34 •
Coorporate Identify : Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan seseorang terhadap PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
3. Variabel Antara Karakteristik Responden terdiri dari:
a. Jenis kelamin: penggolongan sex responden.
b. Usia: umur responden saat mengisi kuesioner.
c. Pendidikan: latar belakang pendidikan responden.
I.11. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu proposisi atau pernyataan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam suatu penelitian, hipotesis berfungsi sebagai
jawaban sementara tentative answer bagi masalah atau pertanyaan penelitian, yang oleh karenanya perli diuji melalui prosedur pengujian hipotesis. Suatu
hipotesis bisa dirumuskan melalui berbagai sumber, bergantung dari titik tolak kerangka pemikiran yang dipergunakan seorang peneliti. Jelas, dalam suatu
penelitian hipotesis yang dikemukakan tidak muncul begitu saja, melainkan bertitik tolak dari kerangka pemikiran atau kerangka teoritis yang dipergunakan si
peneliti dalam usahanya memberi jawaban sementara terhadap masalah atau perntanyaan penelitian Lubis, 1998:13.
Goode dan Hatt menjelaskan ciri-ciri hipotesis yang baik adalah hipotesis harus jelas secara konseptual, harus mempunyai rujukan empiris, harus bersifat
spesifik, harus dihubungkan dengan teknik penelitian yang ada, dan harus berkaitan dengan suatu teori Rakhmat, 2006:14-15. Hipotesis adalah sarana
penelitian yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena merupakan instrumen
35 kerja dari teori Singarimbun, 1995: 43. Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap masalah yang tengah diteliti Suyanto dan Suntinah, 2005: 43. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: tidak terdapat pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility PT.Toba Pulp Lestari, Tbk terhadap Citra Perusahaan.
Ha: terdapat pengaruh
Implementasi Program
Corporate Social Responsibility PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terhadap Citra Perusahaan.
36
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1. KOMUNIKASI II.1.1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah hal yang paling wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga paling komplit dan rumit. Bagaimana tidak, komunikasi sudah
berlangsung sejak manusia lahir, dilakukan secara wajar dan leluasa seperti halnya bernafas, namun ketika harus membujuk, membuat tulisan, mengemukakan
pikiran dan menginginkan orang lain bertindak sesuai dengan harapan kita, barulah disadari bahwa komunikasi adalah sesuatu yang sulit dan berbelit-belit.
Sebagai makluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ia
ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu inilah yang memaksa manusia untuk berkomunikasi.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun
kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia Effendy, 2003:8. Komunikasi juga dapat diartikan
sebaai bentuk interaksi antar manusia yang saling berpengaruh dan mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi Cangara, 2002:20.
37 Secara etimologi istilah komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu
communication, berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna atau sama
arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan
Effendy, 2003:30. Dari hal tersebut dapat diartikan jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan maka komunikasi tidak akan terjadi.
Di antara sosiolog, ahli psikologi dan ahli politik di Amerika Serikat,yang menaruh perhatian terhadap perkembangan komunikasi adalah Carl I. Hovland
yang memberi pengertian tentang komunikasi. Menurut Hovland, komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas
penyampaian informasi serta pembentukan sikap dan pendapat Effendy, 2003:10. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi itu meliputi proses
penyampaian pesan, pembentukan kepercayaan, sikap, pendapat dan tingkah laku publik. Sedangkan menurut Wilbur Schramm seorang ahli linguistik, mengatakan
communication berasal dari kata Latin “communis” yang artinya common atau sama. Jadi menurut Schramm jika mengadakan komunikasi dengan suatu pihak,
maka kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh commones dengan pihak lain mengenai suatu objek tertentu Purba, dkk, 2006:30.
Laswell menerangkan bahwa bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What In Which
Channel To Whom With What Effect Siapa Mengatakan Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa. Jawaban dari pertanyaan paradigmatik Laswell
merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi: komunikator, pesan,
38 media, komunikan, dan efek Effendy, 2003:253. Paradigma tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut: 1.
Who: Komunikator; orang yang menyampaikan pesan 2.
Says What: Pernyataan yang didukung oleh lambing-lambang 3.
In Which Channel: Media; sarana atau saluran yang mendukung pesan yang disampaikan.
4. To Whom: Komunikan; orang yang menerima pesan.
5. With What Effect: Efek dampak sebagai pengaruh pesan atau dapat
juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi. Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai kemampuan untuk
melakukan interaksi yang telah menyebabkannya berbeda dengan makhluk- makhluk lain. Dalam prosesnya, terjadi pertukaran informasi dan adanya saling
ketergantungan. Sementara penyampaiannya dilakukan secara langsung maupun melalui media.
Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mencapai suatu tujuan komunikasi yang dapat dilihat dari berbagai kegiatan. Tujuan komunikasi itu pada
dasarnya menyerapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan orang lain. Dengan demikian, suatu kegiatan yang dilakukan tersebut memberikan dampak
sosial terhadap masyarakat.
39
II.1.2. Proses Komunikasi
Kategori-kategori proses komunikasi ditinjau dari dua presfektif: 1.
Proses komunikasi dalam presfektif Psikologis Proses komunikasi presfektif ini terjadi pada diri komunikator dan
komunikan. Ketika seorang komunikator berminat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Pesan
komunikasi terdiri dari dua aspek yakni isi pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang adalah bahasa. Walter Lipman
menyebut isi pesan itu “picture in our head”, sedangkan Walter Hagemann menamakannya “das Bewustseininhalte”.
Proses “mengemas” atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam
bahasa komunikan dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu yang kemudian ia transmisikan atau kirimkan kepada komunikan. Kemudian proses
dalam diri komunikan disebut decoding seolah-olah membuka kemasan atau bungkusan pesan yang ia terima dari komunikator tadi. Isi bungkusan tadi adalah
pikiran komunikator. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan tidak
mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi Effendy 2003:32.
2. Proses Komunikasi dalam presfektif Mekanistis
Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan” dengan bibir kalau lisan atau tangan jika lukisannya sampai
ditangkap oleh komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator kepada
40 komunikanya itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau mata, atau
indera-indera lainnya. Proses komunikasi dalam presfektif ini kompleks atau rumit, sebab
bersifat situasional, bergantung pada situasi ketika komunikasi itu berlangsung. Ada kalanya komunikannya seorang, maka komunikasi dalam
situasi ini dinamakan komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, kadang-kadang komunikannya sekelompok orang: acapkali pula
komunikannya tersebar dalam jumlah yang relatif amat banyak sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, maka komunikasi
dalam situasi seperti ini dinamakan komunikasi massa Effendy,2003:30.
II.1.3. Unsur-unsur Komunikasi
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, maka diperlukan pemahaman tentang unsur komunikasi.
Adapun unsur ataupun elemen yang mendukung terjadinya suatu komunikasi. Cangara, 2006:23-26 sebagai berikut:
1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator. source,
sender. 2.
Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
41 tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan,
hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. 3.
Media Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang
sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok,
partai, atau negara. Penerima adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu
pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan
pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
6. Tanggapan balik
42 Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu
bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Tetapi, sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum
sampai pada penerima. 7.
Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi.
II.1.4. Hambatan Komunikasi
Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang
melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan
hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses Effendy,2003:45.
a Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan
semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah
gangguan suara ganda interfensi pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layer televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf
yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar. Sedangkan gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan
dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan istilah atau konsep yang terdapat
pada komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam sebuah pengertian.
b Kepentingan
Interest atau kepentingan akan mebuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan
perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan
daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita merupakan sikap
43 reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan
dengan suatu kepentingan Effendy, 2003:47. c
Motivasi Terpendam Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang
sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda berbeda dengan orang lain,
dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena motivasinya itu berbeda intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan
motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya,
komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.
d Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan terberat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai
prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka,
emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Prasangka bukan saja dapat
terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, pendek kata suatu perangsang yang
dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.
II.1.5. Ruang Lingkup Komunikasi
Dalam mempelajari komunikasi yang memiliki fungsi untuk menginformasikan, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Dalam
menelaah komunikasi sangatlah luas ruang lingkup dan mengklasifikasikan ilmu komunikasi sebagai berikut:
1. Bidang Komunikasi
a. Komunikasi Sosial social communication
b. Komunikasi OrganisasiManajemen organizationmanagemen
communication c.
Komunikasi Bisnis business communication d.
Komunikasi Politik political communication e.
Komunikasi Internasional international communication f.
Komunikasi Antar budaya intercultural communication g.
Komunikasi Pembangunan development communication h.
Komunikasi Tradisional traditional communication 2.
Sifat Komunikasi
1. Komunikasi verbal verbal communication
a. Komunikasi lisan oral communication
44 b.
Komunikasi tulisan written communication 2.
Komunikasi nonverbal nonverbal communication a.
Komunikasi kial gesturalbody communication b.
Komunikasi gambar pictorial communication 3.
Komunikasi tatap muka face to face communication 4.
Komunikasi bermedia mediated communication 3.
Bentuk atau tatanan komunikasi dapat ditinjau dari jumlah komunikannya yaitu:
1. Komunikasi pribadi personal communication
− Komunikasi antar pribadi interpersonal communication
− Komunikasi intra pribadi intrapersonal communication
2. Komunikasi kelompok group communication
− Komunikasi kelompok kecil small group communication seperti: Ceramah
lecture, Forum, Simposium, Diskusi panel, Seminar, Curahsaran brainstorming.
− Komunikasi kelompok besar large group communicationpublic speaking
3. Komunikasi organisasi organization communication
4. Komunikasi massa mass communication
- Komunikasi Media Massa Cetak printed mass media communicatio
public speaking seperti , surat Kabar daily, majalah magazine -
Komunikasi Media Massa Elektronik electronik mass media communication seperti, radio, televisi, film, dan lain-lain.
