68
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1. PT Toba Pulp Lestari, Tbk.
III.1.1.1. Sejarah Pendirian Perusahaan
Latar belakang berdirinya PT Inti Indorayon Utama yang saat ini sudah berubah nama menjadi PT Toba Pulp Lestari, Tbk. adalah untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan akan kertas dan rayon dalam negeri yang diimpor dari berbagai negara. Berdasarkan laporan hasil penelitian FAO pada bulan Juli 1954,
ditemukan dan direkomendasikan beberapa lokasi strategis dan layak untuk tempat pendirian pabrik pulp di Indonesia, salah satu diantaranya adalah Desa
Sosor Ladang, Kecamatan Porsea yang sekarang menjadi lokasi berdirinya pabrik pulp dan rayon PT Toba Pulp Lestari, Tbk.
Pada dekade 1980-an, pakar kehutanan melihat terdapatnya jutaan hektar tanah kosong dan hutan non produktif di daerah luar Pulau Jawa termasuk di
Pulau Sumatera khususnya di sekitar Danau Toba sebagai berikut : −
Walaupun kegiatan reboisasi dengan tanaman pinus telah sejak lama dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara, namun masih ditemukan ratusan
ribu hektar kawasan hutan yang tidak produktif. −
Keadaan hutan tanaman pinus merkusii tersebut relatif kurang
menguntungkan karena tersebar dalam kelompok luas yang kecil-kecil dengan potensi yang tidak merata.
69 −
Tanaman pinus sangat mudah dan sering terbakar karena mengandung resin yang mudah terbakar sehingga banyak hasil reboisasi yang gagal.
Adanya rekomendasi FAO tahun 1954 untuk lokasi pabrik pulp di Indonesia salah satunya di Kecamatan Porsea dan adanya peningkatan
kebutuhan kertas, pulp dan rayon dalam negeri dan dunia, serta keinginan pemerintah untuk meningkatkan Hutan Tanaman Industri HTI dan pengefektifan
hasil reboisasi di luar Pulau Jawa misalnya pinus di Provinsi Sumatera Utara menghasilkan rencana pendirian pabrik pulp di Desa Sosor Ladang Kecamatan
Porsea Kabupaten Toba Samosir.
III.1.1.2. Profil Perusahaan
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Perseroan didirikan pada tahun 1983, berdomisili di Medan, sumatera utara, berdasarkan Akta Pendirian No. 329,
tertanggal 26 April 1983, yang dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia melalui surat Keputusan No. C2-5130-HT01-01 TH.83, tertanggal 26 Juli 1983, didaftarkan di Pengadilan Ngeri Kelas I A Medan pada
tanggal 2 November 1983 dengan No. 279PT1983 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indoensia pada tanggal 4 Desember1984 dengan No. 97,
Tambahan Berita Negara No. 1176. Pada tahun 1990, status Perseroan berubah menjadi Perseroan dengan
fasilitas Penanaman Modal Asing PMA sebagaimana dituangkan di dalam Akta bertia Acara No. 258, tertanggal 26 Maret 1990, yang dibuat oleh Rachmat
Santoso, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
70 Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat keputusan No. C2-2643.HT.01.04-
TH.90, tertanggal 12 Mei 1990 dengan No. 45PTPROB 1990 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 April 19991
dengan No. 31, Tambahan Berita Negara no. 523. Berdasarkan Akta Berita Acara No. 113, tertanggal 12 Mei 1990, yang
dibuat oleh Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Mengerti Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat
keputusan No. C2-2652-HT-01-04-TH.90, tertanggal 12 Mei 1990, didaftarkan di Pengadilan Negeri Kelas IA Medan pada tanggal 18 Mei 1990 dengan No.
47PT?PROB1990, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 19 Februari 1991 dengan No. 15, Tambahan Berita Negara
No. 523, status Perseroan berubah menjadi Perseroan Terbuka yang menawarkan saham-saham Perseroan untuk dimiliki masyarakatpublik.
