51 mengantisipasi arah perubahan trends; dan PR menggunakan riset dan
komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya Cultip, 2006 :5.
II.2.3. Fungsi dan Tujuan Public Relations
Public Relations merupakan fungsi manajemen dan dalam struktur organisasi public relations merupakan salah satu bagian atau divisi dari
organisasi. Karena itu, tujuan public relations sebagai bagian dari divisi dari organisasi, tentu saja tidak dapat lepas dari tujuan organisasi sendirian Iriantara,
2004:56-57. Dalam konsepnya, funsi public relations officer ketika menjalankan tugas
dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator, maupun organisiator, menurut Prof. Drs. Onong Uchana Effendy, MA dalam bukunya Hubungan
Masyarakat suatu Komunikologis 2002:10 adalah sebagai berikut: a.
Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi b.
Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan eksternal.
c. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasi kepada publiknya dan menyalarkan opini publiknya kepada organisasi.
d. Melayani publik dan menasehati pemimpin organisasi demi kepentingan
umum. e.
Operasionalisasi dan organisasi public relations adalah bagaimana membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya,
untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak publiknya.
Menurut Cultip dam Center dalam Ruslan, 2005 :83, dalam peranan public relations ketika berkomunikasi dikenal dengan: The 7 C’s of
Communications” yaitu: a.
Credibility Komunikasi dimulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh
karena itu, untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja, baik pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima
52 pesan itu berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga
tujuannya. b.
Contex Suatu program komunikasi seharusnya berkaitan langsung dengan
lingkungan hidup atau keadaan social yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperlihtkan sikap partisipatif.
c. Content
Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi
banyak orang dan bermanfaat. d.
Clarity Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat
dimengerti oleh atau mempunyai arti antara komunikator dengan komunikannya.
e. Continuity and Consistency
Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai
tujuan dan bervariasi, yang merupakan kontribusi bagi fakta yang ada dengan dikap penyesuaian melalui proses belajar.
f. Channel
Menggunakan media sebagai saluran pesan yang secepat mungkin dan efektif dalam menyampaikan pesan yang dimaksud.
g. Capability of audience
Komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari audincenya, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya
suatu kebiasaan. Kebiasaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya perlu diperhatikan oleh pihak
komunikator dalam melakukan kampanyenya.
Menurut H. Fayol beberapa kegiatan PR adalah: 1.
Membangun identitas dan citra perusahaan building corporate Identity and image
• Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif
• Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan
berbagai pihak. 2.
Menghadapi krisis facing crisis •
Menangani keluhan complain dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis.
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan promotion public causes
4. Mempromosikan menyangkut kepentingan publik
5. Mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta menghindari obat-
obatan terlarang, dan sebagainya Ruslan, 2005 :23-24
II.2.4. Peran PR dalam Coorporate Social Responsibility