Pola Tata Ruang Tempat Tinggal

1. Teritori primer, yaitu tempat-tempat yang sangat pribadi sifatnya yang hanya boleh dimasuki oleh orang yang sudah sangat akrab hubungannya dan sudah mendapat izin khusus. Pada struktur ruang permukiman di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa, rumah adalah bagian dari teritori primer atau disebut juga sebagai wilayah privat. 2. Teritori sekunder, yaitu tempat-tempat yang dimiliki bersama dan sejumlah orang-orang yang sudah cukup mengenal. Halaman yang digunakan secara komunal berdasarkan hubungan kekerabatan yang ada pada pekarangan rumah di gampong. 3. Teritori tersier, yaitu tempat-tempat yang terbuka untuk umum. Meunasah, mesjid, makam, dan sawah merupakan tempat yang dikategorikan sebagai teritori publik. Penggunaan ruang publik ini bersifat bebas karena bisa digunakan oleh siapa saja.

5.8 Pola Tata Ruang Tempat Tinggal

Dari 100 sampel rumah, rumoh Aceh yang masih mempunyai elemen-elemen pelengkap, yaitu sebanyak 26 responden yang memiliki rumah Aceh masih mempunyai kelengkapan kolong, sumur, balee kayee, dan kandang. Sebanyak 19 rumoh Aceh yang dimiliki responden juga masih mempunyai elemen kolong, namun elemen lainnya seperti kandang, sumurbak, dan balee kayee sudah hilang atau berkurang jumlahnya. Rumah beton merupakan bangunan yang tidak memperhatikan elemen pada pekarangan yang biasanya UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terdapat pada ruang tradisional Aceh. Sebanyak 5 rumah pada kawasan studi sudah berdiri dengan konstruksi beton tabel 5.6. Tabel 5. 6 Frekuensi Kelengkapan Rumoh Aceh Frekuensi Persentasi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Kelengkapan Rumah Kolong, Balee Kayee, Sumur, Kandang. 26 26 26 26 Kolong, Balee Kayee, Sumur. 17 17 17 43 Kolong, Balee Kayee. 33 33 33 76 Kolong. 19 19 19 95 Tidak AdaPermanen. 5 5 5 100 Total 100 100.0 100.0 Sumber: Hasil olahan data survey memakai SPSS versi 18 Lumbung merupakan elemen yang hilang pada pekarangan rumah di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa. Hal ini disebabkan karena sebagian besar rumah tidak lagi menggantungkan hidupnya dalam bidang pertanian. Adapun elemen yang masih tetap dipertahankan oleh penduduk Gampong Teungoh dan Gampong Jawa adalah tanaman pada halaman rumah, yaitu sebanyak 94. 5.8.1 Struktur tata ruang tempat tinggal Fungsi ruang tempat tinggal masyarakat Aceh menunjukkan bahwa secara tradisional rumoh Aceh diperuntukkan untuk perempuan atau disebut juga sebagai rumoh inong, yaitu sebagai berikut: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Seuramoe keue sebagai tempat menerima tamu laki-laki, tempat mengaji dan belajar anak laki-laki, sekaligus tempat tidur anak laki-laki, serta kepentingan umum lainnya. 2. Seuramoe teungoh serambi tengah atau tungai bersifat tertutup sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai kamar tidur. Kamar sebelah Barat ditempati oleh kepala keluarga ibu dan ayah, dan kamar sebelah Timur rumoh andjoeng ditempati oleh anak perempuan. Jika sebuah keluarga mempunyai lebih dari satu anak perempuan, maka kepala keluarga membuat rumah terpisah atau terpaksa pindah ke belakang bagian Barat. Serambi tengah disebut juga dengan rumoh inong rumah perempuan karena laki-laki yang bukan muhrim tidak diizinkan untuk memasuki zona tungai ini. 3. Serambi belakang seuramoe likot merupakan ruang tambahan yang sering disebut dengan ulee keude, dan berfungsi sebagai dapur. Pembagian ruang Gambar 5.7 yang memperlihatkan adanya pembedaan antara zona laki-laki dan zona perempuan, dipengaruhi oleh aturan perkawinan dan adat peunulang yang berlaku. Rumah merupakan milik perempuan dan laki-laki dianggap sebagai tamu yang harus dihormati, sehingga tidak diperbolehkan untuk memasuki serambi tengah dan dapur. Peraturan adat ini berkaitan dengan ajaran agama Islam yang memisahkan ruang privat antar gender, sehingga rumoh Aceh di disain untuk melindungi perempuan agar tidak UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terlihat auratnya oleh laki-laki yang bukan muhrimnya, serta dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kriminalitas dan lain sebagainya. Fungsi dan peruntukan ruang-ruang pada rumoh Aceh membentuk struktur ruang tempat tinggal, yaitu dari frekuensi dan tingkat kepentingan berdasarkan penggunaan ruang dalam kegiatan keluarga sehari-hari dan saat terjadi ritual. Seuramoe keue serambi depan merupakan ruang yang paling sering digunakan dalam aktivitas berskala rumah tangga mikro. Ruang ini merupakan core area area intipusat dari rumoh Aceh, karena menjadi tempat berkumpul, baik antar anggota keluarga maupun dengan kerabat yang lebih jauh, ketika terjadi ritual budaya, tanpa adanya pembedaan antara laki-laki dan perempuan. Gambar 5.10 Pembagian Ruang Rumoh Aceh UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sebaliknya pada ruang lainnya yang menjadi pinggiran periphery, yaitu seuramoe teungoh tungai dan dapur, hanya diperbolehkan untuk perempuan. Struktur ruang pada rumoh Aceh menunjukkan dualisme, yaitu bagian pusat untuk laki-laki serta tempat untuk berbagai acara ritual, sementara bagian pinggiran untuk perempuan. Dualisme terjadi karena sistem sosial budaya yang dianut masyarakat Gampong Teungoh dan Gampong Jawa, yaitu dualisme antara ajaran Islam yang cenderung patriarkal, dengan adat peunulang Aceh yang bersifat matriarkal. Meskipun pada dasarnya rumah merupakan milik perempuan dan dikuasai oleh perempuan, nilai-nilai patriarkal yang menghormati kaum laki-laki, tetap dipegang teguh oleh masyarakat Gampong Teungoh dan Gampong Jawa. 5.8.2 Pola tata bangunan Pola tata bangunan Tata bangunan yang terdapat di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa membentuk pola-pola yang dapat dilihat berdasarkan letak, orientasi, dan konfigurasi susunannya. Struktur tata bangunan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu antara lain: 1. Faktor hukum adat yang menuntut orangtua untuk menyediakan hareuta peunulang bagi anak perempuan. Rumah peunulang ini pada umumnya dibangun dekat dengan rumah inti keluarga rumah orangtua, sehingga dalam satu halaman besar milik keluarga terdiri dari beberapa rumah yang dapat ditelusuri berdasarkan sistem kekerabatan. 2. Faktor tata nilai spiritualitas penduduk Gampong Teungoh dan Gampong Jawa yang memandang arah Barat sebagai arah yang diutamakan. Pandangan ini berhubungan dengan faktor kepercayaan bahwa kiblat shalat bagi umat Islam UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berada di sebelah Barat. Selain itu, diketahui bahwa angin di daerah Aceh demikian kencangnya, sehingga bila membangun atau mendirikan rumah berlawanan dengan arah angin akan mengurangi ketahanan rumah; 3. Faktor perkembangan infrastruktur dan keterkaitan dengan sumber-sumber ekonomi, seperti rumah yang menghadap ke jalan, atau rumah petani yang menghadap ke arah sawah atau perkebunan.

5.9 Pola dan Struktur Ruang Permukiman