Akta Perseroan kemudian mengalami beberapa kali perubahan, baik sehubungan dengan penyesuaian dengan Undang-Undang No.1 tahun 1995,
maupun sehubungan dengan perubahan nama Perseroan. Kesemua perubahan- perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan
Hak Azasi Manusia Republik Indonesia PT Toba Pulp Lestari, Tbk. sebelumnya bernama PT Inti Indorayon
Utama l yang berlokasi di Desa Sosor Ladang Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara adalah industri terintegrasi di bidang produksi
pulp untuk bahan baku kertas dan serat viscose rayon untuk bahan baku tekstil dan penggunaan lainnya seperti filter rokok, benang, ban, dan lainnya.
71 Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai tahun 1989 dimana
produksi sekitar 70 diekspor ke mancanegara, sisanya untuk kebutuhan pasar domestik. Kapasitas produksi terpasang pabrik adalah 240.000 ton pulptahun dan
60.000 ton rayontahun. Hal ini menggambarkan bahwa pabrik ini merupakan salah satu industri strategis penghasil devisa negara yang besar.
Pada tahun 1999 terjadi isu pencemaran lingkungan yang melanda PT Inti Indorayon Utama dan berdampak pada kepercayaan masyarakat dan nama
baik perusahaan. Hal ini telah mengakibatkan PT Inti Indorayon Utama menghentikan produksi dan administrasi yang berhubungan dengan operasional
dan hanya mempekerjakan sebagian kecil karyawan. Selama tidak beroperasi tetap membayar rekening dan gaji karyawan yang tinggal. PT Inti Indorayon
Utama selama tidak beroperasi tidak memiliki administrasi sehingga Sertifikat ISO 9002 saat itu ditarik kembali karena tidak bisa melakukan dokumentasi
operasi. Kemudian PT Inti Indorayon Utama mengganti nama menjadi PT Toba Pulp Lestari, Tbk. pada bulan April 2001 dan mulai beroperasi kembali pada
tanggal 6 Februari 2003. Perubahan yang terjadi selain perbaikan manajemen, juga tidak
beroperasinya lagi rayon dan hanya berupa industri terintegrasi di bidang produksi pulp untuk bahan baku kertas. Hal ini disebabkan karena limbah rayon lebih sulit
dikendalikan, dalam arti untuk pengolahan yang optimal memerlukan cost yang besar. Sekarang PT Toba Pulp Lestari, Tbk. hanya memproduksi pulp saja dengan
kapasitas produksi 650 ton pulphari.
72 III.1.1.3. Visi dan Misi
Adapun yang menjadi visi dan misi PT Toba Pulp Lestari, Tbk. adalah: Visi :
Menjadi produsen pulp terbaik di Asia melalui pengelolaan sumber daya alam hutan dengan teknologi ramah lingkungan dalam konsep penerapan
pembangunan yang berkelanjutan. Misi :
Menciptakan laba yang dapat memberikan kesejahteraanmanfaat bagi para stakeholder-nya.
III.1.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan
SUSUNAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT. TOBA PULP LESTARI SUSUNAN KOMISARIS:
Komisaris Utama : Roli Arifin
Komisaris : Drs. Sabam Leo Batubara
Komisaris Independen : Lundu Panjaitan SH, MA
Komisaris Independen : Lennardi Anggijono
SUSUNAN DIREKSI
Direktur Utama : Subhash Chander Paruthi
Direktur : Juanda Panjaitan SE
Direktur : Ir. Firman Purba
Direktur : Wilim
Direktur : Anwar Lawden, SH
Adapun struktur organisasi perusahaan pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk. sebagai berikut:
73
Gambar.4 Struktur Organisasi PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Managing
Director
Fibre Resources Dy. GM
R D Manager
Planning Manager
Harvesting Manager
FSSecurityER T Manager
ISOLEI Enviro.
Manager Aek Nauli
Estate Manager Nursery
Manager PIRHTR
Manager Plantation
Manager Habinsaran
Estate Manager Tarutung
Estate Manager Tele
Estate Manager Eng. Maint.
Departement Head Commercial
Departement Head TechnicalEnv.QEMS
Departement Head Fibreline Woodprep.
Departement Head Energy
Departement Head Chem.RecLkEff.
Departement Head Deputy
General Manager
SSL Dept. Head Sales Admin
Manager Mill Account
Manager TaxFinance
Manager
Fiber Account Manager
IT Dept. Head HRD Dept. Head
LPC Manager
74
III.1.1.5 Situasi Dan Prospek Perusahaan Saat Ini
Situasi Perseroan sejak dioperasikan kembali pada tahun 2003 sampai saat ini semakin baik dan sudah berjalan dengan normal. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan antara lain: a.
Besarnya keinginan masyarakat putra derah menjadi karyawan Perseroan b.
Besarnya keinginan masyarakat pengusaha lokal menjadi mitra kerja Perseroan
c. Besarnya permintaan masyarakat untuk mendapatkan bantuan Program
Pemberdayaan Masyarakat Program CD dari Perseroan. Sedangkan Prospek Perseoran sangat baik, karena dari tahun ke tahun
kebutuhan dunia akan pulp dan kertas semakin meningkat.
III.1.1.6 Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha yang dijalankan oleh PT Toba Pulp Lestari,Tbk adalah sebagai berikut:
1. Hutan Tanaman Industri HTI terdapat di lima kabupaten dengan empat
sector hutan, yaitu: Sektor Tele Dairi, Sektor Aek Raja Tapanuli Utara, Sektor Aek Nauli Simalungun, dan Sektor Habinsaran.
2. Pabrik ini hanya memproduksi Pulp yaitu jenis fully bleached kraft pulp.
Hasil produksi berupa pulp kering berbentuk lembaran-lembaran pulp yang memiliki kualitas tinggi.
3. Pulp yang dihasilkan oleh PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Terdiri dari bebrapa
tingkatan grade, yaitu:
- Grade A
75 -
Grade B -
Grade C -
Grade DI -
Grade Off 4.
Pabrik ini memproduksi bahan-bahan kimia chemical plant sendiri untuk proses produksinya dan menyediakan sumber energi power and liquor
plant untuk produksi pulp Bahan baku yang digunakan oelh PT Toba Pulp Lestari, Tbk.
Adalah kayu eucalyptus hybrid dengan ciri-ciri kulit tipis, mudah lepas, dan lebih mudah hancur. Pada awalnya PT Inti Indorayon Utama
menggunakan pinus merkusii sebagai bahan baku, namun diganti dengan eucalyptus karena pertimbangan sebagai berikut:
- Usia tanaman pinus merkusii yang cukup lama, yaitu 20-30 tahun,
sedangkan eucalyptus relative jauh lebih cepat, yaitu 7 tahun. -
Tanaman pinus merkusii sangat mudah terbakar karena serasahnya banyak mengandung resin. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
fungsi hutan sebagai pelindung maka penggunaannya digantikan tanaman berdaun lebar yaitu eucalyptus.
- Komponen luar dinding sel kayu eucalyptus lebih baik dibandingkan
dengan pinus merkusii. Bahan pendukung adalah bahan yang digunakan dan ditambahkan
pada proses produksi untuk membantu menghasilkan produk, namun pada produksi akhir bahan pendukung tersebut tidak kelihatan. Bahan
pendukung yang dipergunakan dalam proses produksi adalah:
76 1.
Cairan pemasak, yaitu: a.
White Liguor, sebagai bahan pemasak kimia utama dengan komposisi soda kausatik NaOH, natrium karbonat Na
2
CO
3
, dan natrium sulfit Na
2
S. b.
Black Liquor, merupakan cairan bekas pencuci di area pencucian yang mengandung lignin dan bahan kima white
liquor. Bahan anorganik yang terdapat bahan black liquor adalah NaOH, Na
2
S, Na
2
CO
3
, Na
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
, NaCl. 2.
Uap panas steam, digunakan sebagai sumber panas pada proses pemasakan.
3. Bahan kimia pemutih, berupa klorin dioksida CLO
2
, soda kausatik NaOH, pereksida,H
2
O
2
, dan bisufit SO
2
III.1.1.7. Sustainable Forestry Management PERIJINAN
SK. Menhut No. 236Kpts-IV84 tanggal 19 Nop 1984, berupa
pemberian HakIjin Pemanfaatan Kayu IPK Pinus yang tersebar di Prov. Sumut seluas 86.000 ha sebagai sumber bahan baku jangka pendek 15
thn sejak pabrik berproduksi secara komersil.
SK Menhut No. 493Kpts-II1992 tanggal 01 Jun 1992 berupa Hak
Pengusahaan Hutan Tanaman Industri HPHTI seluas 269.060 ha sebagai sumber bahan baku jangka panjang selama 35 thn ditambah satu daur
tanaman pokok 8 tahun.
77 Berdasarkan survey lapangan dan plotting interpretasi photo udara,
sebenarnya kedua izin tersebut sebagian menunjuk areal yang sama saling tumpang tindih sehingga total luas yang dikelola hanya 284.816 ha.
III.1.1.8. Lokasi Perusahaan
PT Toba Pulp Lestari, Tbk. berlokasi di Desa Sosor Ladang Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Kode Pos 22384 Telepon: 62-632 21310,
21320 Faksimili: 62-632 21070 dan Uniplaza East Tower Lantai 7 Jalan Letjend. MT Haryono No A-1 Medan Kode Pos 20231 Telepon: 62-61 4532155
Faksimili: 62-61 4573428 serta di Gedung BNI Lantai 10 Jalan Jend. Sudirman Jakarta.
Areal usaha PT Toba Pulp Lestari, Tbk. terdiri atas dua bagian, yaitu forest section dan mill section. Areal hutan forest secion meliputi 5 kabupaten,
yaitu Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Dairi, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan. Sedangkan untuk areal pabrik mill section terletak di Desa Sosor
Ladang yang berjarak sekitar 220 km dari Medan. Pabrik ini dibangun di atas tanah seluas sekitar 200 ha. Sekitar kawasan pabrik ini terdapat aliran Sungai
Asahan yang airnya digunakan untuk keperluan pabrik sekitar 2400 m
3
jam. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
lokasi perusahaan ini strategis karena : −
Sumber bahan baku yang terletak tidak jauh dari lokasi pabrik. −
Keadaan sarana transportasi dan komunikasi yang menunjang serta prasarana jalan yang baik, dimana jalur angkutan umum dengan jalur transportasi abrik
78 −
dibedakan. Hal ini memudahkan proses pengiriman barang baku barang jadi, dan pemasarannya.
− Berdasarkan hasil penelitian FAO, Desa Sosor Ladang merupakan daerah
yang strategis dan layak untuk berkembangnya pabrik di masa depan. −
Kawasan sekitar pabrik tersedia tenaga kerja yang cukup dan memiliki keterampilan sebagai tenaga kerja karena sekitar 69,81 dari total tenaga
kerja merupakan penduduk setempat.
79
III.1.1.9. Program-program Corporate Social Responsibility PT.Toba Pulp Lestari
No Program Corporate
Social Responsibility CSR
Jenis Kegiatan
1 Bidang Ekonomi
Kerakyatan
- Integrated Farming System seperti
pemberian ternak sapi, babi, bibit ikan. -
kemitraan bisinis mencakup penggunaan jasa-jasa loging truck dari
luar dan jasa kontraktor jika ada proyek yang akan dijalankan
- Hutan Tanaman RakyatPerkebunan
kayu rakyat mencakup penanaman kayu eucalyptus yang bekerjasama
dengan rakyat -
Vocational Training mencakup training perbengkelan, traning tukang
batu dan training masak-memasak untuk Ibu-Ibu
2 Bidang Pendidikan
Pemberian beasiswa, pengadaan sarana dan prasarana sekolah seperti buku,
meja, kursi, upgrading guru-guru dan guru honor
3 Bidang Kesehatan
Pengobatan gratis, sunatan massal, penyuluhan kesehatan dan peningkatan
gizi
4 Bidang Lingkungan
Penghijauan, penanaman pohon-pohon kehidupan, pembukaan dan perbaikan
jalan, pengadaan air minum dan perbaikan irigasi, penerangan lsitri-listrik
pedesaan
80
III.1.2. Gambaran Umum Kecamtan Parmaksian II.1.2.1. Lokasi dan Keadaan Geografis
Kecamtan Parmaksian merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan porsea. Pembentukan Kecamatan Parmaksian didasarkan pada Peraturan Daerah
Kabupaten Toba Samosir No.5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Bonatua Lunasi. Kecamatan Parmaksian berada pada
2 24’-2
37’ Lintang Utara dan 99 03’- 99
16’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 45,98 km
2
dan diapit oleh 4 kecamatan lainnya dalam wilayah Kabupaten Toba Samosir. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Siantar Narumonda,
sebelah timur berbatasan dengan Kecamtan Pintu Pohan Meranti, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Porsea.