5. Komunikasi Medio medio communication seperti, surat, telepon, pamflet,
poster, spaduk. Dan lain-lain yang tidak termasuk media massa.
6. Tujuan Komunikasi
Berdasarkan tujuannya, komunikasi terbagi empat yakni: 1.
Untuk mengubah sikap to change the attitude 2.
Untuk mengubah opinipendapatpandangan to change the opinion 3.
Untuk mengubah perilaku to change behavior 4.
Untuk mengubah masyarakat to change the society
Fungsi Komunikasi
a Menginformasikan to inform
b Mendidik to educate
c Menghibur to entertain
d Mempengaruhi to influence
Sean MacBride dan kawan-kawan dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia Many Voices One World menyatakan tentang fungsi komunikasi bila
komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok
45 mengenai tukar menukar data, fakta, dan ide, fungsi komunikasi dalam setiap
sistem, yaitu sebagai berikut: Effendy, 1995: 27-28 1.
Informasi Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data,
gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi
internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
2. Sosialisasi Pemasyarakatan
Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang
menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat.
3. Motivasi
Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
4. Perdebatan dan diskusi
Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum dan agar masyarakat lebih
melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kegiatan bersama di tingkat internasional, nasional, dan lokal.
5. Pendidikan
Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta
kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
6. Memajukan Kebudayaan
Penyebarluasan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan masa lalu
7. Hiburan Penyebarluasan simbol, suara, dan citra image dari drama,
tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olahraga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok, dan individu.
8. Integrasi Menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu
kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan mereka agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan menghargai kondisi,
pandangan, dan keinginan orang lain.
Teknik Komunikasi
a Komunikasi informatif informative communication
b Komunikasi persuasif persuasif communication
c Komunikasi pervasif pervasive communication
d Komunikasi koersif coersive communication
e Komunikasi instruktif instructive communication
46 f
Komunikasi manusiawi human relations
Metode Komunikasi
a Jurnalismejurnalistik journalism
b Hubungan masyarakat public relations
c Periklanan advertising
d Propaganda
e Perang urat syaraf phsylogical warfare
f Perpustakaan library
g Lain-lain Effendy, 2003:52-56
II.2 PUBLIC RELATIONS PRs II.2.1. Sejarah dan Perkembangan Public Relations
Kita sering mendengar Public Relations atau disingkat dengan PR merupakan suatu bidang yang baru muncul sekitar abad ke 20, sejak Perang Dunia
Kedua berakhir. Unsur-unsur dasarnya memberi informasi, membujuk dan mengintegrasi khalayak selalu tampak dalam kehidupan masyarakat sejak zaman
dahulu. Di zaman purbakala orang berhubungan dengan orang lain yang berjauhan tempatnya melalui tanda-tanda berupa asap api di atas gubung atau tabuh-tabuhan,
tiada lain untuk menarik perhatian dari orang lain atas dasar memelihara hubungan baik dengan sesama. Prinsip Public Relatons telah dilakukan orang-
orang Yunani dan Romawi dengan dasar-dasar vox populi suara rakyat dan republica kepentingan umum Suhandang, 2004:16.
Isilah Public Relations pertama kali diperkenalkan oleh Ivy Ledbetter Lee pada tahun 1906. Gagasan Lee yang ditampilkan saat itu adalah apa yang
dinamakan olehnya Declarartions of Prinsiples yang memuat asas khalayak tidak dapat diabaikan oleh manajemen industri dan dianggap bodoh oleh pers Effendy.
2003:106. Selain itu, ia berjanji akan menyediakan berbagai informasi yang cepat serta akurat khususnya mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi dan
47 menyangkut kepetingan umum sehingga memang perlu diketahui oleh seganap
masyarakat. Hal ini kemudian menjadi salah satu fungsi utama dari kegiatan Public Relations.
II.2.2 Defenisi Public Realtions
Sering diungkapkan, betapa sulitnya untuk mendefenisikan PR secara memuaskan dan bisa diterima berbagai kalangan, sekaligus dapat
mendeskripsikan PR secara utuh. Kesulitan membuat defenisi tersebut seperti menegaskan, bahwa PR memang bukan sekedar corong organisasi untuk berbicara
kepada publiknya melalui media massa. Public Relations terdiri dari dua buah kata yaitu Public dan Relations.
dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti publik, kata kedua berarti hubungan. Jadi Public Relations berarti hubungan-hubungan dengan publiknya,. Istilah
Publik sukar di terjemahkan dalam bahasa Indonesia, dan samapai sekarang berlum ada terjemahan khusus serta baku. Adapun pengertian public mengacu
kepada sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula.
Banyak pakar yang telah mengemukakan pendapatnya tentang defenisi dan pengertian public relations. dalam defenisi kerja working defenision oleh
International Public Relations Association IPRA terbitan Gold Paper Nomor 4 dengan judul A Model For Public Relations Education For Processing Practise,
dinyatakan bahwa berbagai defenisi yang dikemukan para ahli atau pakar public relations, walaupun terdapat perbedaan umum ada persamaan arti. Menurut
Institute of Public Relations Jefkins, 2004:9-10 mendefenisikan public relations sebagai berikut : “Public Relations adalah keseluruhan uapaya yang dilakukan
48 secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik goodwill dan saling pengertian antara satu perusahaan dengan segenap khlayaknya”. Hal ini berarti public relations adalah suatu
rangkaian. Kegiatan kampanye atau program terpadu yang berlangsung secara berkesinambungan dan teratur sehingga mendapat mendapat pengetian dan
pemahaman dari pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan dan memelihara pengertian dengan maksud untuk memastikan
bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang turut berkepentingan. Sebaliknya, organisasi juga harus memahami setiap kelompok
atau individu yang terlibat di dalamnya Jefkins, 2004:9. Dalam kegiatannya PR memberi masukan dan nasihat terhadap berbagai
kebijakan manajemen yang berhubungan dengan opini atau isu publik yang tengah berkembang. Dalam pelaksanaanya PR menggunakan komunikasi untuk
memberitahu, mempengaruhi dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku publik sasarannya. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan PR pada intinya
adalah good image citra baik, goodwill itikad baik, mutual understanding saling pengertian, mutual confidence saling mempercayai, mutual appreciation
saling menghargai, dan tolerance toleransi. Dari dua ribu defenisi yang terkumpul, tiga diantaranya terpilih sebagai
defenisi yang terbaik. Pilihan yang dilakukan oleh sebuah panitia yang beranggotakan para pakar Public relations, yaitu:
1. Defenisi J.C. Seidel, seorang Public relations Director pada Division of Housing di New York, yang berbunyi: “Public relations is continuing process
by which management endeavors to obtain goodwill and understanding of its
49 customers, its employees and the public at large, inwardly through self
analysis and correction, outwardly through all means of expression.” Secara bebas dapat diartikan bahwa public relations adalah proses yang berkelanjutan
dari usaha manajemen untuk memperoleh jasa baik dan pengertian dari para langganannya, pegawai-pegawainya dan publik pada umumnya, ke dalam
mengadakan analisis dan koreksi perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar mengadakan pernyataan-pernyataan yang berarti menguntungkan
2. Defenisi W. Emerson Reck, seorang Public relations Director pada Colgate University, yang berbunyi: “Public relations is the continued process of
keying policies, services, and actions to the best interest of those individual and groups whose confidence and goodwill an individual or institusion covets,
and secondly, it is the interpretation of these policies, services, and actions to assure complete understanding and appreciations.” Dalam bahasa Indonesia
kira-kira bermakna sebagai berikut: Public relations adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap yang disesuaikan
dengan kepentingan orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan jasa baik dari mereka, sedangkan pelaksanaan
kebijaksanaan, pelayanan dan sikap itu adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.
3. Defenisi Howard Bonham, seorang Vice Chairman pada American National Red Cross, yang berbunyi: “Public relations is the art of bringing about better
public understanding which breeds greater public confidence for any individual or organization.” Maksudnya, Public relations adalah suatu seni
50 untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat
memperbesar kepercayaan publik terhadap seseorang atau organisasi. Dari pengertian di atas tergambar adanya ciri khas dari Public relations,
yaitu suatu kegiatan timbal balik antara lembaga dengan publiknya. Tidak saja melakukan kegiatan kepada publik yang ada di luar lembaga itu, tetapi juga pihak
publiknya melakukan kegiatan terhadap lembaga itu, sehingga terjadilah suatu pengertian bersama dan kepentingan bersama. Dengan pengertian demikian kita
bisa mengetahui adanya sifat komunikasi dua arah dalam Public relations. Dalam proses komunikasinya, Public relations tidak hanya menyampaikan informasi,
tetapi juga menerima informasi dari publiknya. Sifat timbal baliknya itu bukan hanya memberi, tetapi juga menerima. Jadi, untuk berkomunikasi dengan tiap-tiap
publik akan menimbulkan dua jalur penghubung karena itu pula Public relations harus ditulis dan diartikan jamak dengan menambahkan ‘s’ pada kata relation
Suhandang, 2004: 43-45 Selain itu ada juga pengertian public relations menurut Rex F. Harlow yaitu
fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual kerjasama antara organisasi
dan publiknya: PR melibatkan manajemen problem atau manajemen problem atau manajemen isu ; PR membantu manajemen agar tetap responsie dan mendapat
informasi terkini tentang opini publik; PR mendefenisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; PR membantu
manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, PR dalam hal ini adalah bagaimana sistem peringatan dini untuk
51 mengantisipasi arah perubahan trends; dan PR menggunakan riset dan
komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya Cultip, 2006 :5.
