Partikel ek Partikel kan Partikel go

Tuturan “Lek kon lapo ngono lho aku mbah?” merupakan kalimat interogatif yang menyatakan penolakan secara halus kepada Marsijah bahwa Sakimah keberatan kalau disuruh bantu-bantu Marsijah. Kemunculan partikel lek [le?] di awal kalimat interogatif berfungsi untuk mempertahankan komunikasi dengan cara menekankan penolakan secara halus.

4.3.2.4 Partikel ek

Partikel ek biasanya juga digunakan untuk mempertahankan komunikasi. Berikut contoh mempertahankan komunikasi dengan partikel ek. KONTEKS: DI BALAI DESA, SUMINI MAU MINTA STEMPEL. Sumini : “Pak inggi wonten, Pak?” [Pa? i gi wOntǝn, Pa?] „Pak kepala desa ada, Pak?‟ Munadi : “Mboten wonten ek mbak.” [Mbotǝn wontǝn Ʃ? mba?] „tidak ada ek mbak.‟ Sumini : “Halah wonge ra ana neh ngene kok.” [Halah wO e ra כnכ nƩh ene kO?] „halah orangnya tidak ada lagi gini kok.‟ Data 13 Tuturan “Mboten wonten ek mbak.” merupakan kalimat deklaratif yang menyatakan pembuktian kalau pak kepala desa memang sedang tidak ada di tempat. Kemunculan partikel ek [Ʃ?] terletak di tengah kalimat deklaratif berfungsi untuk mempertahankan komunikasi dengan cara menekankan pembuktian.

4.3.2.5 Partikel kan

Partikel kan biasanya juga digunakan untuk mempertahankan komunikasi. Berikut contoh mempertahankan komunikasi dengan partikel kan. KONTEKS: PERCAKAPAN ANTARA EKA DAN PAK MUNADI DI BALAI DESA. Eka : “Kok saged kapuk niku, Pak?” [kO? sagǝd kapU? niku, Pa?] „kok bisa kapuk itu pak?‟ Munadi : “Kapuk sini kan usahane sedaya kapuk, Mbak.” [kapU? sini kan usahane sǝdכyכ kapU? Mba?] „kapuk sini kan usahanya semuanya kapuk, Mbak.‟ Data 14 Tuturan “Kapuk sini kan usahane sedaya kapuk mbak.” merupakan kalimat deklaratif yang menekankan pembuktian Munadi kepada Eka bahwa memang usaha di Karaban itu kapuk. Kemunculan partikel kan [kan] di tengah kalimat deklaratif berfungsi untuk mempertahankan komunikasi dengan cara menekankan pembuktian.

4.3.2.6 Partikel go

Partikel go biasanya juga digunakan untuk mempertahankan komunikasi. Berikut contoh mempertahankan komunikasi dengan partikel go. KONTEKS: BAGAS MENYODORKAN WADAH PARFUM UNTUK DIISI ULANG DI RUMAH. Eka : “Iki gak isa a Gas cilik-cilik ok.” [iki ga? is כ a Gas cili?-cili? O?] „Ini tidak bisa a, Gas. Kecil-kecil ok.‟ Sakimah : “Nek gak isa nggonku ya gak isa.” [NƩ? ga? isכ gOnku yכ ga? isכ] „Kalau tidak bisa punyaku ya tidak bisa.‟ Eka : “Sing iku go botol sing gedhi sisan Victoria apa pa” [SI iku go botol sI gǝḍi sisan Vi?toria כpכ pכ] „Yang itu go botol yang besar sekaliyan Victoria atau apa.‟ Data 15 Tuturan “Sing iku go botol sing gedhi sisan Victoria apa pa” merupakan kalimat imperatif yang memaksa dengan memberi saran Sakimah untuk menggunakan botol yang besar sekalian. Kemunculan partikel go [go] di tengah kalimat imperatif berfungsi untuk mempertahankan komunikasi dengan cara pemaksaan dengan memberi saran.

4.3.2.7 Partikel si