Menurut Fogarty 1997, tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: 1 menemukan masalah; 2 mendefinisikan masalah; 3
mengumpulkan fakta; 4 menyusun hipotesis; 5 melakukan penyelidikan; 6 menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan; 7 menyimpulkan
alternatif pemecahan secara kolaboratif; 8 melakukan pengujian hasil solusi pemecahan masalah Made, 2009:92.
2.3.3 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
PBM adalah sebuah cara memanfaatkan masalah untuk menimbulkan motivasi belajar. Suksesnya pelaksanaan PBM sangat bergantung pada seleksi,
desain, dan pengembangan masalah. Hal yang paling penting adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam penggunaan PBM.
Rusman 2012:238 mengemukakan tujuan dari PBM adalah Penguasaan isi belajar dari disiplin heuristic dan pengembangan ketrampilan pemecahan masalah.
PBM juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas lifewide learning, ketrampilan memaknai informasi, kolaboratif dan belajar tim,
ketrampolan berpikir reflektif dan evaluatif. Jadi dalam pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk membangkitkan
pemahaman siswa terhadap sebuah masalah, kemudian menggali kemampuan berpikir dan keingintahuannya dalam memecahkan masalah. Dan tugas guru disini
adalah berperan mengantarkan siswa agar memahami konsep dan menyiapkan situasi sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan.
2.3.4 Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
Peran guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Hamzah 2003 adalah sebagai berikut: 1 Guru hendaknya menyediakan lingkungan belajar yang
memungkinkan self regulated dalam belajar pada diri siswa agar berkembang; 2 Guru hendaknya selalu mengarahkan siswa mengajukan masalah atau pertanyaan
atau memperluas masalah; 3 Guru hendaknya menyediakan beberapa situasi masalah yang berbeda-beda, berupa informasi tertulis, benda manipulatif, gambar
dan lainnya; 4 Guru dapat memberikan masalah yang berbentuk open-ended; 5 Guru dapat memberikan contoh cara merumuskan dan mengajukan masalah dengan
beberapa tingkat kesukaran, baik tingkat kesulitan pemecahan. Oleh karena itu, penerapan PBM dalam pembelajaran menuntut kesiapan
baik dari pihak guru yang harus berperan sebagai fasilitator sekaligus sebagai pembimbing. Guru dituntut dapat memahami secara utuh dari setiap bagian dan
konsep PBM dan menjadi penengah yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa. Disamping itu, siswa juga harus siap untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Siswa menyiapkan diri untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir dalam setiap tahapan proses PBM.
2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah