Kepemilikan Benda Berdasarkan Undian

Aceh” dalam rangka Pilkada Gubernur Aceh. Kupon pemilihan Gubernur ini disebar di koran Harian Waspada mulai dari tanggal 9 Mei 2011 dan berlangsung selama sebulan dan hanya ditujukan bagi Masyarakat Aceh. Kupon yang telah disediakan harus diisi data diri peserta beserta Calon Gubernur yang menjadi pilihannya. Kupon yang telah diisi kemudian dikembalikan ke kantor Harian Waspada baik melalui pos ataupun diantar langsung. Pengundian kupon dilakukan pada tanggal 1 Juli 2011. 39

C. Kepemilikan Benda Berdasarkan Undian

Strategi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang ada dan menarik pelanggan baru dengan cara memberi hadiah melalui cara undian. Pemberian hadiah yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada para pelanggannya adalah merupakan perbuatan hukum yang sudah tentu mempunyai akibat hukum. Pemberian hadiah dari perusahaan jika dipandang dari aspek eknomi hanya sebagai suatu strategi pemasaran agar produk yang diluncurkan oleh perusahaan menarik dan menjadi kebutuhan bagi para pelanggan atau konsumen. Berbeda halnya bila pemberian hadiah melalui undian bila dikaji dari aspek hukum. Pemberian hadiah melalui undian kepada pelanggan yang memenangkan undian undian mengandung peristiwa hukum untuk merangalihkan hak milik atas benda dan berikut bendanya hadiah dari pemilik asalnya perusahaan selaku pemberi hak milik kepada pelanggan yang memenangkan undian selaku penerima hak milik. 39 Dikutip dari koran Harian Waspada edisi 16 Mei 2011. Universitas Sumatera Utara Menurut Abdulkadir Muhammad, dalam konsep penyerahan terdapat dua obyek yang dialihkan, yaitu : “Hak milik atas barang atau penguasaan atas barang. Dua objek ini tergantung dari jenis perikatan yang mendasarinya. Perikatan yang berupa perjanjian ada dua jenis, yaitu perjanjian yang sengaja diadakan untuk mengalihkan a hak milik atas barang, misalnya pada jual beli, tukar menukar, hibah, hadiah b penguasaan atas barang, sedangkan hak miliknya tetap pada pemiliknya, misalnya sewa menyewa, pinjam pakai, penjaminan gadai atau hipotik atau hak tanggungan.” 40 Peralihan hak milik berikut bendanya ini dilakukan dengan melakukan penyerahan levering. Undang-undang mengatur tentang cara penyerahan hak milik atas benda dan atau bendanya. Terdapat perbedaan penyerahan benda berdasarkan jenis bendanya. Untuk benda bergerak Ketentuan undang-undang mengatur tentang tatacara seseorang mengalihkan dan menerima hak milik atas suatu benda sebagaimana dapat dilihat dalam Pasal 584 KUH Perdata : “Hak milik atas suatu barang tidak dapat diperoleh selain dengan pengambilan untuk dimiliki, dengan perlekatan, dengan kadaluwarsa, dengan pewarisan, baik menurut undang-undang mau menurut surat wasiat, dan dengan penunjukan atau penyerahan berdasarkan suatu peristiwa perdata pemindahan hak milik, yang dilakukan oleh orang yang berhak untuk berbuat terhadap barang itu.” Ketentuan Pasal 584 KUHPerdata tersebut jika diterapkan dalam pemilikan benda berdasarkan undian yang diperoleh oleh peserta undian maka cara terjadinya hak milik bagi penerima undian adalah didasarkan pada suatu peristiwa perdata yaitu penyerahan atau pemindahan hak milik. Atau dengan kata lain penyerahan akibat suatu title pemindahan hak milik. 40 Abdulkadir Muhammad II, Hukum Harta Kekayaan Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1994, hal. 51 Universitas Sumatera Utara penyerahannya dilakukan dengan menyerahkannya kepada orang lain. Penyerahan ini disebut dengan penyerahan nyata feitlijke levering sebagaimana diatur di dalam Pasal 612 ayat 1 KUHPerdata, dan dapat juga diserahkan dengan menyerahkan kunci dimana benda itu disimpan sebagaimana di atur di dalam Pasal 612 ayat 2 KUHPerdata, dengan benda tidak bergerak. Atau dapat juga dilakukan dengan penyerahan dengan tangan pendek atau dikenal dengan istilah traditio brevimanu, dan penyerahan dengan melanjutkan penguasaan atas bendanya. Untuk penyerahan benda bergerak tidak berwujud berlaku ketentuan Pasal 613 KUHPerdata yang mengatakan : “Penyerahan piutang-piutang atas nama dan barang-barang lain yang tidak berwujud , dilakukan dengan jalan membuat akta otentik atau di bawah tangan yang melimpahkan hak-hak atas barang-barang itu kepada orang lain. Penyerahan ini tidak ada akibatnya bagi yang berutang sebelum penyerahan itu diberitahukan kepadanya atau disetujuinya secara tertulis atau diakuinya . Penyerahan surat-surat hutang atas tunjuk dilakukan dengan memberikannya; penyerahan surat-surat utang atas perintah dilakukan dengan memberikannya bersama endosemen surat itu.” Penyerahan atas benda tetap dalam KUHPerdata diatur di dalam Pasal 616 samapai dengan Pasal 620 KUHPerdata yang pada intinya menentukan penyerahan atas benda tetap dilakukan dengan akte otentik dan diikuti dengan balik nama yang didaftarkan pada register umum. Menurut Sri Soedewi Masjhoen ketentuan Pasal 616 sampai dengan Pasal 620 KUH Perdata ini tidak berlaku di Indonesia. “Ketentuan-ketentuan pasal-pasal tersebut tidak diberlakukan di Indonesia berdasarkan Pasal 24 OV: yang pokoknya menyatakan bahwa penyerahan terhadap benda-benda tak bergerak itu mengikuti cara yang ditentukan dalam Pasal 616 sampai dengan Pasal 620 KUH Perdata, yaitu dengan jalan akta outentik dan didaftarkan dalam register umum, melainkan Universitas Sumatera Utara dengan cara yang kini 1 Mei 1848 sudah berlaku, sampai ada ketentuan lain tentang hal itu.” 41 1. Penyerahan nyata feitelijke levering ialah menyerahkan kekuasaan nyata, di sini si penerima mendapatkan hak bezit dari benda itu dan menjadi bezitter. Sri Soedewi Masjhoen menjelaskan lebih lanjut : “Ketentuan overschrijvingsordonantie S.1834 No. 27 yang pokoknya menyatakan: Penyerahan terhadap benda-benda tidak bergerak itu harus dilakukan dengan balik nama yaitu dengan pendaftaran yang harus dilakukan di tempat R.v.J di hadapan hakim Raad van Justitie. Kemudian pada tahun 1947 Np. 53 yang di situ dinyatakan bahwa pendaftaran tidak lagi dilakukan di hadapan Rv.J melainkan dihadapan kepala seksi pendaftaran kadaster.” Khusus penyerahan atas tanah, sejak berlakunya UU No. 5 Tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok Agraria dan diikuti oleh PP No. 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah yang dirubah dan diganti dengan PP No. 24 Tahun 1990 tentang Pendaftaran Tanah. Penyerahan tanah dilakukan di hadapan PPAT dan didaftarkan ke Seksi Pendaftaran Tanah. Penyerahan adalah hal yang terpenting untuk memperoleh hak milik. Dalam ilmu hukum Perdata dikenal ada dua penyerahan, yaitu : 2. Penyerahan juridis juridische levering ialah penyerahan hak eigendomnya. Di sini penerima menjadi eigenaar. Pemindahan hak milik dari satu pihak kepada pihak lain harus memenuhi syarat: 1. Adanya kehendak bersama antara para pihak yang bersangkutan untuk melakukan itu, baik bagi yang menyerahkan maupun yang menerima. Di sini harus ada persetujuan kebendaan zakelijke overeenkomst. 41 Sri Soedewi Masjhoen Sofwan, Hukum Perdata, Hukum Benda, Yogyakarta : Liberty, 1982, hal. 71 Universitas Sumatera Utara 2. Adanya suatu bentuk hukum tertentu, dari mana dapat dilihat adanya kehendak pemindahan itu umpama jual beli, penghibahan. Bentuk hukum inilah yang disebut titel, atau causa. Karena titel ini ada pada umumnya suatu akibat dari sesuatu perjanjian, maka berlainan dengan cara penyerahaan eigendomnnya sendiri banyak ragamnya. 3. Subjek yang menyerahkan hak milik itu, harus pula yang mempunyai hak untuk menguasai benda yang diserahkan itu. 42 Apabila ketentuan undang-undang sebagaimana yang diterakan di atas diterapkan pada peralihan hak milik suatu benda berupa hadiah yang didasarkan pada undian, maka pemberian hadiah berdasarkan undian adalah dikategorikan sebagai penyerahan hak milik didasarkan pada perjanjian yang dengan sengaja untuk mengalihkan hak milik. Hal ini jelas terlihat dari ketentuan yang termuat di dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1954 Tentang Undian menyebutkan bahwa : “Yang diartikan dengan kata undian dalam undang-undang