Kecamatan Parmaksian terletak di wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 905-1500 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah
yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miringfan terjal. Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, kecamatan Parmaksian tergolong ke dalam
daerah beriklim tropis basah dan suhu berkisar antara 17 C-29
dan rata-rata kelembaban udara 85,04.
III.1.2.2.Pemerintahan
Wilayah Administrasi Pemerrintahan Kecamatan Parmaksian tahun 2009 terdiri dari 10 desa danterbagi habis 24 dusun. Dari 10 desa yang ada di
Kecamatan Parmaksian, 9 desa merupakan desa dengan klasifikasi desakelurahan Swasembada dan sisanya sebanyak 1 desa merupakan desakelurahan Swakarya.
Secara umum, jarak dari kantor kepal desalurah ke ibukota kecamatan relative dekat sehingga akses masyarakat ke Kantor Camat Parmaksian relatif
81 dekat dan mudah dijangkau. Desa Lumban Huala merupakan desa yang paling
jauh jaraknya dari ibukota kecamatan yaitu sekitar 3,5 km, selebihnya untuk desakelurahan lainnya tidak lebih dari 3,0 km.
Kecamatan Parmaksian telah berdiri sejak tahun 2008 hingga saat ini msih dipimpin oleh seorang camat yaitu Camat Salamat Manurung, dan jumlah
Pegawai Negeri Sipil di kantor camat Parmaksian pada tahun 2009 berjumlah 8 orang yaitu 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
III.1.2.3. Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Parmaksian pada tahun 2009 berjumlah 8.164 jiwa yang terdiri dari 4.017 jiwa laki-laki dan 4.147 perempuan. Jumlah rumah
tangga di Kecamtan Parmaksian pada tahun 2009 berjumlah1.983 Rumah Tangga. Desa Pangombusan merupakan desa dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi
dengan 327,59 jiwa km
2
. Sementara Desa Tangga Batu II merupakan desa dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu 71,15 jiwa km
2
. Dilihat dari sisi rata-rata Anggota Rumah Tangga, Desa Bius Gu Barat
memiliki angka yang paling tinggi yaitu sebesar 5,10 yang artinya setiap rumah tangga yang ada di desa ini rata-rata memiliki anggota rumah tangga sebanyak 5
sd 6 orang. Sementara yang terkecil terdapat di Desa Pangombusan dengan rata- rata ARTRT sebesar 3 orang.
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur terbesar berada pada kelompok usia muda yaitu kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 1,076 jiwa atau
sekitar 13,18 . Jumlah penduduk yang paling kecil berada pada kelompok umur 55-59 tahun yaitu 281 jiwa atau sekitar 3,44, .
82
III.1.2.4. Pendidikan
Kecamatan Parmaksian memiliki 9 Sekolah Dasar SD yang terdiri dari 8 SD Negeri dan 1 SD Swasta. Masih ada 3 tiga desa yang belum memiliki SD, tetapi
pada beberapa desakelurahan ada yang memiliki lebih dari satu SD. Untuk SLTP terdapat 2 sekolah yang seluruhnya swasta. Sementara untuk SMUSMK terdapat
2 sekolah Swasta. Ratio guru dan murid untuk SD sebesar 13,01 artinya setiap guru SD rata-rata
mengajar 13 murid SD. Ratio guru dan murid SLTP sebesar 9,07 yang artinya setiap guru SLTP rata-rata mengajar 9 murid SLTP. Ratio murid dan guru untuk
sekolah SLTPSMK sebesar 8,47 yang artinya setiap guru SLTASMK mengajar rata-rata 8-9 murid SLTPSMK.
