no 13 Pasal 59 disebutkan syarat kontrak kerja atau yang pada peraturan disebut sebagai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT. Dalam perjanjian
kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu, dapat diadakan paling lama dua tahun dan dapat diperpanjang hanya satu kali saja
dengan waktu yang sama, tetapi paling lama satu tahun http:www.portalhr.comklinikhrhubungankaryawan4id594.html
, diakses tanggal 22 Januari 2011
3. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2011, dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menganalisis hubungan iklim komunikasi organisasi terhadap
tingkat kepuasan kerja pada karyawan di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
b. Untuk menganalisis efektifitas iklim komunikasi organisasi di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar
Muda terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan. c. Untuk menganalisis faktor-faktor pendukung peningkatan kepuasan
kerja pada karyawan di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar Muda.
Universitas Sumatera Utara
I.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah: a.
Secara akademis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas khasanah penelitian di lingkungan FISIP USU.
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
khususnya berkaitan dengan kajian studi Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai kajian iklim komunikasi organisasi.
c. Secara praktis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan cakrawala bagi peneliti, serta dapat menjadi masukan bagi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk
Cabang Medan Iskandar Muda.
I.5. Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun
kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari
sudut mana akan disoroti Nawawi, 2001:39.
Kerlinger menyebutkan bahwa teori adalah sekumpulan konstruk konsep, defenisi dan dalil yang saling terkait, yang menghadirkan suatu
pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan
fenomena Rakhmat, 2004:6. Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan memberikan pandangan terhadap suatu permasalahan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
1.5.1. Teori S-O-R
Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan adalah teori S-O- R Stimulus-Organism-Response. Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku
sosial dapat dimengerti melalui suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun
penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy 2003:254 efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang
merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan
reaksi komunikan. Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.
Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses
perubahan sikap, maka sikap komunikan hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya melebihi apa yang pernah dialaminya.
Prof. Dr. Mar’ at Effendy, 2003:255 dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly
yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting yaitu:
a. Perhatian,
b. Pengertian,
c. Penerimaan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.1 Model S-O-R
Sumber: Effendy, 2003: 255
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi
dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi sources misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan
perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan
yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya
komponen kognisi. Komponen kognisi itu merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan.
Keseimbangan inilah yang merupakan sistem dalam menentukan arah dan tingkah laku seseorang. Dalam penentuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong
terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamika tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan eksternal.
Stimulus Organism
• Perhatian
• Pengertian
• penerimaan
Respons
Universitas Sumatera Utara
Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini yang dapat menjadi stimulus dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku
seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu memberikan tambahan stimulus penguatan agar penerima berita mau mengubah
sikap. Hal ini dapat dilakukan dalam barbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian ini penerima informasi akan
mempersepsikannya sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus
dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya ini perlu cara penyampaian yang efektif dan
efisien. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan
inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Bila dikaitkan dengan penelitian ini, sejauhmana pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan PT. Bank
Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan Iskandar Muda, ada tiga variabel penting dalam menelaah sikap yang dirumuskan dalam teori S-O-R yakni:
Stimulus: Iklim Komunikasi Organisasi
. Organism: Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Cabang Medan
Iskandar Muda
Universitas Sumatera Utara
Response: Kepuasan kerja karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk
Cabang Medan Iskandar Muda
1.5.2. Teori Dua-Faktor
Penggagas teori ini adalah Frederick Herzberg. Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda.
Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Herzberg membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok
yaitu kelompok satisfiers dan kelompok dissatisfiers. Satisfier atau motivators adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan
kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi. Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan
kondisi sangat tidak puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh sebab itu faktor ini disebut sebagai
pemuas. Dissatisfiers adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, terdiri dari gaji, insentif, pengawasan, hubungan pribadi, kondisi
kerja dan status. Keberadaan kondisi-kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan bagi karyawan, tetapi ketidakberadaannnya dapat menyebabkan
ketidakpuasan bagi karyawan.
I.6. Kerangka Konsep
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
Universitas Sumatera Utara
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:33.
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang
dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa Nawawi, 1995:40.
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diuji kebenarannya. Beberapa konsep yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:
I.6.1. Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi, seseorang dapat menyampaikan
informasi, ide ataupun pemikiran, pengetahuan, konsep dan lain- lain kepada orang lain secara timbal balik, baik sebagai komunikator maupun sebagai
penerima pesan komunikan. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari
bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico, communication atau communicare yang berarti “membuat sama”. Istilah pertama communis adalah
istilah yang paling sering dipakai sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata lain yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama Mulyana, 2005:41.
Universitas Sumatera Utara
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan- pesan message dari pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima
sebagai komunikan yang bertujuan untuk mencapai saling pengertian mutual understanding antar kedua belah pihak. komunikasi adalah pertukaran pesan
verbal maupun nonverbal antara si pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku Muhammad, 2007:4-5.
Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus
dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.
I.6.2. Komunikasi Organisasi
Komunikasi ibaratnya “arah” bagi kehidupan organisasi. Tanpa adanya komunikasi maka sebuah organisasiperusahaan akan mengalami kesulitan-
kesulitan dalam pengelolaannya. Komunikasi merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan di organisasi yaitu 75-95 dari seluruh kegiatan organisasi.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami
dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
Universitas Sumatera Utara
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya.
