Interaksi Permukiman dan Lingkungan Tipomorfologi Permukiman

c. Adanya penataan ruang yang terencana dan teratur sehingga pelayanan dan pengelolaan kawasan optimal. 3. Dilengkapi dengan jaringan prasarana, sarana dan fasilitas lingkungan sehingga: a. Kehidupan dan penghidupan manusia baik secara individukelompok dapat berlangsung secara optimal b. Terjadinya pergerakan baik pergerakan manusia, barang maupun jasa didalam kawasan maupun antar kawasan c. Fungsi pemukiman dapat berdayaguna dan berhasil guna.

2.3 Interaksi Permukiman dan Lingkungan

Sejarah dan proses perkembangan pemukiman diawali dari kebutuhan dan cara hidup manusia yang di awali dengan adanya kebutuhan dasar manusia basic needs yang harus dipenuhi. Aspek lainnya adalah letak geografisnya dan kondisi lingkungan sekitar. Menurut Amos Rapoport membangun sebuah rumah adalah fenomena budaya, bentuk dan organisasi ruangnya sangat dipengaruhi oleh pola hidup dan perilaku penghuninya house, form culture Sejak awal rumah bukan hanya sekedar sebagai tempat perlindungan saja shelter tetapi banyak digunakan untuk menampung berbagai kegiatan manusia tersebut terutama dalam kaitan kepercayaan ritual yang dilakukan ketika membangun rumah tersebut hingga mendiaminyamenempatinya misalnya: upacara untuk memilih lokasi, membangun pondasi, menaikkan tiang, memasang atap, memasuki rumah dan sebagainya. Dalam hal ini rumah mempunyai fungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan sosial, bentuk rumah tinggal akan mengalami proses perkembangan sejalan dengan perkembangan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA waktu, perkembangan budaya dan perubahan lingkungan sekitar bangunan. Proses perkembangannya dapat berubah, perubahan kualitas maupun kuantitas bangunan rumah tinggal. Perubahan kualitas misalnya rumah yang tadinya pengap dan gelap di dalam bangunannya berubah menjadi terang dan nyaman dengan menambahkan bukaan atau jendela pada dindingnya sedangkan perubahan kuantitas misalnya rumah yang tadinya mempunyai dua kamar tidur, sesuai dengan perkembangan jumlah penghuninya, ruangan di tambah menjadi 3-4 kamar tidur, serta ruang lainnya. Secara skematis intraksi antara unsur manusia dan lingkungan terhadap rumah tinggal dapat di gambarkan dalam gambar 2.2. Gambar 2.2 Interaksi Permukiman dan Lingkungan Pandangan Hidup Lingkungan Hidup Rumah tinggal Interaksi sosial Kebutuhan fisik Tingkah laku Etnik teknologi Fungsi ruang Kebudayaan adat Bentuk material proses ornamen keterbatasan simbolisme simbolisme UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.4 Tipomorfologi Permukiman

Untuk memahami suatu tempat place yang dibentuk sebagai wadah dari kebutuhan manusia baik berupa rumah atau lingkungan permukiman, bisa dilakukan dengan membagi tiga komponen struktural yang ada pada tempat tersebut, yaitu tipologi, morfologi dan topologi Scultz, 1988. Topologi merupakan tatanan spasial dan pengorganisasian spasial yang abstrak dan matematis. Morfologi merupakan artikulasi formal untuk membentuk karakter arsitektur, dan dapat dibaca melalui pola, hierarki dan hubungan ruang. Tipologi merupakan konsep dan konsistensi yang dapat memudahkan dalam mengenal bagian-bagian arsitektur. Morfologi lebih menekankan pada pembahasan bentuk geometrik, sehingga dapat memberi makna pada ungkapan ruangnya dikaitkan dengan nilai ruang tertentu. Nilai ruang berkaitan erat dengan organisasi, hubungan dan bentuk ruang. Hierarki ruang disebabkan karena adanya nilai perbedaan bentuk ruang yang menunjukkan adanya derajat kepentingan baik secara fungsional, formal maupun simbolik. Sistem tata nilai tercipta karena ukuran, bentuk yang unik dan lokasi. Tipologi lebih menekankan pada konsep dan konsistensi yang dapat memudahkan masyarakat mengenal bagian-bagian arsitektur, yang mana hal ini dapat didukung dari pemahaman skala dan identitas.

2.5 Permukiman Sebagai Wadah Lingkungan Binaan