komplek dan
dengan hasil
yang memuaskan.
Dikutip dari
http:ediconnect.blogspot.com201203teori-belajar-berpikir-kritis.html
2.1.1 Posisi Kemampuan Berpikir Kritis dalam Proses Pembelajaran Siswa
Proses pembelajaran sangat berkaitan erat dengan pembentukan dan penggunaan kemampuan berpikir. Siswa akan lebih mudah mencerna konsep dan
ilmu pengetahuan apabila di dalam dirinya sudah ada struktur dan strata intelektual sehingga ketika ia berhadapan dengan bahan atau materi pembelajaran, ia mudah
menempatkan, merangkai dan menyusun alur logis, menguraikan dan mengobjeksinya Muslich, 2009:216.
Ciri –ciri dari proses pembelajaran yang baik menurut Sugandi, 2000:25
antara lain: 1 Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis; 2 Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa
dalam belajar; 3 Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa; 3 Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar
yang tepat dan menarik; 4 Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa; 5 Pembelajaran dapat membuat siswa siap
menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
sengaja. Tujuan pembelajaran menurut Sugandi, dkk 2000:25 adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman, dan dengan pengalaman itulah
tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau
norma berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh
siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran. Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah suatu proses
yang melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait
antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dari beberapa uraian tentang proses pembelajaran di atas, menunjukkan
bahwa adanya suatu keterkaitan satu sama lain. Sebagai seorang calon guru, kita harus paham secara mendalam mengenai arti belajar dan pembelajaran secara luas.
Dalam suatu proses pembelajaran, aspek berpikir itu merupakan aspek yang sangat penting bagi siswa. Dari hal-hal yang kecil saja, sebagai makhluk rasional, manusia
tentu selalu terdorong untuk memikirkan hal-hal yang ada di sekelilingnya. Kemudian dalam suatu permasalahan juga pasti dibutuhkan pemikiran-pemikiran
cerdas yang berguna untuk memecahkan permasalahan tersebut. Ide dari pemikiran- pemikiran inilah yang bisa disebut dengan hasil dari berpikir secara kritis.
Oleh karena itu, tidak heran jika akhir-akhir ini di dalam suatu proses pembelajaran mulai ditanamkan kemampuan berpikir kritis pada siswa. Disamping
karena kemampuan berpikir kritis sangat penting bagi pola pikir siswa, berpikir kritis sekarang juga dipandang luas sebagai suatu kompetensi dasar, seperti
membaca dan menulis yang perlu dikuasai Fisher, 2009. Sehingga tidak heran jika
berpikir kritis dianggap perlu untuk dimasukkan ke dalam proses pembelajaran siswa baik di dalam maupun di luar kelas.
Untuk mengasah kemampuan berpikir kritis pada diri siswa, guru tidak mengajarkan secara khusus dalam suatu mata pelajaran. Akan tetapi, dalam setiap
mata pelajaran terutama Kewirausahaan aspek berpikir kritis sebaiknya mendapatkan tempat yang utama. Maksudnya adalah dalam setiap proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, harus mampu menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman, pengetahuan serta ketrampilan dari para siswa untuk
bisa memecahkan suatu permasalahan dalam kehidupan nyata. Kemampuan berpikir kritis yang baik, dapat membentuk sikap-perilaku yang
rasional. Jadi, meningkatkan kemampuan berpikir kritis sangat perlu dan penting untuk dikembangkan terlebih pada masa sekarang yang penuh dengan
permasalahan-permasalahan atau tantangan-tantangan hidup. Dengan demikian tidak berlebihan apabila dalam proses pembelajaran guru seringkali mengharuskan
para siswa untuk mempunyai kemampuan berpikir kritis, agar para siswa juga mampu menghadapi berbagai permasalahan atau tantangan hidup.
Tujuan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis menurut Zaini, dkk diantaranya: 1 mengembangkan kecakapan menganalisis; 2
mengembangkan kemampuan mengambil kesimpulan yang masuk akal dari pengamatan; 3 memperbaiki kecakapan menghafal; 4 mengembangkan
kecakapan, strategi, dan kebiasaan belajar; 5 belajar fakta-fakta; 6 belajar konsep-konsep dan teori. Sugiyarti, 2005:28
Maksud dari tujuan pembelajaran tersebut adalah agar bisa terbentuknya siswa yang mampu berpikir netral, objektif, beralasan ataupun logis. Dengan
terbiasa berpikir kritis dalam proses pembelajaran, siswa juga akan terbiasa merefleksi dirinya untuk menggunakan potensi berpikirnya secara maksimal.
Sehingga daya pikir dan nalarnya terus terasah karena terbiasa digunakan untuk berpikir secara kritis. Akan tetapi hal ini tidak akan berhasil jika guru juga tidak
membentuk suatu pembelajaran yang aktif di dalam kelas. Sehingga dalam hal ini, guru juga harus mempunyai pemikiran dan pandangan yang luas supaya dapat
menciptakan inovasi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa serta dapat membentuk karakter siswa yang bisa berpikir kritis.
2.1 Konsep Dasar Model Pembelajaran