Tinjauan Materi TINJAUAN PUSTAKA

pengulangan sehingga suatu ketrampilan bisa dipelajari secara berulang-ulang juga. 5. Karena memiliki dampak emosional yang tinggibesar, film sangat cocok untuk mengajarkan masalah-masalah yang menyangkut domain afektif. 6. Suatu episode film dapat digunakan secara tepat guna dalam situasi pembelajaran yang menekankan pada proses pemecahan masalah. 7. Suatu PBM yang berlangsung dengan menggunakan film, akan mempunyai pengaruh psikologis yang lebih menguntungkan bagi para siswa, dibanding dengan media lain. Sedangkan kekurangan film dalam proses pembelajaran meliputi : 1. Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga. 2. Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya. 3. Memerlukan penggelapan ruangan. 4. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film itu dirancang sendiri.

2.6 Tinjauan Materi

Standar Kompetensi : Menerapkan Jiwa Kepemimpinan Kompetensi Dasar : Sikap Pantang Menyerah dan Ulet Indikator : Kegiatan usaha dilakukan dengan semangat, tidak putus asa, selalu ingin maju, dan selalu mencari sesuatu yang baru sesuai dengan instrumen yang telah ditetapkan. Pemberian mata pelajaran Kewirausahaan di sekolah menengah kejuruan SMK dimaksudkan untuk memberikan nilai lebih kepada para lulusan SMK. Yakni, agar mereka bisa membuka lapangan pekerjaan sendiri atau menjadi seorang entrepreneurship muda kelak jika sudah menyelesaikan pendidikannya. Mapel kewirausahaan memang difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan para siswa. Karena itu, siswa SMK dituntut lebih aktif mempelajari peristiwa ekonomi di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan harus dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan pada siswa. Dengan bekal itu, mereka diharapkan dapat mengelola usaha dan berusaha secara mandiri. Tujuan itulah yang harus bisa disampaikan oleh seorang guru kewirausahaan kepada para siswanya. Peran guru sangat penting dengan metodemodel pembelajaran yang cocok sesuai dengan SK standar kompetensi maupun KD kompetensi dasar yang ada di dalam ruang lingkup kurikulum adaptif kewirausahaan. Guru memberikan uraian singkat dengan contoh nyata, siswa dapat langsung praktik baik di internal sekolah maupun eksternal sekolah. Tetapi, tidak semua siswa bisa berhasil dalam praktik kewirausahaan. Ada kalanya mereka menemui kendala di lapangan, baik mengenai produk yang dijual, promosi, harga, pesaing, pembeli, atau daerah pemasaran. Yang juga sering terjadi di lapangan adalah masih adanya rasa malu siswa untuk menjual produknya. Disinilah peran lebih harus diberikan guru kewirausahaan. Guru harus memberikan banyak pelatihan dan praktik kepada siswanya. Jika hanya teori yang diberikan kepada materi ajar ini, niscaya tujuan pembelajaran kewirausahaan tidak akan tercapai semua. Pada pokok bahasan tentang hakikat pantang menyerah dan ulet dalam berwirausaha mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pokok bahasan lainnya. Materi ini mengandung jiwa-jiwa kepemimpinan yang sangat dibutuhkan oleh seorang wirausahawan. Salah satu dari jiwa kepemimpinan tersebut adalah sikap pantang menyerah dan ulet. Seseorang yang ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi cobaan dari usahanya, niscaya dia juga akan mampu bertahan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang muncul dari dunia usaha. Hal inilah yang nantinya juga dibutuhkan oleh para siswa di SMK. Siswa SMK yang memang dilatih untuk siap kerja, harus mempunyai mental yang kuat, ulet, serta pantang menyerah dalam menghadapi permasalahan di dunia kerjausaha. Sikap ini akan mampu terbentuk, jika guru juga terbiasa memberikan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah sejak dini kepada para siswanya. Sehingga dibutuhkan pemahaman siswa dalam mengaplikasikan materi tersebut ke dalam lingkungannya. Dalam menghadapi suatu permasalahan-permasalahan yang terjadi tentunya diperlukan kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis dan mencari solusi masalah yang tepat agar bisa cepat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam mata pelajaran ini guru juga perlu menanamkan kemampuan berpikir kritis sejak dini agar siswa terbiasa dilatih dalam memecahkan masalah. Untuk menanamkan jiwa dan sikap kewirausahaan serta kemampuan berpikir kritis, diperlukan ketelatenan dari guru, baik dalam memberikan contoh langsung maupun jenis praktik yang akan dicobakan. Selain itu, pemberian penghargaan kepada siswa yang berhasil juga perlu diperhatikan sebagai bahan evaluasi siswa. Berikut adalah pokok bahasan yang akan dibahas dalam Kompetensi Dasar Sikap Pantang Menyerah dan Ulet: 1 Pengertian Sikap Pantang Menyerah dan Ulet, 2 Manfaat Sikap Pantang Menyerah dan Ulet, 3 Karakteristik Sikap Pantang Menyerah dan Ulet, 4 Wujud Sikap Pantang Menyerah dan Ulet. Sikap pantang menyerah dan ulet dalam berwirausaha pada hakikatnya merupakan sinar terang keberhasilan dalam menjalankan kehidupan usahanya baik untuk diri wirausaha, keluarganya maupun untuk masyarakat. Seorang wirausahawan yang memiliki sikap pantang menyerah dan ulet di dalam usahanya pada hakikatnya adalah orang yang tidak mengenal lelah di dalam berwirausaha. Dilihat dari karakteristik materi tersebut, memang dibutuhkan kemampuan berpikir yang cukup baik dari para siswa. Karena jika kemampuan berpikir kritis siswa baik, berarti logika berpikir siswa juga baik, sehingga siswa akan bisa memecahkan permasalahan dalam usahanya. Kemampuan berpikir kritisnya itu bisa diperoleh berawal dari proses pembelajaran yang sudah diajarkan guru di dalam kelas. Kemudian nanti akan dikembangkan dalam praktek di luar kelas dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga karena dalam materi hakikat pantang menyerah dan ulet dibutuhkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menganalisis suatu masalah dari kehidupan nyata. Dari menganalisis masalah tersebut, siswa akan belajar untuk memecahkan masalah dengan menggali kemampuan berpikirnya. Kemudian dengan begitu siswa juga harus berlatih memberi solusi yang tepat agar permasalahannya bisa terselesaikan.

2.7 Penelitian Terdahulu