II.2.3. Fungsi dan Tujuan Public Relations
Public Relations merupakan fungsi manajemen dan dalam struktur organisasi public relations merupakan salah satu bagian atau divisi dari
organisasi. Karena itu, tujuan public relations sebagai bagian dari divisi dari organisasi, tentu saja tidak dapat lepas dari tujuan organisasi sendirian Iriantara,
2004:56-57. Dalam konsepnya, funsi public relations officer ketika menjalankan tugas
dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisiator, menurut Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, MA dalam bukunya Hubungan
Masyarakat suatu Komunikologis 2002:10 adalah sebagai berikut: a.
Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi b.
Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan eksternal.
c. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publiknya dan menyalarkan opini publiknya kepada organisasi.
d. Melayani publik dan menasehati pemimpin organisasi demi kepentingan
umum. e.
Operasionalisasi dan organisasi public relations adalah bagaimana membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya,
untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak publiknya.
Menurut Cultip dam Center dalam Ruslan, 2005 :83, dalam peranan public relations ketika berkomunikasi dikenal dengan: The 7 C’s of
Communications” yaitu: a.
Credibility Komunikasi dimulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh
karena itu, untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja, baik pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima
52 pesan itu berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga
tujuannya. b.
Contex Suatu program komunikasi seharusnya berkaitan langsung dengan
lingkungan hidup atau keadaan social yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperlihtkan sikap partisipatif.
c. Content
Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi
banyak orang dan bermanfaat. d.
Clarity Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat
dimengerti oleh atau mempunyai arti antara komunikator dengan komunikannya.
e. Continuity and Consistency
Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai
tujuan dan bervariasi, yang merupakan kontribusi bagi fakta yang ada dengan dikap penyesuaian melalui proses belajar.
f. Channel
Menggunakan media sebagai saluran pesan yang secepat mungkin dan efektif dalam menyampaikan pesan yang dimaksud.
g. Capability of audience
Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari audincenya, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya
suatu kebiasaan. Kebiasaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya perlu diperhatikan oleh pihak
komunikator dalam melakukan kampanyenya.
Menurut H. Fayol beberapa kegiatan PR adalah: 1.
Membangun identitas dan citra perusahaan building corporate Identity and image
• Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif
• Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan
berbagai pihak. 2.
Menghadapi krisis facing crisis •
Menangani keluhan complain dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis.
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan promotion public causes
4. Mempromosikan menyangkut kepentingan publik
5. Mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta menghindari obat-
obatan terlarang, dan sebagainya Ruslan, 2005 :23-24
II.2.4. Peran PR dalam Coorporate Social Responsibility
53 Seringkali praktisi hubungan masyarakat memainkan peran kunci dalam
fungsi filantropi perusahaan, adakalanya menjadi pejabat yang bertanggung jawab. lazimnya peran hubungan masyarakat mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Menggelar peristiwa-peristiwa yang sesuai untuk membantu kontribusi yang
mencakup, seperti kampanye, dana kesejahteraan atau pencitraan beasiswa. 2.
Membantu kampanye atau usaha keras amal dengan nasehat strategi komunikasi, menyiapkan materi cetak atau audiovisual dan mengiklankan
dukungan atau meningkatkan publisitas 3.
Memimpin proyek atau kampanye atau bertindak sebagai wakil pejabat senior perusahaan.
4. Memeriksa perkara-perkara komunitas yang bermacam-macam untuk
menentukan bagaimana dan dimana perusahaan dapat member bantuan terbaik.
5. Membimbing bukan mengarahkan, pendekatan partisipatif yang melibatkan
unsur pokok komunitas dalam mengalokasikan kontribusi-kontribusi perusahaan Cultip, 2006:375-376
II.2.5 Proses Public Relations
Proses dalam kegiatan public relations merupakan proses yang berkelanjutan. Bukan seuah proses yang terhenti begitu satu kegiatan
dieselesaikan atau satu objek terselesaikan. Proses public relatios yang dirumuskan Cultip Center dan Lesly hanya berbeda dalam rinciannya saja.
Namun unsur-unsur dalam proses diuaraikan oleh pakar public relations itu mencakup : pendefenisian permasalahan, perencanaan dan program aksi dan
54 komunikasi dan evaluasi program. Berdasarkan proses publc relations,
digambarkan dalam bagan seperti ini Iriantara, 2004:55.
Gambar 2 Proses Public Relations
Pengumpulan Fakta
Defenisi Permasalahan
Perencanaan dan Program
Aksi dan Komunikasi
Evaluasi
Sumber: Iriantara, 2004:55
II.3. EXTERNAL PUBLIC RELATIONS
Salah satu tugas eksternal relations adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang yang diluar badaninstansi hingga terbentuklah opini publik
yang favorable terhdap badan itu. Bagi satu perusahaan hubungan-hubungan dengan publik diluar
perusahaan itu merupakan suatu keharusan didalam usaha untuk: a.
Memperluas langganan
55 b.
Memperkenalkan produksi c.
Mencari modal dan hubungan d.
Memperbaiki hubungan dengan serikat-serikat buruh, mencegah pemogokan-pemogokan dan mempertahankan karyawan-karyawan
yang cakap, efektif dan produktif kerjanya Abdurrachman, 1995 ; 38
Berdasarkan itu, tugas penting eksternal public relations adalah mengadakan komunikasi yang efektif, yang sifatnya informatif dan persuasif ,
yang ditujukan kepada publik diluar badan itu. Publik ekstern yang menjadi sasaran pubic relations ialah para pelanggaan
customer, instansi pemerintah government, pers press dan lain-lain diluar kelompok-kelompok organisasi. Dengan kelompok-kelompok tersebut harus
senantiasa diadakan komunikasi dalam rangka memelihara dan membina hubungan yang harmonis dengan mereka. Hubungan baik dengan mereka sama
pentingnya dengan publik intern; untuk menentukan sukses tidaknya tujuan yang dicapai oleh suatu organisasi Effendi, 2002:150.
Komunikasi yang diselenggarakan oelh eksternal public relations harus timbal balik. Sebab publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan
sebenarnya tentang suatu yang menyangkut kepentingannya. Publik kadang-kadang sangat kritis atau hypercritical. Oleh karena itu
sikap yang correct dan ramah merupakan salah satu syarat dalam berkomunikasi dengan publik. Tanpa terpengaruh oleh “apperearance”, “personality”, kata-kata
mereka dan sebagainya Abdurachman, 1995:39.
56
II.3.1. Jenis-Jenis Eksternal Public Relations
Menurut Effendy 2002:152 terdapat beberapa khalayak yang sama-sama menjadi sasaran menjalin hubungan yang tetap, yakni:
1. Hubungan dengan masyarakat sekitar community relations
Yang dimaksudkan dengan khlayak sekitar kompleks organisasi perusahaan, jawatan dan lain-lain. Komunikasi dengan komunitas ini perlu senantiasa
dilakukan, oleh karena mereka pada suatu waktu mungkin diperlukan. Umpamanya saja sekitar kompleks itu terdapat pos tentara, pos polisi, klinik
dan lain-lain patut dilindungi sekali-kali, selain mengadakan hubungan baik ketua rukun setempat maupun camat yang membawahinya.
2. Hubungan dengan jawatan pemerintah government relations
Sebuah organisasi kekaryaan, tidak bisa tidak, tidak ada hubungannya dengan instansi-instansi pemerintah seperi kotamadya atau disetiap kabupaten.
Komunikasi dengan jawatan-jawatan tersebut dalam rangka membina goodwill dan hubungan harmonis, akan banyak membantu memperlancar
jalannya organisasi. Kesulitan- kesulitan seperti telepon rusak, listrik mendapat gangguan, masalah pajak, dan lain-lain tidak akan sulit
terselesaikan apabila sudah dipelihara dan dibina hubungan baik hubungan baik sebelumnya. Komunikasi-komunikasi dengan pejabat-pejabat instansi
tersebut bisa dilakukan dengan mengirimkan ucapan selamat jika instansi- instansi itu berulang tahun, mengirimkan kalender atau agenda tahunan,
mengadakan perundingan olah raga dan lain sebainya.
3. Hubungan dengan Pers press relations
Penting sekali dalam public relations bagi seseorang PRO public relations officer untuk mempunyai hubungan yang baik dengan para pemimpin atau
wakil surat kabar, majalah colomist, penulis-penulis feature, pemimpin radio atau televisi dan sebgainya. Namun hubungan pribadi antara seorang PRO
dengan petugas-petugas pers tadi bukan berarti PRO itu harus mendapatkan pelayanan istimewa dari mereka. Misalnya, tulisan-tulisan yang tidak
memenuhi syarat untuk disiarkan dengan melalui media itu harus disiarkan. Hubungan pribadi harus dipelihara dan harus berdasarkan integritas profesi
Abdurrachman, q995:38.
4. Hubungan dengan pelanggan customer relation
“sukses yang besar yang diperoleh suatu perusahaan adalah mendapatkan pelanggan, bukan penjualnya itu sendiri. Setiap barang dapat saja dijual
untuk satu kali kepada pembeli, akan tetapi sebuah perusahaan dikatakan sukses apabila dia bisa meningkatkan jumlah pelanggannya yang membeli
berulang-ulang”, demikianlah Lew Han, seorang pengusaha terkenal di Amerika Serikat.
Sesuai dengan tujuan utamanya, public relations akan dituntut untuk mengembangkan atau menjalin hubungan baik, dengan semua pihak, tidak
hanya dengan pihak internal perusahaan, tetapi sama pentingnya dengan pihak eksternal.