III.1.2.5. Kesehatan
Tingkat kesehatan masyarakat suatu daerah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai. Sarana kesehatan yang ada di
Kecamatan Parmaksian adalah Puskesmas Pembantu unit 2, Polindes 9 unit dan Posyandu 12 unit dengan jumlah tenaga kesehatan 12 orang bidan.
III.1.2.6. Perumahan
Pada tahun 2009 di Kecamatan Parmaksian terdapat 20 sarana tempat ibadah, yang terdiri dari 4 Mesjid, 1Mushollah dan 15 Gereja yang tersebar di
hampir seluruh desa. Jika dilihat dari kondisi perumahan secara umum di Kecamatan Parmaksian masih berada pada kategori semi permanen 71,73.
Sementara perumahan permanen dan darurat masing-masing 26,74 dan 1,53.
83
III.1.2.7. Pertanian, Peternakan, Perikanan
Kecamatan parmaksian memiliki luas area persawahan sebesar 1.234 ha yang terdiri dari 859 ha irigasi non PU dan 375 ha tadah hujan. Luas panen padi
selama Tahun 2009, mencapai 1.134 ha dengan produksi 6.543,6 ton rata-rata produksi sebesar 5,30 tonha. Desa Bius GU Barat merupakan desa dengan luas
panen padi terluas sebesar 334 ha. Sementara itu, untuk tanaman palawija dan sayur-sayuran, jagung
merupakan tanaman yang paling luas diantara tanaman yang ada yaitu seluas 71 ha dengan produksi 426 ton selama tahun 2009. Tanaman jagung ini terbesar di
seluruh desakelurahan. Di bidang peternkan, ternak kerbau dan babi merupakan ternak yang
paling banyak dipelihara oleh penduduk Kecamatan Parmaksian yang masing- masing 363 ekor dan 653 ekor, sedangkan unggas yang ada adalah ayam sebanyak
4.450 ekor dan itik 6.645 ekor. Sementara produksi ikan air tawar dihasilkan selama tahun 2009 adalah
sekitar 18,5 ton yang tersebar di 7 desa.
III.1.2.8. Industri
Kecamatan Parmaksian memiliki dua perusahaan besar yang terdiri dari industri penghasil Pulp yang berlokasi di Desa Pangombusan dan PLTA yang
berada di Desa Tangga Batu I, 17 industri rumah Tangga. Bengkel sepeda motor 8 unit dan bengkel lainnya 7 unit, semuanya tersebar di 5 desa.
Seluruh desakelurahan di Kecamatan Parmaksian sudah dialiri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.796 pelanggan, sedangkan desakelurahan
84 yang dialiri oleh PAM sebanyak 6 desa dengan jumlah pelanggan sebanyak 397
pelanggan. Pelanggan terbanyak adalah di Desa Pangombusan 106 Pelanggan. Panjang jalan diseluruh Kecamatan Parmaksian pada tahun 2009
berjumlah sekitar 79 km terdiri dari 21,3 km jalanaspal, 18,2 km jalan diperkeras, 21 km jalan tanah, dan sisanya 18,5 km merupakan jalan setapak. Sementara dari
sisi tansportasi didominasi oleh pengankutan darat dengan jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar sejumlah 792 unit yang didominasi oleh kendaraan roda
dua dengan jumlah 710 unit 89,64. Selebihnya merupakan kendaraan roda empat atau lebih seperti mopen, bus dan truk.
III.2 Metodologi Penelitian III.2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara Implementasi Program Corporate Social Responsibility dan Citra Perusahaan Toba Pulp Lestari,
Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian, Toba Samosir. Mrode penelitian yang digunakan disini adalah metode korelasional.
Memasuki metode korelasional ditelitilah hubungan di antara variabel- variabel yang digunakan. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti
sejauhmana variabel pada satu faktor yang berkaitan dengan variabel pada faktor lain. Jika dua variabel saja yang dihubungkan, korelasiya disebut korelasi
sederhana. Lebih dari dua variabel disebut dengan korelasi ganda. Metode ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-
variabel yang berbeda dalam satu populasi. Perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi.
85 Penelitian dapat mengetahui seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas
terhadap terkaitnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi. Metode korelasi meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat.
Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat Kriyantono, 2008:62. Metode
korelasional digunakan untuk 1 mengukur hubungan di antara berbagai variabel, 2 meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas
dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, 3 meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental.
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dengan penggunaan metode korelasional, maka penelitian ini diarahkan untuk menanalisis apakah hubungan
antara Corporate Social Responsibility dan Citra Perusahaan PT.Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir.
III.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di kecamatan Parmaksian kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara yang terdiri dari 5 desa yaitu: Siantar Utara, Pangombusan,
Lumban Sitorus, Tangga Batu Satu, Banjar Ganjang. Penelitian ini dilakukan bulan Februari 2011.
86
III.3. Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi
Kata populasi populationuniverse dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam
suatu penelitian pengamatan. Keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti disebut populasi. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa- peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalan suatu
penelitian. Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi yang
homogeny dan heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsur- unsur atau elemennya memiliki sifat mendekati sama sehingga tidak perlu
ditetapkan jumlahnya secara kuantitatif. Populasi hetrogen adalah sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang berbeda bervariasi sehingga perlu
penetapan batas-batasnya secara kuantitatif. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek yang akan diteliti harus
memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Peneliti hendaknya menentukan lebih dahulu
karakteristik populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-cara pengeambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti akan mengetahui siapa saja
yang memenuhi syarat sebagai anggota populasi, dapat memperkirakan besarnya sampel yang harus diambil, dan tahu persis kepada siapa generalisasi kesimpulan
penelitiannya nanti akan berlaku Azwar, 2004:77-78.
87 Jika kira ingin melakukan penelitian pada sesuatu populasi yang besar,
kita tisak perlu meneliti setiap unit dari populasi akan tetapi cukup hanya mengambil sebahagian besar saja sampel. Disamping itu untuk menghindari
terjasinya error, perlu adanya perencanaan yang baik seperti halnya dalam pembuatan kuesioner, buku panduan, serta konsep pengumpulan dan pengolahan
data. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di kecamatan
Parmaksian kabupaten Toba Samosir yang pernah dan masih menerima bantuan CSR dari PT Toba Pulp Lestari, Tbk dari tahun 2007 -2010.
Pada penelitian ini yang menjadi populasinya adalah masyarakat yang pernah CSR tahun 2007-2010 yang berada di Kecamatan Parmaksian yang dibagi
menjadi 5 ring utama yaitu Siantar Utara, Pangombusan, Lumban Sitorus, Banjar Ganjang dan Tangga Batu. Berdasarkan hasil penelitian ada sebanyak 50 orang
sumber data dari Toba Pulp Lestari.
Tabel 3. Populasi
No Nama Desa
Jumlah Penerima CSR 1
Siantar Utara 8
2 Pangombusan
16 3
Tangga Batu 9
4 Lumban Sitorus
9 5
Banjar Ganjang 8
Jumlah 50
88
III.3.2 Defenisi Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sample. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel Arikunto,2006:131. Sampel yang
representatif dapat diartikan bahwa sampel tersebut mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada
semua unsur populasi untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan yang sebenarnya dalam populasi Kriyantono, 2009:151.
