2.2.3 Partikel Bahasa Jawa
Kridalaksana 2005:116 membagi bentuk kategori fatis atas partikel, kata fatis, dan frase fatis. Penelitian ini membahas partikel bahasa Jawa. Dalam
bahasa Jawa terdapat partikel tunggal dan partikel campuran. Adapun pengertian partikel menurut Sudaryanto 1992:121 ialah satuan lingual yang
secara bentuk menyerupai afiks, tetapi pelakunya bebas sebagaimana kata pada umumnya. Pendapat lain mengenai partikel diungkapkan oleh
Kridalaksana 2008:174 yang menyatakan bahwa partikel adalah kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan yang mengandung
makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal. Suatu kata bisa disebut partikel bila memenuhi ciri-ciri pada umumnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Subroto dkk 1991: 43 yang menyebutkan ciri-ciri umum kelas kata yang disebut partikel sebagai berikut.
1 Keanggotaannya terbatas dan merupakan kelas kata yang tertutup. Oleh
karena merupakan kelas tertutup. 2
Partikel tidak dapat dijadikan dasar atau alas bagi pembentukan kata lebih lanjut, kecuali dalam kasus transposisi.
3 Partikel pada umumnya tidak mempunyai arti leksis yang jelas. Arti
partikel kebanyakan baru menjadi jelas apabila ditempatkan dalam konteks frasa atau kalimat.
4 Partikel tidak menjadi pusat center dalam konstruksi frasa endosentrik
atributif atau tidak pernah menjadi sumbu exis dalam konstruksi frasa eksosentrik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partikel bahasa Jawa merupakan kata atau satuan lingual bahasa Jawa yang biasanya
tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan dan mengandung makna gramatikal.
2.2.4 Distribusi Partikel
Menurut Kridalaksana 1994:116, ada bentuk fatis yang terdapat di awal kalimat, di tengah kalimat, dan ada pula yang berada di akhir kalimat.
Rachmat dalam Sutami Ed. 2005:21, menambahkan bahwa partikel, khususnya dalam Bahasa Jawa memiliki distribusi di awal, tengah atau akhir
ujaran. Dalam distribusinya, partikel dapat muncul dalam kalimat deklaratif,
introgatif, dan imperatif. Kalimat deklaratif adalah kalimat yang mengandung maksud memberitakan sesuatu kepada mitra tutur Rahardi 2005:74. Kalimat
introgatif adalah kalimat yang mengandung maksud menanyakan sesuatu kepada mitra tutur, sedangkan kalimat imperatif adalah kalimat yang
menggunakan maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan si penutur Rahardi 2005:76 dan 79. Jadi,
distribusi partikel bisa muncul di awal, tengah, dan akhir ujaran baik dalam kalimat deklaratif, introgatif, dan imperatif.
2.2.5 Konteks