Karakteristik Sosial Budaya Sistem Kemasyarakatan

BAB V KAJIAN PERMUKIMAN PADA

5.1 Karakteristik Sosial Budaya

DAERAH ALIRAN KRUENG LANGSA Sistem pemerintahan Adat di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa dapat dikatakan masih menganut sistem pemerintahan Adat yang berlaku di Propinsi Nangroe Aceh Darusalam. Yaitu masih berpedoman pada naskah Kanun Syara’ Kesultanan Aceh yang ditulis oleh Teungku di Mulek pada tahun 1270 Hijriah. Pranata politik di gampong berfungsi untuk memenuhi keperluan mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan komunitas tersebut. Struktur politiknya terdiri atas beberapa status dengan peran tertentu, yaitu Keuchik yang bertanggungjawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan pemerintahan gampong, terhadap pelaksanaan dan keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan di gampongnya. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang Keuchik dapat meminta bantuan pertimbangan dari Tuha peut dan Imeum Meunasah. Imeum Meunasah merupakan pimpinan dalam keagamaan dan Tuha peut adalah dewan orang tua yang berpengalaman dan paham mengenai adat dan agama. Untuk urusan yang berkaitan dengan aktivitas pertanian, Keuchik menyerahkan wewenang sepenuhnya kepada Keujruen Blang kelompok petani. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Selain kelembagaan pemerintahan, terdapat kelembagaan sosial kemasyarakatan yang diikuti oleh penduduk gampong, yaitu kelompok pengajian, kelompok organisasi wanita, dan kelompok organisasi pemuda. Kedekatan hubungan lembaga-lembaga di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa dengan masyarakat ataupun dengan lembaga lainnya gambar 5.1. Gambar 5.1 Kelembagaan di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa

5.2 Sistem Kemasyarakatan

Penduduk Gampong Teungoh dan Gampong Jawa, seperti halnya masyarakat di wilayah Aceh Besar, menarik garis keturunan berdasarkan prinsip bilateral, memperhitungkan hubungan kekerabatan baik pada pihak laki-laki maupun pihak perempuan. Hubungan keluarga dalam masyarakat Aceh terdiri dari Wali, Karong dan Kaom. Namun, dalam sistem kekerabatan yang lebih mikro, wujud keluarga MASYARAKAT GAMPONG TEUNGOH KEUJRUEN BLANG LEMBAGA PEMERINTAHAN PERKUMPULAN OLAH RAGA REMAJA MESJID KELOMPOK PENGAJIAN POSYANDU PKK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA besar Aceh terdiri dari keluarga inti senior dan keluarga inti dari anak-anak perempuannya, sesuai dengan adat menetap nikah matrilokal uxorilocal. Hal ini berarti sesudah menikah, suami menetap di lingkungan kerabat perempuan. Keluarga besar ini hidup dalam rumah yang berada dalam satu pekarangan dan satu kesatuan ekonomi yang diatur oleh kepala keluarga inti senior. Hukum adat yang berlaku sejak masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda tersebut mempengaruhi orientasi tempat tinggal keluarga batih baru dalam masyarakat Aceh, sehingga pasangan yang baru menikah biasanya bertempat tinggal di rumah mempelai wanita. Hasil kuisioner, didapatkan bahwa sebagian besar responden sudah bertempat tinggal di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa sejak lahir, yaitu sebanyak 67. Sedangkan sebagian kecil lainnya masih dapat dikategorikan penghuni baru pada kedua kawasan studi tabel 5.1. Tabel 5.1 Frekuensi Lama Huni Frekuensi Persentasi Percentasi Valid Persentasi Kumulatif Lama Huni 5 tahun 1 1.0 1.0 1.0 5 - 10 tahun 7 7.0 7.0 8.0 10 - 15 tahun 11 11.0 11.0 19.0 15 - 20 tahun 14 14.0 14.0 33.0 20 tahun 67 67.0 67.0 100.0 Total 100 100.0 100.0 Sumber: Hasil olahan data survey memakai SPSS 18 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dari 100 responden yang merupakan penduduk asli, didapatkan bahwa 61 bertempat tinggal di rumah peunulang, yaitu rumah warisan mertua mereka, yang menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk laki-laki di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa menikah dengan wanita sesama warga. Hanya sebesar 5 responden yang mempunyai rumah atas nama sendiri, 24 menghuni rumah peninggalan orang tua. Dari jumlah responden 100 orang, 61 di antaranya tinggal di rumah peunulang karena mengikuti istri. Jumlah yang tinggal di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa karena ikut istri, berkaitan dengan tradisi menetap menikah di rumah pihak perempuan dalam adat Aceh Tabel 5.2. Tabel 5.2 Status Rumah Frekuensi Persentasi Percentasi Valid Persentasi Kumulatif Status Rumah Rumah Sendiri 5 5.0 5.0 5.0 Rumah Orang Tua 24 24.0 24.0 29.0 Rumah Mertua 61 61.0 61.0 90.0 Rumah Keluarga 9 9.0 9.0 99.0 Sewa 1 1.0 1.0 100.0 Total 100 100.0 100.0 Sumber: Hasil olahan data survey memakai SPSS 18

5.3 Sistem Kekerabatan