Lingkungan permukiman merupakan kumpulan berbagai artefak yang terjadi karena penggabungan antara tapak site, peristiwa event dan tanda sign. Jalan, ruang terbuka,
type bangunan, dan elemen fisik lain pada tapak secara keseluruhan merupakan tanda adanya peristiwa tertentu. Hal ini menunjukkan suatu kelanggengan permanence yang sangat
kompleks sehingga menjadi ciri suatu lingkungan permukiman Rossi, 1984.
2.8 Elemen-elemen Pembentuk Pola Ruang Kota Pinggiran Sungai
Karakteristik pola ruang pinggiran sungai diperlukan untuk memberikan pemahaman tentang identitas suatu kota yang terletak di pinggiran sungai, sesuai dengan potensi yang
ada. Dalam hal ini menurut Eko Budihardjo 1991 bahwa karakter tersebut merupakan perwujudan lingkungan baik yang berbentuk fisik maupun non fisik. Hal yang sama juga
dikemukakan oleh Schultz 1980 bahwa karakter tersebut bisa diperoleh dari kondisi fisik lingkungan dan hal-hal lain yang tidak terukur seperti budaya, dan kehidupan sosial. Budaya
dan pola sosial merupakan suatu sistem yang sudah stabil dan terpola di dalam place, yang dibangun sepanjang sejarah masyarakatnya.
2.9 Perkembangan Permukiman Daerah Aliran Sungai
Bentuk kota atau kawasan merupakan hasil proses budaya manusia dalam menciptakan ruang kehidupannya, sesuai kondisi site, geografis, dan terus berkembang menurut proses
sejarah yang mengikutinya. Menurut Kostof 1991, peran dan perkembangan masyarakat sangat berpengaruh dalam suatu proses pembentukan kota. Sehingga terbentuknya pola kota
akan terus berkembang sebagai proses yang dinamis dan berkesinambungan tanpa suatu awal dan akhir yang jelas. Kota lahir dan berkembang secara spontan, diatur menurut pendapat
masyarakat secara umum yang dipengaruhi oleh adat istiadat, kepercayaan, agama, sesuai dengan kondisi alamiah, sehingga lahir suatu pola kota organik yang berorientasi pada alam,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan mempunyai sosial yang kuat. Berkembangnya masyarakat baik kuantitas maupun kualitas menuntut terbentuknya suatu kota yang lebih teratur, agar lebih mudah dan terarah
pengorganisasiannya melalui pola grid. Sehingga bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa kedua faktor alam dan faktor aspirasi masyarakat tersebut saling dikombinasikan untuk
menghasilkan suatu pola yang harmonis antara kehidupan manusia dan lingkungan alamnya. Suatu kota yang berkembang terutama suatu kawasan permukiman berkembang karena
adanya tuntutan untuk membentuk suatu kawasan yang terencana planed city yang dapat mengatur kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Namun tetap tidak terlepas dari
budaya masyarakat itu sendiri. Salah satu konsep itu terlihat pada bentuk permukiman pada kawasan pinggiran sungai dimana tipe dan pola permukiman pada kawasan itu sendiri
merupakan bagian dari pola penggunaan tanah yang akan menggambarkan struktur serta faktor yang mempengaruhinya. Secara garis besar, konsep atau ciri-ciri perumahan dan
permukiman pada kawasan di pinggiran sungai di Indonesia dapat berupa berbagai pola-pola yaitu linier, clustered, dan lain sebagainya.
2.10 Macam-Macam Pola Permukiman