dan ketrampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Rusman, 2012:241
Nurhadi 2004:109 ”Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks
bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi
pel ajaran”. Dalam hal ini pengajaran berbasis masalah digunakan untuk
merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah. Jadi pembelajaran ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintregasikan pengetahuan baru siswa. Sehingga dengan menerapkan pembelajaran ini, diharapkan siswa memiliki pemahaman yang utuh
dari sebuah materi yang diformulasikan dalam masalah, penguasaan sikap positif, dan ketrampilan secara bertahap dan berkesinambungan. PBM menuntut aktivitas
mental siswa dalam memahami suatu konsep, prinsip, dan ketrampilan melalui situasi atau masalah yang disajikan di awal pembelajaran kemudian mampu
mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menggali masalah tersebut.
2.3.1 Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Savie dan Hughes 1994 menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut: 1 Belajar dimulai
dengan suatu permasalahan; 2 Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan
dunia nyata
siswa; 3
Mengorganisasikan pembelajaran
di
seputarpermasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu; 4 Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses
belajar mereka sendiri; 5 Menggunakan kelompok kecil; 6 Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan
kinerja.
2.3.2 Tingkah Laku Pembelajaran Berbasis Masalah
Ibrahim dan Nur 2000:13 dan Ismail 2002:1 mengemukakan bahwa langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebagai beikut:
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran berbasis masalah
Fase Ke- Indikator
Aktifitas Kegiatan Guru 1
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,
pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat
dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya.
2 Mengorganisasikan
siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3 Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok
Guru mendorong
siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk
mendapat penjelasan pemecahan masalah. 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Guru membantu
siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model
dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya.
5 Menganalisa
dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka
gunakan.
Sumber. Rusman, 2012:243
Menurut Fogarty 1997, tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: 1 menemukan masalah; 2 mendefinisikan masalah; 3
mengumpulkan fakta; 4 menyusun hipotesis; 5 melakukan penyelidikan; 6 menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan; 7 menyimpulkan
alternatif pemecahan secara kolaboratif; 8 melakukan pengujian hasil solusi pemecahan masalah Made, 2009:92.
2.3.3 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah