Pola dan Struktur Ruang Permukiman

berada di sebelah Barat. Selain itu, diketahui bahwa angin di daerah Aceh demikian kencangnya, sehingga bila membangun atau mendirikan rumah berlawanan dengan arah angin akan mengurangi ketahanan rumah; 3. Faktor perkembangan infrastruktur dan keterkaitan dengan sumber-sumber ekonomi, seperti rumah yang menghadap ke jalan, atau rumah petani yang menghadap ke arah sawah atau perkebunan.

5.9 Pola dan Struktur Ruang Permukiman

Berdasarkan teori yang ada, terdapat 2 macam pola permukiman, yaitu pola sub kelompok minoritas dan pola face to face. Sedangkan struktur ruang permukiman di sepanjang daerah aliran sungai, antara lain struktur linier, clustered, dan perpaduan kedua struktur tersebut. 5.9.1 Pola dan struktur ruang permukiman Gampong Jawa Berdasarkan survey yang telah dilakukan, pada awalnya struktur ruang permukiman Gampong Jawa adalah linier gambar 5.11. Namun pada perkembangan selanjutnya, pola dan struktur ruang permukiman Gampong Jawa ini adalah merupakan kombinasi antara struktur ruang linier, clustered dan pola grid dengan pola sub kelompok komunitas gambar 5.12. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KAWASAN STUDI KRUENG LANGSA Gambar 5.11 Struktur ruang linier sebagai awal sstruktur ruang permukiman KAWASAN STUDI KRUENG LANGSA Gambar 5.12 Pola dan struktur ruang permukiman Gampong Jawa saat ini. 5.9.2 Pola dan struktur ruang permukiman Gampong Teungoh Berdasarkan survey yang telah dilakukan, pada awalnya struktur ruang permukiman Gampong Teungoh adalah kombinasi linier dan clustered gambar 5.13. Namun pada perkembangan selanjutnya, pola dan struktur ruang permukiman Gampong Jawa ini adalah LINIER CLUSTERED SUB KELOMPOK KOMUNITAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA merupakan kombinasi antara struktur ruang linier dan clustered dengan pola sub kelompok komunitas gambar 5.14. KAWASAN STUDI KRUENG LANGSA Gambar 5.13 Struktur ruang linier dan clustered sebagai awal struktur ruang permukiman. KAWASAN STUDI KRUENG LANGSA Gambar 5.14 Pola dan struktur ruang permukiman Gampong Teungoh saat ini. SUB KELOMPOK KOMUNITAS CLUSTERED LINIER UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.9.3 Karakteristik permukiman Sesuai dengan karakteristik wilayah Gampong Teungoh dan Gampong Jawa, serta mempertimbangkan ketersediaan data pendukung, maka karakteristik kawasan permukiman Gampong Teungoh dan Gampong Jawa dengan memperhatikan 2 elemen, yaitu: 1. Elemen non fisik yang terdiri dari parameter: a. Jumlah penduduk b. Sosial budaya masyarakat Aceh c. Mata pencaharian d. Kepemilikan rumah e. Tingkat kesesuaian lahan 2. Elemen Fisik yang terdiri dari parameter-parameter: a. Konstruksi Rumah b. Kerapatan Rumah Tangga c. Pelayanan Air Bersih d. Ketersediaan Mandi Cuci Kakus e. Ketersediaan listrik f. Ketersediaan Tempat Pembuangan Sampah. 5.9.4 Kondisi permukiman Berdasarkan survei primer yang dilakukan, pada umumnya rumah di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa merupakan hak milik dengan kondisi yang masih tradisional, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA namun disamping itu sudah banyak juga berkembang menjadi rumah baik yang permanen maupun semi permanen. Namun di beberapa titik lokasi juga terdapat bangunan non permanentemporer. Permasalahan permukiman lainnya adalah terdapat akibat budaya rumah peunulang, dan mata pencaharian buruh tani, banyak lahan-lahan yang disewakan kepada masyarakat pendatang yang belum memiliki tempat tinggal. Sehingga banyak masyarakat pendatang yang berharap mendapatkan istri dari kedua gampong ini. Selain itu, juga terdapat bangunan rumah tinggal non permanen dibangun oleh masyarakat kemudian disewakan ke masyarakat pendatang. 5.9.5 Penyediaan air bersih Gampong Teungoh dan Gampong Jawa mendapatkan pasokan air bersih dari sumber yang dikelola oleh PDAM Kota Langsa. Masalah cakupan pelayanan pada Gampong Teungoh dan Gampong Jawa, yang terlayani baru sekitar 2,41 . Namun di beberapa lokasi di kawasan ini Air bersih agak sulit didapatkan, karena pembuatan sumur agak sulit disebabkan oleh struktur tanah yang berbatu dan membutuhkan dana yang cukup besar. 5.9.6 Sistem pembuangan limbah Pengelolaan air limbah di Gampong Teungoh dan Gampong Jawa ini dilaksanakan dengan sistem pengumpulan dan pembuangan. Setiap tahapan dilakukan secara terstruktur dan berkesinambungan. Kebutuhan prasarana pengolahan air limbah sebagai bagian dari sistem pengumpulan ditentukan berdasarkan masing-masing sumber. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

5.10 Karakteristik Pengembangan Kawasan Gampong Teungoh dan Gampong