57
II.4. COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY II.4.1. Evolusi Corporate Social Responsibility
CSR sekarang ini marak diimplementasikan banyak perusahaan, mengalami evolusi dan metamorfhosis dalam rentang waktu yang cukup panjang.
Konsep ini tidak lahir begitu saja. Ada beberapa tahapan sebelum gemanya lebih terasa. Hanya, sejauh ini tidak ada jejak baku yang disepakati secara bulat
tentang tahapan perkembangan itu. Namun secara garis besar berdasarkan beberapa literatur, tahap-tahap perkembangannya dapat dideskripsikan.
Pada saat industri berkembang setelah terjadi revolusi industri, kebanyakan perusahaan masih memfokuskan dirinya sebagai organisasi yang
mencari keuntungan belaka. Mereka memandang bahwa sumbangan kepada masyarakat cukup diberikan dalam bentuk penyediaan lapangan kerja,
pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui produknya dan pembayaran pajak kepada negara. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat tidak sekedar
menuntut untuk bertanggung jawab secara sosial. Karena, selain terdapat ketimpangan ekonomi antar pelaku usaha dengan masyarakat disekitarnya,
kegiatan operasional perusahaan umumnya juga memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan disekitar operasi
perusahaan. Hal inilah kemudian yang melatar belakangi munculnya konsep CSR yang paling primitif: kedermawanan yang bersifat kariatif. CSR semakin terasa
sekitar tahun 1960-an saat diman secara global, pada waktu itu persoalan- persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang semula terabaikan mulai
mendapatkan perhatian luas dari berbagai kalangan. Persoalan ini telah
58 mendorong berkembangnya beragam aktivitas yang terkait dengan pengentasan
kemiskinan dan keterbelakangan dengan mendorongnya sektor produktif dari masyarakat.
Sejalan dengan bergulirnya wacana tentang kepedulian lingkungan, kegiatan kedermawanan perusahaan terus berkembangan dalam kemasan
philanthropy serta community development CD. Pada dasawarsa ini, terjadi perpindahan penekanan dari fasilitas dan dukungan pada sektor-sektor produktif
kearah sektor-sektor sosial. Latar belakang perpindahan ini adalah kesadaran bahwa peningkatan produktifitas hanya akan terjadi manakala variabel-variabel
yang menahan orang miskin tetap miskin. Terobosan besar dalam konteks CSR ini dilakukan oelh John Elkington
melalui kosep “3P” profit, people dan planet. Ia berpendapat bahwa jika perusahaan ingin sustain, maka ia perlu memperhatikan 3P, yakni bukan hanya
profit yang diburu, namun juga harus memperhatikan kontribusi yang positif terhadap masyarakat people dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian
lingkungan planet. Wibisono, 2007:3-5
II.4.2. Pengertian Coorporate Social Responsibility
Defenisi corporate social responsibility CSR menurut World Bank yaitu “CSR is commitment of business of contribute to sustainable economic
development working with employees and their representative, the local community and society at large to improvequality of life, in ways that are both
good for business and good for development”. CSR adalah komitmen bisnis untuk kontribusi pengembangan ekonomi bekerja dengan karyawan dan
59 reprensentatif mereka, komunitaas lokal dan masyarakat secara luas untuk
meningkatkan kualitas kehidupan, dimana keduanya baik untuk bisnis dan pengembangan.
John Elkington dalam bukunya Cannibals with Forks, The Triple Botton Line of Twentieth Century Business mendefenisikan CSR sebagai aktifitas yang
mengejar triple botton line , yang terdiri dari 3P. Selain mengejar profit untuk kepentingan shareholders, perusahaan juga harus memperhatikan kepentingan
stakeholders, yakni terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat people, serta berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet.
The Word Business Counsil for Sustainable Development WBCSD mendefenisikan CSR atau tanggung jawab perusahaan, sebagai “Continuing
commitment by buseness to behave ethically and contribute to ecomic development while improving the quality of life of the workface and their families
as well as of local community and society at large. Maksudnya yaitu komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal
dan kontribusi untuk penigkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan
kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas. Dari sisi defenisi, saat ini belum juga ada ditemui kesepakatan, karena pada umumnya defenisi ini masih
merujuk pada defenisi yang umumnya digunakan di negara lain. Namun demikian, kendatipun tidak mempunyai defenisi yang tunggal, konsep ini
menawarkan sebuah kesamaan, yaitu keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan.
Wibisono, 2007:8.
60
II.4.3. Bentuk Program Corporate Social Responsibility
Kegiatan program yang dilakukan perusahaan dalam konteks tanggung jawab sosialnya dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Public Relations yakni usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada
komunitas tentang kegiatan yang dilakukan perusahaan. 2.
Strategi Defensif yakni usaha yang dilakukan perusahan guna menangkis anggapan negatif komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan
perusahaan terhadap karyawannya, dan biasa untuk melawan “serangan” negatif dari anggapan komunitas yang sudah terlanjur berkembang.
3. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar
berasal dari visi perusahaan Rudito, 2007:210 Bentuk implementasi Corporate Social Responsibility dapat dijelaskan
sebagai berikut: 1.
Konsumen, dalam bentuk penggunaan material yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya.
2. Karyawan, dalam bentuk persamaan hak dan kewajiban atas seluruh
karyawan tanpa membedakan ras, suku, agama, dan golongan. 3.
Komunitas dan lingkungan, dalam bentuk kegiatan kemanusiaan maupun lingkungan hidup, baik di lingkungan sekitar perusahaan maupun di daerah
lain yang membutuhkan. 4.
Kesehatan dan keamanan, dalam bentuk penjagaan dan pemeliharaan secara rutin atas fasilitas dan lingkungan kantor sesuai petunjuk dan
instansi terkait Ernawan, 2007:117
61 Setidaknya ada empat ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan
yaitu: 1.
Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas.
2. Keuntungan ekonomis, karena akan menimbulkan citra positif bagi
perusahaan, hal ini akan menimbulkan citra positif bagi perusahaan, hal ini akan membuat masyarakat lebih menerima kehadiran perusahaan.
3. Memenuhi aturan hukum yang berlaku dalam suatu masyarakat, baik dalam
kagiatan bisnis atau kegiatan sosial, agar bisnis bisa berjalan secara teratur. 4.
Hormat pada hak dan kepentingan stakeholder atau pihak-pihak tertentu yang terkait dengan kepentingan langsung atau tidak langsung dengan
kegiatan perusahaan Ernawan, 2007:114 Menurut Yusuf Wibisono dalam Bukunya Membedah Konsep Aplikasi
CSR 2007,138-139 implementasi program CSR dapat dikelola berdasarkan pola sebagai berikut:
1. Program sentralisasi
Perusahaan sebagai pelaksananpenyelenggara utam kegiatan. Begitupun tempat kegiatan berlangsung di areal perusahaan. Pada prakteknya,
pelaksanaan kegiatan bisa bekerja sama dengan pihak lain misalnya even organizer atau institusi lainnya sejauh memiliki kesamaan visi dan tujuan.
2. Program desentralisasi
Kegaiatan dilaksanakan di luar area perusahaan. Perusahaan berperan sebagai pendukung kegiatan tersebut baik dalam bentuk bantuan dana,
material maupun sponsorship.
3. Program kombinasi
Pola ini dapat dilkukan terutama untuk program-program pemberdayaan masyarakat, dimana inisatif, pendanaan maupun pelaksanaan kegiatan
dilakukan secara partisipatoris dengan beneficiaries.
Mekanisme pelaksanaan program atau kegiatan corporate social responsibility dapat dilakukan sebagai berikut :
62 1.
Botton Up Process Program berdasarkan pada permintaan beneficiaries, yang kemudian
dilakukan evaluasi oleh perusahaan. 2.
Top Down process Program berdasarkan surveypemeriksaan seksama oleh perusahaan, yang
disepakati oleh beneficiaries. 3.
Partisipatif Program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries Wibisono,
2007:139
II.4.3. Manfaat dari Corporate Social Responsibility
Manfaat Corporate Social Responsibility menurut Arif Budimanta, dalam bukunya CSR terdiri atas:
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi atau citra merek perusahaan
2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial
3. Mereduksi resiko demi kepentingan positif perusahaan
4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha
5. Membuka peluang pasar yang luas
6. Mereduksi biaya misalnya terkait dengan pembuangan limbah
7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
10. Peluang mendapatkan penghargaan Budimanta, 2005:6-7
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility memberikan manfaat kepada kedua belah pihak,
yaitu organisasi dan masyarakat. Dimana masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidupnya sedangkan perusahaan memperoleh penilaian
yang positif dari masyarakat dan karyawan sehingga pada akhirnya menjamin keberlangsungan usaha.
63
II.5. CITRA DAN CITRA PERUSAHAAN II.5.1. Pengertian Citra
Citra merupakan tujuan pokok sebuah perusahaan. Terciptanya suatu citra perusahaan corporate image yang baik di mata khalayak atau publiknya
akan banyak menguntungkan. Misalnya, akan menularkan “citra” yang serupa kepada semua produk barang dan jasa yang dihasilkannya, termasuk bagi para
pekerjanya akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri, akan menimbulkan sense of belonging terhadap company terhadap mereka bekerja Ruslan 1996:50.
Pengertian citra itu sendiri abstrak atau itangible, tetapi wujudnya bias dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan kesadaran dan pengertian, baik semacam tanda
“respect”. dari publik sekelilingnya atau dari masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan usaha ataupun terhadap personelnya dipercaya,
professional dan dapat diandalkan dalam penberian pelayanan baik. Menurut Lawrenece L. Steinmeitz, dalam bukunya yang berjudul
Managing Small Busines mengartikan citra sebagai “Pancaran atau reproduksi jati diri dari bentuk perorangan, benda atau organisasi”. Menurut
beliau bagi perusahaan citra juga dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Anggota masyarakat itu sendiri
beraneka ragam termasuk konsumen, pelanggan, bank kreditur, investor. Perusahaan saingan, karyawan, calon pelamar pekerjaan atau instansi
swasta dan pemerintah. Selain itu ada juga pendapat menurut Seitel, kebanyakan perusahaan meyakini bahwa citra perusahaan yang positif
64 adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang
Soemirat dan Ardianto, 2004:111. Menurut Bill Canton dalam Sukatendel mengatakan bahwa citra
adalah: “citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan : kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang
atau organisasi”. Jadi, ungkap sukatendel citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar benilai positif.
Citra perusahaan adalah citra dari sutu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya. Jefkins,
2004:19. Citra perusahaan terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra perusahaan antara lain:
1. Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang
2. Keberhasilan dibidang keuangan yang pernah diraihnya
3. Keberhasilan ekspor
4. Hubungan industri yang baik
5. Reputasi sebagai pencita lapangan kerja dalam jumlah besar
6. Kesediaan turut memikul tanggun jawab sosial
7. Komitmen mengadakan riset
II.5.2. Manfaat Citra
Mau tidak mau setiap perusahaan mempuyai citra di masyarakat. Citra itu sendiri dapat beperingkat baik, sedang atau buruk bisa berupa citra
positif dan citra negatif. Dampak peringkat citra yang berlainan tersebut terhadap keberhasilan kegiatan bisnis. Citra buruk akan melahirkan dampak
65 negatif bagi operasi bisnis perusahaan bersaing. Citra yang baik merupakan
investasi perusahaan dalam jangka panjang. Citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat-manfaat berikut:
1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap mid and long
sustainable competitive position 2.
Menjadi perisai selama massa kritis an insurance for adverse times 3.
Menjadi daya tarik eksekutif handal attracting the best executives available
4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran increasing the
effectiveness of marketing instruments 5.
Penghematan biaya operasional cost saving Menurut Shirley Harrison 1995:71 informasi yang lengkap mengenai citra
perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut: 1.
Personality Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti
perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab social.
2. Reputation
Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi
sebuah bank. 3.
Value Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan
seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan.
4. Corporate Identity
Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna, dan slogan.
II.5.3. Proses Terbentuknya Citra Perusahaan
Bunchari Alma menegaskan bahwa, “Citra dibentuk berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang terhadap sesuatu sebagai
66 pertimbangan untuk mengambil keputusan” 2002:318. Sedangkan pentingnya
citra perusahaan dalam pandangan David W. Cravens disebutkan, “……citra atau merek perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang
mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen” Alih bahasa Lina Salim, 1996:6. Perasaan puas atau tidaknya kosumen terjadi setelah mempunyai pengalaman
dengan produk maupun perusahaan yang diawali adanya keputusan pembelian. Sehingga dapat disimpulkan keberadaan citra perusahaan yang baik penting
sebagai sumber daya internal objek dalam menentukan hubungannya dengan perusahaan.
Citra perusahaan merupakan hal yang abstrak. Sutisna mengatakan, “Suatu hal yang dianalisis mengapa terlihat ada masalah citra perusahaan adalah
organisasi dikenal atau tidak dikenal” 2001:334. Dapat dipahami keterkenalan perusahaan yang tidak baik menunjukkan citra perusahaan yang bermasalah.
Masalah citra perusahaan tersebut, dalam keberadaannya berada dalam pikiran atau perasaan konsumen. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, keberadaan
citra perusahaan bersumber dari pengalaman dan atau upaya komunikasi sehingga penilaian maupun pengembangannya terjadi pada salah satu atau kedua hal
tersebut. Citra perusahaan yang bersumber dari pengalaman memberikan gambaran telah terjadi keterlibatan antara konsumen dengan perusahaan.
Keterlibatan tersebut, belum terjadi dalam perusahaan yang bersumber dari upaya komunikais perusahaan. Proses terbentuknya citra perusahaan menurut Hawkins
et all diperlihatkan pada gambar sebagai berikut:
67
Gambar 3 Proses Terbentuknya Citra Perusahaan
Sumber: Hawkins et all 2000 Consumer Behavior : Building Market Strategy
Berdasarkan Gambar proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung pada beberapa tahapan. Pertama, obyek mengetahui melihat
atau mendengar upaya yang dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Kedua, memperhatikan upaya perusahaan tersebut. Ketiga,
setelah adanya perhatian obyek mencoba memahami semua yang ada pada upaya perusahaan. Keempat, terbentuknya citra perusahaan pada obyek
yang kemudian tahap kelima citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku obyek sasaran dalam hubungannya dengan
perusahaan. eksposure
Attention Image
Behaviour
Comprehensive
68
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1. PT Toba Pulp Lestari, Tbk.
III.1.1.1. Sejarah Pendirian Perusahaan
Latar belakang berdirinya PT Inti Indorayon Utama yang saat ini sudah berubah nama menjadi PT Toba Pulp Lestari, Tbk. adalah untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan akan kertas dan rayon dalam negeri yang diimpor dari berbagai negara. Berdasarkan laporan hasil penelitian FAO pada bulan Juli 1954,
ditemukan dan direkomendasikan beberapa lokasi strategis dan layak untuk tempat pendirian pabrik pulp di Indonesia, salah satu diantaranya adalah Desa
Sosor Ladang, Kecamatan Porsea yang sekarang menjadi lokasi berdirinya pabrik pulp dan rayon PT Toba Pulp Lestari, Tbk.
Pada dekade 1980-an, pakar kehutanan melihat terdapatnya jutaan hektar tanah kosong dan hutan non produktif di daerah luar Pulau Jawa termasuk di
Pulau Sumatera khususnya di sekitar Danau Toba sebagai berikut : −
Walaupun kegiatan reboisasi dengan tanaman pinus telah sejak lama dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara, namun masih ditemukan ratusan
ribu hektar kawasan hutan yang tidak produktif. −
Keadaan hutan tanaman pinus merkusii tersebut relatif kurang
menguntungkan karena tersebar dalam kelompok luas yang kecil-kecil dengan potensi yang tidak merata.
69 −
Tanaman pinus sangat mudah dan sering terbakar karena mengandung resin yang mudah terbakar sehingga banyak hasil reboisasi yang gagal.
Adanya rekomendasi FAO tahun 1954 untuk lokasi pabrik pulp di Indonesia salah satunya di Kecamatan Porsea dan adanya peningkatan
kebutuhan kertas, pulp dan rayon dalam negeri dan dunia, serta keinginan pemerintah untuk meningkatkan Hutan Tanaman Industri HTI dan pengefektifan
hasil reboisasi di luar Pulau Jawa misalnya pinus di Provinsi Sumatera Utara menghasilkan rencana pendirian pabrik pulp di Desa Sosor Ladang Kecamatan
Porsea Kabupaten Toba Samosir.
III.1.1.2. Profil Perusahaan
PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Perseroan didirikan pada tahun 1983, berdomisili di Medan, sumatera utara, berdasarkan Akta Pendirian No. 329,
tertanggal 26 April 1983, yang dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia melalui surat Keputusan No. C2-5130-HT01-01 TH.83, tertanggal 26 Juli 1983, didaftarkan di Pengadilan Ngeri Kelas I A Medan pada
tanggal 2 November 1983 dengan No. 279PT1983 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indoensia pada tanggal 4 Desember1984 dengan No. 97,
Tambahan Berita Negara No. 1176. Pada tahun 1990, status Perseroan berubah menjadi Perseroan dengan
fasilitas Penanaman Modal Asing PMA sebagaimana dituangkan di dalam Akta bertia Acara No. 258, tertanggal 26 Maret 1990, yang dibuat oleh Rachmat
Santoso, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
70 Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat keputusan No. C2-2643.HT.01.04-
TH.90, tertanggal 12 Mei 1990 dengan No. 45PTPROB 1990 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 April 19991
dengan No. 31, Tambahan Berita Negara no. 523. Berdasarkan Akta Berita Acara No. 113, tertanggal 12 Mei 1990, yang
dibuat oleh Rachmat Santoso, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Mengerti Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat
keputusan No. C2-2652-HT-01-04-TH.90, tertanggal 12 Mei 1990, didaftarkan di Pengadilan Negeri Kelas IA Medan pada tanggal 18 Mei 1990 dengan No.
47PT?PROB1990, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia pada tanggal 19 Februari 1991 dengan No. 15, Tambahan Berita Negara
No. 523, status Perseroan berubah menjadi Perseroan Terbuka yang menawarkan saham-saham Perseroan untuk dimiliki masyarakatpublik.
Akta Perseroan kemudian mengalami beberapa kali perubahan, baik sehubungan dengan penyesuaian dengan Undang-Undang No.1 tahun 1995,
maupun sehubungan dengan perubahan nama Perseroan. Kesemua perubahan- perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan
Hak Azasi Manusia Republik Indonesia PT Toba Pulp Lestari, Tbk. sebelumnya bernama PT Inti Indorayon
Utama l yang berlokasi di Desa Sosor Ladang Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara adalah industri terintegrasi di bidang produksi
pulp untuk bahan baku kertas dan serat viscose rayon untuk bahan baku tekstil dan penggunaan lainnya seperti filter rokok, benang, ban, dan lainnya.
71 Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai tahun 1989 dimana
produksi sekitar 70 diekspor ke mancanegara, sisanya untuk kebutuhan pasar domestik. Kapasitas produksi terpasang pabrik adalah 240.000 ton pulptahun dan
60.000 ton rayontahun. Hal ini menggambarkan bahwa pabrik ini merupakan salah satu industri strategis penghasil devisa negara yang besar.
Pada tahun 1999 terjadi isu pencemaran lingkungan yang melanda PT Inti Indorayon Utama dan berdampak pada kepercayaan masyarakat dan nama
baik perusahaan. Hal ini telah mengakibatkan PT Inti Indorayon Utama menghentikan produksi dan administrasi yang berhubungan dengan operasional
dan hanya mempekerjakan sebagian kecil karyawan. Selama tidak beroperasi tetap membayar rekening dan gaji karyawan yang tinggal. PT Inti Indorayon
Utama selama tidak beroperasi tidak memiliki administrasi sehingga Sertifikat ISO 9002 saat itu ditarik kembali karena tidak bisa melakukan dokumentasi
operasi. Kemudian PT Inti Indorayon Utama mengganti nama menjadi PT Toba Pulp Lestari, Tbk. pada bulan April 2001 dan mulai beroperasi kembali pada
tanggal 6 Februari 2003. Perubahan yang terjadi selain perbaikan manajemen, juga tidak
beroperasinya lagi rayon dan hanya berupa industri terintegrasi di bidang produksi pulp untuk bahan baku kertas. Hal ini disebabkan karena limbah rayon lebih sulit
dikendalikan, dalam arti untuk pengolahan yang optimal memerlukan cost yang besar. Sekarang PT Toba Pulp Lestari, Tbk. hanya memproduksi pulp saja dengan
kapasitas produksi 650 ton pulphari.
72 III.1.1.3. Visi dan Misi
Adapun yang menjadi visi dan misi PT Toba Pulp Lestari, Tbk. adalah: Visi :
Menjadi produsen pulp terbaik di Asia melalui pengelolaan sumber daya alam hutan dengan teknologi ramah lingkungan dalam konsep penerapan
pembangunan yang berkelanjutan. Misi :
Menciptakan laba yang dapat memberikan kesejahteraanmanfaat bagi para stakeholder-nya.
III.1.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan
SUSUNAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT. TOBA PULP LESTARI SUSUNAN KOMISARIS:
Komisaris Utama : Roli Arifin
Komisaris : Drs. Sabam Leo Batubara
Komisaris Independen : Lundu Panjaitan SH, MA
Komisaris Independen : Lennardi Anggijono
SUSUNAN DIREKSI
Direktur Utama : Subhash Chander Paruthi
Direktur : Juanda Panjaitan SE
Direktur : Ir. Firman Purba
Direktur : Wilim
Direktur : Anwar Lawden, SH
Adapun struktur organisasi perusahaan pada PT Toba Pulp Lestari, Tbk. sebagai berikut:
73
Gambar.4 Struktur Organisasi PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Managing
Director
Fibre Resources Dy. GM
R D Manager
Planning Manager
Harvesting Manager
FSSecurityER T Manager
ISOLEI Enviro.
Manager Aek Nauli
Estate Manager Nursery
Manager PIRHTR
Manager Plantation
Manager Habinsaran
Estate Manager Tarutung
Estate Manager Tele
Estate Manager Eng. Maint.
Departement Head Commercial
Departement Head TechnicalEnv.QEMS
Departement Head Fibreline Woodprep.
Departement Head Energy
Departement Head Chem.RecLkEff.
Departement Head Deputy
General Manager
SSL Dept. Head Sales Admin
Manager Mill Account
Manager TaxFinance
Manager
Fiber Account Manager
IT Dept. Head HRD Dept. Head
LPC Manager
74
III.1.1.5 Situasi Dan Prospek Perusahaan Saat Ini
Situasi Perseroan sejak dioperasikan kembali pada tahun 2003 sampai saat ini semakin baik dan sudah berjalan dengan normal. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan antara lain: a.
Besarnya keinginan masyarakat putra derah menjadi karyawan Perseroan b.
Besarnya keinginan masyarakat pengusaha lokal menjadi mitra kerja Perseroan
c. Besarnya permintaan masyarakat untuk mendapatkan bantuan Program
Pemberdayaan Masyarakat Program CD dari Perseroan. Sedangkan Prospek Perseoran sangat baik, karena dari tahun ke tahun
kebutuhan dunia akan pulp dan kertas semakin meningkat.
III.1.1.6 Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha yang dijalankan oleh PT Toba Pulp Lestari,Tbk adalah sebagai berikut:
1. Hutan Tanaman Industri HTI terdapat di lima kabupaten dengan empat
sector hutan, yaitu: Sektor Tele Dairi, Sektor Aek Raja Tapanuli Utara, Sektor Aek Nauli Simalungun, dan Sektor Habinsaran.
2. Pabrik ini hanya memproduksi Pulp yaitu jenis fully bleached kraft pulp.
Hasil produksi berupa pulp kering berbentuk lembaran-lembaran pulp yang memiliki kualitas tinggi.
3. Pulp yang dihasilkan oleh PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Terdiri dari bebrapa
tingkatan grade, yaitu:
- Grade A
75 -
Grade B -
Grade C -
Grade DI -
Grade Off 4.
Pabrik ini memproduksi bahan-bahan kimia chemical plant sendiri untuk proses produksinya dan menyediakan sumber energi power and liquor
plant untuk produksi pulp Bahan baku yang digunakan oelh PT Toba Pulp Lestari, Tbk.
Adalah kayu eucalyptus hybrid dengan ciri-ciri kulit tipis, mudah lepas, dan lebih mudah hancur. Pada awalnya PT Inti Indorayon Utama
menggunakan pinus merkusii sebagai bahan baku, namun diganti dengan eucalyptus karena pertimbangan sebagai berikut:
- Usia tanaman pinus merkusii yang cukup lama, yaitu 20-30 tahun,
sedangkan eucalyptus relative jauh lebih cepat, yaitu 7 tahun. -
Tanaman pinus merkusii sangat mudah terbakar karena serasahnya banyak mengandung resin. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
fungsi hutan sebagai pelindung maka penggunaannya digantikan tanaman berdaun lebar yaitu eucalyptus.
- Komponen luar dinding sel kayu eucalyptus lebih baik dibandingkan
dengan pinus merkusii. Bahan pendukung adalah bahan yang digunakan dan ditambahkan
pada proses produksi untuk membantu menghasilkan produk, namun pada produksi akhir bahan pendukung tersebut tidak kelihatan. Bahan
pendukung yang dipergunakan dalam proses produksi adalah:
76 1.
Cairan pemasak, yaitu: a.
White Liguor, sebagai bahan pemasak kimia utama dengan komposisi soda kausatik NaOH, natrium karbonat Na
2
CO
3
, dan natrium sulfit Na
2
S. b.
Black Liquor, merupakan cairan bekas pencuci di area pencucian yang mengandung lignin dan bahan kima white
liquor. Bahan anorganik yang terdapat bahan black liquor adalah NaOH, Na
2
S, Na
2
CO
3
, Na
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
, NaCl. 2.
Uap panas steam, digunakan sebagai sumber panas pada proses pemasakan.
3. Bahan kimia pemutih, berupa klorin dioksida CLO
2
, soda kausatik NaOH, pereksida,H
2
O
2
, dan bisufit SO
2
III.1.1.7. Sustainable Forestry Management PERIJINAN
SK. Menhut No. 236Kpts-IV84 tanggal 19 Nop 1984, berupa
pemberian HakIjin Pemanfaatan Kayu IPK Pinus yang tersebar di Prov. Sumut seluas 86.000 ha sebagai sumber bahan baku jangka pendek 15
thn sejak pabrik berproduksi secara komersil.
SK Menhut No. 493Kpts-II1992 tanggal 01 Jun 1992 berupa Hak
Pengusahaan Hutan Tanaman Industri HPHTI seluas 269.060 ha sebagai sumber bahan baku jangka panjang selama 35 thn ditambah satu daur
tanaman pokok 8 tahun.
77 Berdasarkan survey lapangan dan plotting interpretasi photo udara,
sebenarnya kedua izin tersebut sebagian menunjuk areal yang sama saling tumpang tindih sehingga total luas yang dikelola hanya 284.816 ha.
III.1.1.8. Lokasi Perusahaan
PT Toba Pulp Lestari, Tbk. berlokasi di Desa Sosor Ladang Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir Kode Pos 22384 Telepon: 62-632 21310,
21320 Faksimili: 62-632 21070 dan Uniplaza East Tower Lantai 7 Jalan Letjend. MT Haryono No A-1 Medan Kode Pos 20231 Telepon: 62-61 4532155
Faksimili: 62-61 4573428 serta di Gedung BNI Lantai 10 Jalan Jend. Sudirman Jakarta.
Areal usaha PT Toba Pulp Lestari, Tbk. terdiri atas dua bagian, yaitu forest section dan mill section. Areal hutan forest secion meliputi 5 kabupaten,
yaitu Kabupaten Simalungun, Toba Samosir, Dairi, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan. Sedangkan untuk areal pabrik mill section terletak di Desa Sosor
Ladang yang berjarak sekitar 220 km dari Medan. Pabrik ini dibangun di atas tanah seluas sekitar 200 ha. Sekitar kawasan pabrik ini terdapat aliran Sungai
Asahan yang airnya digunakan untuk keperluan pabrik sekitar 2400 m
3
jam. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
lokasi perusahaan ini strategis karena : −
Sumber bahan baku yang terletak tidak jauh dari lokasi pabrik. −
Keadaan sarana transportasi dan komunikasi yang menunjang serta prasarana jalan yang baik, dimana jalur angkutan umum dengan jalur transportasi abrik
78 −
dibedakan. Hal ini memudahkan proses pengiriman barang baku barang jadi, dan pemasarannya.
− Berdasarkan hasil penelitian FAO, Desa Sosor Ladang merupakan daerah
yang strategis dan layak untuk berkembangnya pabrik di masa depan. −
Kawasan sekitar pabrik tersedia tenaga kerja yang cukup dan memiliki keterampilan sebagai tenaga kerja karena sekitar 69,81 dari total tenaga
kerja merupakan penduduk setempat.
79
III.1.1.9. Program-program Corporate Social Responsibility PT.Toba Pulp Lestari
No Program Corporate
Social Responsibility CSR
Jenis Kegiatan
1 Bidang Ekonomi
Kerakyatan
- Integrated Farming System seperti
pemberian ternak sapi, babi, bibit ikan. -
kemitraan bisinis mencakup penggunaan jasa-jasa loging truck dari
luar dan jasa kontraktor jika ada proyek yang akan dijalankan
- Hutan Tanaman RakyatPerkebunan
kayu rakyat mencakup penanaman kayu eucalyptus yang bekerjasama
dengan rakyat -
Vocational Training mencakup training perbengkelan, traning tukang
batu dan training masak-memasak untuk Ibu-Ibu
2 Bidang Pendidikan
Pemberian beasiswa, pengadaan sarana dan prasarana sekolah seperti buku,
meja, kursi, upgrading guru-guru dan guru honor
3 Bidang Kesehatan
Pengobatan gratis, sunatan massal, penyuluhan kesehatan dan peningkatan
gizi
4 Bidang Lingkungan
Penghijauan, penanaman pohon-pohon kehidupan, pembukaan dan perbaikan
jalan, pengadaan air minum dan perbaikan irigasi, penerangan lsitri-listrik
pedesaan
80
III.1.2. Gambaran Umum Kecamtan Parmaksian II.1.2.1. Lokasi dan Keadaan Geografis
Kecamtan Parmaksian merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan porsea. Pembentukan Kecamatan Parmaksian didasarkan pada Peraturan Daerah
Kabupaten Toba Samosir No.5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Bonatua Lunasi. Kecamatan Parmaksian berada pada
2 24’-2
37’ Lintang Utara dan 99 03’- 99
16’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 45,98 km
2
dan diapit oleh 4 kecamatan lainnya dalam wilayah Kabupaten Toba Samosir. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Siantar Narumonda,
sebelah timur berbatasan dengan Kecamtan Pintu Pohan Meranti, sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Porsea.
Kecamatan Parmaksian terletak di wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antara 905-1500 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah
yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miringfan terjal. Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, kecamatan Parmaksian tergolong ke dalam
daerah beriklim tropis basah dan suhu berkisar antara 17 C-29
dan rata-rata kelembaban udara 85,04.
III.1.2.2.Pemerintahan
Wilayah Administrasi Pemerrintahan Kecamatan Parmaksian tahun 2009 terdiri dari 10 desa danterbagi habis 24 dusun. Dari 10 desa yang ada di
Kecamatan Parmaksian, 9 desa merupakan desa dengan klasifikasi desakelurahan Swasembada dan sisanya sebanyak 1 desa merupakan desakelurahan Swakarya.
Secara umum, jarak dari kantor kepal desalurah ke ibukota kecamatan relative dekat sehingga akses masyarakat ke Kantor Camat Parmaksian relatif
81 dekat dan mudah dijangkau. Desa Lumban Huala merupakan desa yang paling
jauh jaraknya dari ibukota kecamatan yaitu sekitar 3,5 km, selebihnya untuk desakelurahan lainnya tidak lebih dari 3,0 km.
Kecamatan Parmaksian telah berdiri sejak tahun 2008 hingga saat ini msih dipimpin oleh seorang camat yaitu Camat Salamat Manurung, dan jumlah
Pegawai Negeri Sipil di kantor camat Parmaksian pada tahun 2009 berjumlah 8 orang yaitu 5 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
III.1.2.3. Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Parmaksian pada tahun 2009 berjumlah 8.164 jiwa yang terdiri dari 4.017 jiwa laki-laki dan 4.147 perempuan. Jumlah rumah
tangga di Kecamtan Parmaksian pada tahun 2009 berjumlah1.983 Rumah Tangga. Desa Pangombusan merupakan desa dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi
dengan 327,59 jiwa km
2
. Sementara Desa Tangga Batu II merupakan desa dengan tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu 71,15 jiwa km
2
. Dilihat dari sisi rata-rata Anggota Rumah Tangga, Desa Bius Gu Barat
memiliki angka yang paling tinggi yaitu sebesar 5,10 yang artinya setiap rumah tangga yang ada di desa ini rata-rata memiliki anggota rumah tangga sebanyak 5
sd 6 orang. Sementara yang terkecil terdapat di Desa Pangombusan dengan rata- rata ARTRT sebesar 3 orang.
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur terbesar berada pada kelompok usia muda yaitu kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 1,076 jiwa atau
sekitar 13,18 . Jumlah penduduk yang paling kecil berada pada kelompok umur 55-59 tahun yaitu 281 jiwa atau sekitar 3,44, .
82
III.1.2.4. Pendidikan
Kecamatan Parmaksian memiliki 9 Sekolah Dasar SD yang terdiri dari 8 SD Negeri dan 1 SD Swasta. Masih ada 3 tiga desa yang belum memiliki SD, tetapi
pada beberapa desakelurahan ada yang memiliki lebih dari satu SD. Untuk SLTP terdapat 2 sekolah yang seluruhnya swasta. Sementara untuk SMUSMK terdapat
2 sekolah Swasta. Ratio guru dan murid untuk SD sebesar 13,01 artinya setiap guru SD rata-rata
mengajar 13 murid SD. Ratio guru dan murid SLTP sebesar 9,07 yang artinya setiap guru SLTP rata-rata mengajar 9 murid SLTP. Ratio murid dan guru untuk
sekolah SLTPSMK sebesar 8,47 yang artinya setiap guru SLTASMK mengajar rata-rata 8-9 murid SLTPSMK.
III.1.2.5. Kesehatan
Tingkat kesehatan masyarakat suatu daerah sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai. Sarana kesehatan yang ada di
Kecamatan Parmaksian adalah Puskesmas Pembantu unit 2, Polindes 9 unit dan Posyandu 12 unit dengan jumlah tenaga kesehatan 12 orang bidan.
III.1.2.6. Perumahan
Pada tahun 2009 di Kecamatan Parmaksian terdapat 20 sarana tempat ibadah, yang terdiri dari 4 Mesjid, 1Mushollah dan 15 Gereja yang tersebar di
hampir seluruh desa. Jika dilihat dari kondisi perumahan secara umum di Kecamatan Parmaksian masih berada pada kategori semi permanen 71,73.
Sementara perumahan permanen dan darurat masing-masing 26,74 dan 1,53.
83
III.1.2.7. Pertanian, Peternakan, Perikanan
Kecamatan parmaksian memiliki luas area persawahan sebesar 1.234 ha yang terdiri dari 859 ha irigasi non PU dan 375 ha tadah hujan. Luas panen padi
selama Tahun 2009, mencapai 1.134 ha dengan produksi 6.543,6 ton rata-rata produksi sebesar 5,30 tonha. Desa Bius GU Barat merupakan desa dengan luas
panen padi terluas sebesar 334 ha. Sementara itu, untuk tanaman palawija dan sayur-sayuran, jagung
merupakan tanaman yang paling luas diantara tanaman yang ada yaitu seluas 71 ha dengan produksi 426 ton selama tahun 2009. Tanaman jagung ini terbesar di
seluruh desakelurahan. Di bidang peternkan, ternak kerbau dan babi merupakan ternak yang
paling banyak dipelihara oleh penduduk Kecamatan Parmaksian yang masing- masing 363 ekor dan 653 ekor, sedangkan unggas yang ada adalah ayam sebanyak
4.450 ekor dan itik 6.645 ekor. Sementara produksi ikan air tawar dihasilkan selama tahun 2009 adalah
sekitar 18,5 ton yang tersebar di 7 desa.
III.1.2.8. Industri
Kecamatan Parmaksian memiliki dua perusahaan besar yang terdiri dari industri penghasil Pulp yang berlokasi di Desa Pangombusan dan PLTA yang
berada di Desa Tangga Batu I, 17 industri rumah Tangga. Bengkel sepeda motor 8 unit dan bengkel lainnya 7 unit, semuanya tersebar di 5 desa.
Seluruh desakelurahan di Kecamatan Parmaksian sudah dialiri listrik PLN dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.796 pelanggan, sedangkan desakelurahan
84 yang dialiri oleh PAM sebanyak 6 desa dengan jumlah pelanggan sebanyak 397
pelanggan. Pelanggan terbanyak adalah di Desa Pangombusan 106 Pelanggan. Panjang jalan diseluruh Kecamatan Parmaksian pada tahun 2009
berjumlah sekitar 79 km terdiri dari 21,3 km jalanaspal, 18,2 km jalan diperkeras, 21 km jalan tanah, dan sisanya 18,5 km merupakan jalan setapak. Sementara dari
sisi tansportasi didominasi oleh pengankutan darat dengan jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar sejumlah 792 unit yang didominasi oleh kendaraan roda
dua dengan jumlah 710 unit 89,64. Selebihnya merupakan kendaraan roda empat atau lebih seperti mopen, bus dan truk.
III.2 Metodologi Penelitian III.2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara Implementasi Program Corporate Social Responsibility dan Citra Perusahaan Toba Pulp Lestari,
Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian, Toba Samosir. Mrode penelitian yang digunakan disini adalah metode korelasional.