Dalam sebuah teori tentang komunikasi organisasi dikemukakan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan
pekerjaan secara efektif, untuk bersikap jujur kepada organisasi, untuk meraih semangat dalam organisasi, untuk melaksanakan tugas secara kreatif dan untuk
menawarkan gagasan-gagasan yang inovatif bagi penyempurnaan organisasinya adalah dipengaruhi oleh komunikasi.
Dapat dikatakan komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling ketergantungan
satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Defenisi ini mengandung tujuh kunci yaitu proses, pesan, jaringan,
saling ketergantungan, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang
satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Sebagai salah satu bidang komunikasi, komunikasi organisasi memiliki komponen utama, yakni
kepuasan organisasi, iklim organisasi, kualitas media, kemudahan memanfaatkan komunikasi, penyebaran informasi, muatan informasi, kemurnian pesan dan
budaya organisasi Umar, 2002:66.
Universitas Sumatera Utara
I.6.3. Arus Informasi dalam Organisasi
Dalam komunikasi organisasi selalu berbicara tentang informasi yang berpindah secara formal. Mulai dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi
kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah – komunikasi ke bawah, informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada
orang yang otoritasnya lebih tinggi – komunikasi ke atas dan informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya
– komunikasi horizontal Pace, 2005 :183
I.6.4. Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan kerja yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa
organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab
dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta
memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada para anggota organisasi
sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi dan menaruh perhatian pada pekerjaan
yang bermutu tinggi dan memberi tantangan Pace, 2005:154.
Universitas Sumatera Utara
Dapat disederhanakan bahwa iklim komunikasi organisasi adalah persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat
dipercaya, mendukung, terbuka terhadap, manaruh perhatian kepada, dan secara aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja
yang baik. Gerald M. Goldhaber dalam buku Organizational Communication
menyatakan iklim komunikasi organisasi terdiri dari lima faktor. Pertama, dukungan. Karyawan memandang hubungan komunikasi dengan atasan dapat
membangun dan meningkatkan kesadaran diri tentang “makna dan kepentingan perannya”. Kedua, kesertaan dalam proses keputusan. Kesadaran bahwa
komunikasi dengan atasan mempunyai manfaat dan pengaruh didengarkan dan digunakan. Ketiga, kejujuran, percaya diri dan keandalan. Sumber
pesanperistiwa-peristiwa komunikasi dianggap dapat dipercaya. Keempat, terbuka dan tulus. Dalam komunikasi formal maupun informal terdapat
keterbukaan dan ketulusan dalam berkata dan mendengar. Kelima, tujuan kinerja yang tinggi. Tingkat kejelasan uraian dan penjelasan tentang tujuan-tujuan kinerja
sebagaimana dirasakan oleh para karyawan Kriyantono, 2008:122. Berdasarkan tinjauan teori diatas, maka indikator iklim komunikasi
organisasi adalah: 1. Kepercayaan
2. Pembuatan keputusan bersama 3. Dukungan
4. Keterbukaan 5. Perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi Kriyantono, 2008:122.
Universitas Sumatera Utara
I.6.5. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja job satisfaction adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan
dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan Martoyo, 2000:142.
Menurut Wikipedia, ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja http:id.wikipedia.org
wikiKepuasan_Kerja, diakses tanggal 20 Desember 2010, antara lain:
1. Pekerjaan itu sendiri Work It self, Setiap pekerjaan memerlukan suatu
keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya
dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2. Atasan Supervision, atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan
bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayahibuteman dan sekaligus atasannya.
3. Rekan kerja Workers, Merupakan faktor yang berhubungan dengan
hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
4. Promosi Promotion, Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada
tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5. GajiUpah Pay, Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai
yang dianggap layak atau tidak.
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka konsep-konsepnya dapat disederhanakan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Variabel Bebas Independent Variable
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau
unsur yang lain Nawawi, 1995:56. Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain Rakhmat, 2007:12. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi. 2.
Variabel Terikat Dependent Variable
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas Nawawi,
1995:57. Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel terikat Rakhmat, 2007:13.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan kerja karyawan. 3.
Variabel Antara Intervening Variable
Variabel antara berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel bebas
dengan karakteristik responden. Karakteristik responden adalah nilai-nilai
Universitas Sumatera Utara
Variabel Bebas X Iklim Komunikasi
Organisasi Variabel Terikat Y
Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan
Variabel Antara Z Karakteristik Responden
yang dimiliki oleh seseorang yang membedakannya dengan orang lain Umar, 2002:61. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah usia, jenis
kelamin, pendidikan dan lama bekerja.
I.7. Model Teoritis
Model teoritis merupakan paradigma yang menginformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan yang lainnya. Variabel-
variabel yang telah dikelompokkan ke dalam kerangka konsep dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut:
Gambar 1.2 Model Teoritis Penelitian
I.8. Operasional Variabel
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian diperlukan suatu operasional
variabel terkait, yakni sebagai berikut:
Tabel 1.1 Variabel Operasional
No. Variabel Teoritis
Variabel Operasional 1.
Variabel Bebas X Iklim Komunikasi
Organisasi Menurut Goldhaber
dalam Kriyantono 1. Kepercayaan
2. Pembuatan keputusan bersama 3. Dukungan
4. Keterbukaan 5. Perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi
2. Variabel Terikat Y
Tingkat Kepuasan Kerja Wikipedia
1. Promosi 2. Rekan kerja
3. GajiUpah 4. Atasan
5. Pekerjaan itu sendiri 3.
Variabel Antara Z Karakteristik responden
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Pendidikan
4. Lama Bekerja
I.9. Defenisi Operasional