ini ialah tiap-tiap kesempatan yang diadakan oleh sesuatu badan untuk mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat tertentu dapat ikut serta memperoleh hadiah berupa uang atau benda, yang akan diberikan kepada peserta-perserta yang ditunjuk sebagai pemenang dengan jalan undi atau dengan lain cara menentukan untung yang tidak terbanyak dapat dipengaruhi oleh peserta sendiri.” Berdasarkan bunyi ketentuan Pasal 1 ayat 2 tersebut, maka dapat diketahui bahwa penyelenggaraan undian tersebut merupakan suatu perjanjian untung-untungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1774 KUHPerdata yang berbunyi sebagai berikut : “Suatu perjanjian untung-untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung-ruginya, baik bagi semua pihak, maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu. Demikian adalah persetujuan pertanggungan, bunga cagak-hidup, perjudian dan pertaruhan. 42 Ahmad Ichsan, Op.Cit., hal. 173 Universitas Sumatera Utara Perjanjian yang pertama diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.” Sesuai dengan isi pasal di atas, undian dapat dikatakan sebagai suatu perikatan yang dilahirkan dari perjanjian. Apabila dicermati secara seksama, perjanjian tentang pemberian hadiah melalui undiaan ini adalah perjanjian sepihak atau dengan istilah lain perjanjian bersegi satu. Artinya hanya ada satu pihak saja yang dibebani kewajiban yaitu pihak yang memberi hadiah. Jadi bila dilihat dari konstruksi hukum perdata seseungguhnya pemberian hadiah melalui undian lebih mendekati konstruksi hukum perjanjian hibah. Dalam perjanjian ini tidak ada kontra prestasi sama sekali dari pihak lawan. Bukan perjanjian untung- untungan, sebab dalam perjanjian untung-untungan digantungkan pada suatu peristiwa belum tertentu dan lebih jauh lagi ditegaskan yaitu perjanjian yang berkaitan dengan persetujuan pertanggungan, bunga cagak-hidup, perjudian dan pertaruhan yang lebih kelihatannya diperlukan adanya ketrampilan khusus sebagai kewajiban yang harus dilakukan untuk memperoleh hadiah yang disediakan. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui, bahwa titel seseorang untuk memperoleh hak milik atas benda yang berasal dari hadiah adalah didasarkan pada titel perjanjian. Kepemilikan atas benda hadiah baru beralih dari pemberi hadiah kepada penerima hadiah ditentukan oleh benda yang dihadiahkan, terhadap benda-benda bergerak dan benda bergerak tidak berwujud berlaku ketentuan Pasal 613 KUH Perdata, sedangkan untuk benda Universitas Sumatera Utara tetap berupa tanah berlaku ketentuan yang termuat di PP No. 34 Tahun 1990 tentang Pendaftaran Tanah.

D. Sifat Pemberian Melalui Undian

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Sita Marital Atas Sengketa Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

10 140 156

Perkawinan Campuran Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Tentang Perkawinan

2 93 97

Aspek Hukum Sita Marital Terhadap Sengketa Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Kuhperdata) Dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

0 63 163

ANALISIS YURIDIS DISPENSASI PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

0 10 16

KEDUDUKAN HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

0 3 17

Pembagian Harta Bersama Yang Diakibatkan Perceraian dari Perkawinan Berbeda Agama Menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

0 0 1

TINJAUAN PEMBAGIAN HARTA BERSAMA AKIBAT TERJADINYA PERCERAIAN DALAM PERKAWINAN CAMPURAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.

0 1 1

ASPEK YURIDIS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN | NURFIANTI | Legal Opinion 5911 19659 1 PB

0 1 10

View of Harta Bersama dalam Perkawinan Poligami Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Hukum Islam

0 2 20

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN A. PERKAWINAN 1. Pengertian dan Tujuan Perkawinan - Tinjauan Yuridis Terhadap Sita Marital Atas Sengketa Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kitab Undang-Un

0 0 47