Memasuki metode korelasional ditelitilah hubungan di antara variabel- variabel yang digunakan. Metode korelasional bertujuan untuk meneliti
sejauhmana variabel pada satu faktor yang berkaitan dengan variabel pada faktor lain. Jika dua variabel saja yang dihubungkan, korelasiya disebut korelasi
sederhana. Lebih dari dua variabel disebut dengan korelasi ganda. Metode ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-
variabel yang berbeda dalam satu populasi. Perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi.
85 Penelitian dapat mengetahui seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas
terhadap terkaitnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi. Metode korelasi meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat.
Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat Kriyantono, 2008:62. Metode
korelasional digunakan untuk 1 mengukur hubungan di antara berbagai variabel, 2 meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas
dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, 3 meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental.
Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dengan penggunaan metode korelasional, maka penelitian ini diarahkan untuk menanalisis apakah hubungan
antara Corporate Social Responsibility dan Citra Perusahaan PT.Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir.
III.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di kecamatan Parmaksian kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara yang terdiri dari 5 desa yaitu: Siantar Utara, Pangombusan,
Lumban Sitorus, Tangga Batu Satu, Banjar Ganjang. Penelitian ini dilakukan bulan Februari 2011.
86
III.3. Populasi dan Sampel III.3.1 Populasi
Kata populasi populationuniverse dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam
suatu penelitian pengamatan. Keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti disebut populasi. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa- peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalan suatu
penelitian. Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi yang
homogeny dan heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsur- unsur atau elemennya memiliki sifat mendekati sama sehingga tidak perlu
ditetapkan jumlahnya secara kuantitatif. Populasi hetrogen adalah sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang berbeda bervariasi sehingga perlu
penetapan batas-batasnya secara kuantitatif. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek yang akan diteliti harus
memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Peneliti hendaknya menentukan lebih dahulu
karakteristik populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-cara pengeambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti akan mengetahui siapa saja
yang memenuhi syarat sebagai anggota populasi, dapat memperkirakan besarnya sampel yang harus diambil, dan tahu persis kepada siapa generalisasi kesimpulan
penelitiannya nanti akan berlaku Azwar, 2004:77-78.
87 Jika kira ingin melakukan penelitian pada sesuatu populasi yang besar,
kita tisak perlu meneliti setiap unit dari populasi akan tetapi cukup hanya mengambil sebahagian besar saja sampel. Disamping itu untuk menghindari
terjasinya error, perlu adanya perencanaan yang baik seperti halnya dalam pembuatan kuesioner, buku panduan, serta konsep pengumpulan dan pengolahan
data. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di kecamatan
Parmaksian kabupaten Toba Samosir yang pernah dan masih menerima bantuan CSR dari PT Toba Pulp Lestari, Tbk dari tahun 2007 -2010.
Pada penelitian ini yang menjadi populasinya adalah masyarakat yang pernah CSR tahun 2007-2010 yang berada di Kecamatan Parmaksian yang dibagi
menjadi 5 ring utama yaitu Siantar Utara, Pangombusan, Lumban Sitorus, Banjar Ganjang dan Tangga Batu. Berdasarkan hasil penelitian ada sebanyak 50 orang
sumber data dari Toba Pulp Lestari.
Tabel 3. Populasi
No Nama Desa
Jumlah Penerima CSR 1
Siantar Utara 8
2 Pangombusan
16 3
Tangga Batu 9
4 Lumban Sitorus
9 5
Banjar Ganjang 8
Jumlah 50
88
III.3.2 Defenisi Sampel
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sample. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel Arikunto,2006:131. Sampel yang
representatif dapat diartikan bahwa sampel tersebut mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada
semua unsur populasi untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan yang sebenarnya dalam populasi Kriyantono, 2009:151.
Pemilihan sampel yang tidak baik akan menghasilkan kesimpulan yang salah karena sifat sampel tersebut tidak akan mencerminkan sifat-sifat
populasinya. Sedangkan pemilihan sampel yang benar dengan jumlahnya yang memadai dapat menghasilkan kesimpulan yang mencerminkan sifat-sifat dari
populasinya Suparmoko, 1999:33. Disini akan dibicarakan mengenai besarnya sampel atau biasa disebut
ukuran sampel. Mengenai ukuran sampel, tidak ada ukuran pasti bagi periset Kriyantono, 2009:161. Para ahli berpendapat jika jumlah populasi berkisar 100
ke atas maka ukuran sampel dapat diambil 10 atau 15 atau sampai 20 sampai 25 Arikunto, 2006:134.
Dalam penelitian ini total populasi yang didapatkan yang menerima CSR ekonomi mulai dari tahun 2007-2010 ada sebanyak 50 orang.
89
III.4. Teknik Penarikan Sampel III.4.1. Total Sampling
Jika jumlah populasi dari suatu penelitian tidak terlalu banyak maka digunakan total sampling Prasetyo, 2005:121. Nazir 2003:271 menyebutkan
dengan complete eneumeration yaitu tiap unit populasi dihitung. Menurut arikunto 2006:134, jika populasi kurang dari 100 lebih baikdiambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah populasinya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih. Maka
dalam penelitian ini teknik penarikan sampling yang digunakan adalah total sampling karena jumlah polpulasi dibawah 100.
Berdasarkan populasi yang ada, maka sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan penerima dana CSR ekonomi kerakyatan mulai tahun 2007-2010 di
kabupaten parmasksian yang berjumlah 50 orang.
III.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.
Penelitian Kepustakaan Dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan
sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku, majalah, internet dan sebagainya.
b. Penelitian Lapangan
Pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian pengumpulan data dari responden meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian,
pengumpulan data dari responden menggunakan “Wawancara Terstruktur” adalah
90 model pertanyaan yang memberikan jawaban yang telah disusun untuk dipilih
oleh responden atau mengggunakan “Projective Questioner” adalah alat ukur yang bersifat tertutup, maksudnya tinggal memilih jawaban dari pertanyaan yang telah
ditetapkan. Contoh:
No Pertanyaan
Jawaban Kode
1 Jenis Kelamin
1. Pria 2. Wanita
III.6. Teknik Analisis Data
Analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa
tahap analisis yaitu: a.
Analisis Deskriptif Yaitu penelitian yang memberikan gambaran mengenai situasi-situasi
atau kejadian-kejadian. Suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Data-data yang terkumpul baik lewat studi kepustakaan dan kuesioner akan disusun dan kemudian disajikan dalam bentuk analisa tabel tunggal. Tabel
91 tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom.
Sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori Singarimbun, 1995:266.
b. Analisis Tabel Silang
Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya sehingga dapat
diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun: 1995:273
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah salah satu funsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji
hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan melihat derajat hubungan diantara dua variabel.
Kekuatan hubungan menunjukkan derajat hubungan ini disebut koeifisien asosiasi korelasi. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala
ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik
yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik “Sperman’s Rho Rank Order Correlations”, yaitu rumus koefisien
korelasi tata jenjang oleh Sperman Kriyantono, 2006:174. Rumus koefisien korelasinya adalah :
Rho =1-
92 Keterangan : Rho = koefisien korelasi rank –order
d = perbedaan antara pasangan jenjang Σ = sigma atau jumlah
N = jumlah individu dalam sampel 1 = bilangan konstan
6 = bilangan konstan Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk
melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rho 0, maka hipotesis ditolak
Jika rho 0, maka hipotesis diterima Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunakan rumus t
test
pada tingkat signifikan 0,0005 sebagai berikut:
t =
keterangan: t = nilai t
test
r = nilai koefisien relasi n = jumlah sampel
jika t
hitung
t
tabel
, maka hubungan signifikan jika t
hitung
t
tabel
, maka hubungan tidak signifikan Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai
koefisien relasi sebagai berikut Kriyantono, 2006:168-169, yaitu:
93 ≤ 0,20
= hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20-0,39
= hubungan rendah tapi pasti 0,40-0,70
= hunbungan yang cukup berarti 0,71-0,90
= hubungan yang tinggi; kuat ≥ 0,90
= hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan
94
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA
Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi:
1. Penelitian Kepustakaan Library Research
Yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data dan literatur serta bacaan yang relevan yang mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat
dari buku-buku, jurnal dan internet yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan Field Research
Penelitian lapangan diawali dengan meminta surat izin penelitian dari bagian Training Toba Pulp karena semua hal-hal yang menyangkut penelitian dan
praktek kerja lapangan di bawah tanggung jawab mereka dan kemudian mereka memberikan surat kepada peneliti untuk memberikan kepada bagian
Humas Toba Pulp, sehingga dari sana peneliti dapat mendapatkan data dan bimbingan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.
Berdasarkan data yang ada, maka peneliti langsung mendapatkan jumlah sampel dari populasi yang ada karena peneliti mengambil total sampling
dimana populasi ada di bawah 100. Pada tanggal 26 Februari 2011, peneliti menyebarkan kuesioner yang telah
dipersiapkan untuk dibagikan kepada responden di kawasan Kecamatan Parmaksian dan penyebaran kuesioner dilanjutkan pada hari berikutnya
95 tanggal 27-28 Februari 2011 sehingga waktu penyebaran kuesioner
berlangsung selama 3 hari. Dalam pengisian kuesioner, peneliti mendampingi responden. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal
yang mungkin tidak dimengerti oleh responden. Kebanyakan responden harus dijelaskan kembali tentang pengisian kuesioner tersebut dan
bahasanya disederhanakan kembali ke dalam bahasa daerah yang ada disana.
Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk “Projective Questionaire”. Projective questionaire adalah suatu model pertanyaan yang
mengajukan pilihan jawaban kepada responden atau disebut dengan pertanyaan dengan jawaban tertutup. Dan kuesioner tersebut juga memiliki
model kuesioner semi terbuka, yaitu model pertanyaan yang jawaban pertanyaan disertai dengan alasannya.
IV.2. PROSES PENGOLAHAN DATA