Pemilihan sampel yang tidak baik akan menghasilkan kesimpulan yang salah karena sifat sampel tersebut tidak akan mencerminkan sifat-sifat
populasinya. Sedangkan pemilihan sampel yang benar dengan jumlahnya yang memadai dapat menghasilkan kesimpulan yang mencerminkan sifat-sifat dari
populasinya Suparmoko, 1999:33. Disini akan dibicarakan mengenai besarnya sampel atau biasa disebut
ukuran sampel. Mengenai ukuran sampel, tidak ada ukuran pasti bagi periset Kriyantono, 2009:161. Para ahli berpendapat jika jumlah populasi berkisar 100
ke atas maka ukuran sampel dapat diambil 10 atau 15 atau sampai 20 sampai 25 Arikunto, 2006:134.
Dalam penelitian ini total populasi yang didapatkan yang menerima CSR ekonomi mulai dari tahun 2007-2010 ada sebanyak 50 orang.
89
III.4. Teknik Penarikan Sampel III.4.1. Total Sampling
Jika jumlah populasi dari suatu penelitian tidak terlalu banyak maka digunakan total sampling Prasetyo, 2005:121. Nazir 2003:271 menyebutkan
dengan complete eneumeration yaitu tiap unit populasi dihitung. Menurut arikunto 2006:134, jika populasi kurang dari 100 lebih baikdiambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah populasinya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih. Maka
dalam penelitian ini teknik penarikan sampling yang digunakan adalah total sampling karena jumlah polpulasi dibawah 100.
Berdasarkan populasi yang ada, maka sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan penerima dana CSR ekonomi kerakyatan mulai tahun 2007-2010 di
kabupaten parmasksian yang berjumlah 50 orang.
III.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Penelitian Kepustakaan Dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan
sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku, majalah, internet dan sebagainya.
b. Penelitian Lapangan
Pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian pengumpulan data dari responden meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian,
pengumpulan data dari responden menggunakan “Wawancara Terstruktur” adalah
90 model pertanyaan yang memberikan jawaban yang telah disusun untuk dipilih
oleh responden atau mengggunakan “Projective Questioner” adalah alat ukur yang bersifat tertutup, maksudnya tinggal memilih jawaban dari pertanyaan yang telah
ditetapkan. Contoh:
No Pertanyaan
Jawaban Kode
1 Jenis Kelamin
1. Pria 2. Wanita
III.6. Teknik Analisis Data
Analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa
tahap analisis yaitu: a.
Analisis Deskriptif Yaitu penelitian yang memberikan gambaran mengenai situasi-situasi
atau kejadian-kejadian. Suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Data-data yang terkumpul baik lewat studi kepustakaan dan kuesioner akan disusun dan kemudian disajikan dalam bentuk analisa tabel tunggal. Tabel
91 tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom.
Sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:266.
b. Analisis Tabel Silang
Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya sehingga dapat
diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun: 1995:273
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah salah satu funsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji
hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan melihat derajat hubungan diantara dua variabel.
Kekuatan hubungan menunjukkan derajat hubungan ini disebut koeifisien asosiasi korelasi. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala
ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik
yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik “Sperman’s Rho Rank Order Correlations”, yaitu rumus koefisien
korelasi tata jenjang oleh Sperman Kriyantono, 2006:174. Rumus koefisien korelasinya adalah :
Rho =1-
92 Keterangan : Rho = koefisien korelasi rank –order
d = perbedaan antara pasangan jenjang Σ = sigma atau jumlah
N = jumlah individu dalam sampel 1 = bilangan konstan
6 = bilangan konstan Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk
melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho 0, maka hipotesis ditolak
Jika rho 0, maka hipotesis diterima Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunakan rumus t
test
pada tingkat signifikan 0,0005 sebagai berikut:
t =
keterangan: t = nilai t
test
r = nilai koefisien relasi n = jumlah sampel
jika t
hitung
t
tabel
, maka hubungan signifikan jika t
hitung
t
tabel
, maka hubungan tidak signifikan Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai
koefisien relasi sebagai berikut Kriyantono, 2006:168-169, yaitu:
93 ≤ 0,20
= hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20-0,39
= hubungan rendah tapi pasti 0,40-0,70
= hunbungan yang cukup berarti 0,71-0,90
= hubungan yang tinggi; kuat ≥ 0,90
= hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan
94
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN