konteks yang pertama yaitu aspek-aspek lingkungan fisik atau sosial yang berkaitan dengan ujaran tertentu. Pengertian konteks yang kedua, yaitu
pengetahuan yang sama-sama dimiliki pembicara dan pendengar, sehingga pendengar paham akan apa yang dimaksud pembicara.
Konteks menurut Mulyana 2005:21 ialah situasi atau latar terjadinya suatu komunikasi. Konteks dapat dianggap sebagai sebab dan alasan
terjadinya suatu pembicaraandialog. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tuturan, apakah itu berkaitan dengan arti, maksud, maupun
informasinya, sangat tergantung pada konteks yang melatarbelakangi peristiwa tuturan itu.
Menurut Hartono 2000:213, konteks mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam pemakaian bahasa karena semua pemakaian bahasa
mempunyai konteks. Dalam pemakaian bahasa, konteks dapat menentukan makna dan maksud suatu ujaran.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konteks merupakan situasi atau latar terjadinya suatu komunikasi yang dapat
menentukan makna dan maksud pemakaian bahasa oleh penutur dan mitra tutur.
2.3 Kerangka Berpikir
Pemakaian partikel bahasa Jawa di Desa Karaban Kecamatan Gabus Kabupaten Pati bervariasi bila dilihat dari segi penutur. Selain itu, fungsi
pemakaiannya juga bervariasi, bila dilihat dari distribusi dan konteks yang menyertainya. Berdasarkan hal tersebut,
permasalahan yang akan
dikemukakan dalam penelitian ini yaitu mengenai bentuk partikel bahasa Jawa yang dipakai oleh masyarakat Desa Karaban Kecamatan Gabus Kabupaten
Pati dan pemakaiannya berdasarkan distribusi dan konteks yang menyertai. Teori yang digunakan untuk menemukan deskripsi permasalahan tersebut
yaitu pandangan Kridalaksana 2005:114 yang mengatakan bahwa fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan, mengukuhkan, atau
mengakhiri pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan teoretis berupa pendekatan
struktural dengan teori fatis yang mencakup kategori fatis, fungsi fatis, partikel, distribusi partikel, dan konteks dan pendekatan metodologis berupa
pendekatan deskriptif dan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan berupa tuturan pada masyarakat Desa
Karaban Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan metode simak dan metode cakap. Metode simak meliputi teknik
Simak Libat Cakap SLC, teknik Simak Bebas Libat Cakap SBLC, teknik rekam, dan teknik catat.
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan metode padan dan agih. Analisis hasil penelitian diharapkan dapat
mendeskripsikan bentuk partikel bahasa Jawa beserta fungsi pemakaiannya yang terdapat di Desa Karaban Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Berikut
adalah skema kerangka berpikir dalam penelitian ini.
KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian Pemakaian Partikel Bahasa Jawa di Desa Karaban
Kecamatan Gabus Kabupaten Pati
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
Latar Belakang Masalah
Bentuk partikel bahasa Jawa di Desa Karaban Kecamatan Gabus Kabupaten Pati bervariasi dari segi penutur. Selain itu, fungsi
pemakaiannya pun bervariasi bila dilihat dari segi distribusi dan konteks yang menyertainya.
Teori
1. Kategori Fatis
1.1 fungsi fatis
1.2 partikel
1.3 distribusi partikel
1.4 konteks
Masalah
1. Bentuk partikel apa saja yang digunakan oleh masyarakat Desa
Karaban Kecamatan Gabus Kabupaten Pati? 2.
Bagaimana distribusi pemakaian partikel bahasa Jawa di Desa Karaban Kecamatan Gabus Kabupaten Pati?
3. Bagaimana fungsi partikel bahasa Jawa di Desa Karaban Kecamatan
Gabus Kabupaten Pati?
Metode Penelitian:
Pendekatan: 1.
Pendekatan Teoretis 2.
Pendekatan Metodologis Pengumpulan data dengan
metode simak dan cakap Analisis
data dengan
metode padan dan agih Penyajian data dengan
menggunakan metode
informal
Hasil Penelitian:
1. Bentuk partikel tunggal
2. Distribusi
pemakaian partikel bahasa Jawa
3. Fungsi pemakaian partikel
bahasa Jawa
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu pendekatan teoretis dan pendekatan metodologis. Pendekatan penelitian secara
teoretis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural dengan
teori fatis. Pendekatan ini digunakan karena penelitian ini menganalisis bentuk, distribusi, dan fungsi partikel dalam tataran sintaksis pada peristiwa tutur. Teori
yang digunakan yaitu pandangan Kridalaksana 2005:114 yang mengatakan bahwa fatis adalah kategori yang bertugas memulai, mempertahankan,
mengukuhkan, atau mengakhiri pembicaraan antara pembicara dan kawan bicara. Pendekatan penelitian berikutnya adalah pendekatan secara metodologis.
Pendekatan penelitian secara metodologis yang digunakan dalam penelitian ini berupa pendekatan deskriptif dan kualitatif. Pendekatan deskriptif merupakan
pendekatan yang berupaya mengungkapkan pemakaian partikel secara apa adanya. Pendekatan selanjutnya yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
digunakan dalam penelitian ini karena data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, tetapi berupa kata-kata, sehingga penelitian ini tidak menggunakan
perhitungan maupun prosedur statistik lainnya.
22