LOKASI PENELITIAN SUBYEK PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN INDIKATOR KEBERHASILAN

92

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di kelas V SDN Plalangan 4 Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah.

3.2 SUBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian yaitu guru peneliti, siswa kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang yang berjumlah 26 siswa, terdiri dari 11 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.

3.3 VARIABEL PENELITIAN

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Make A Match dengan media Audio Visual. b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Make A Match dengan media Audio Visual. c. Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Make A Match dengan media Audio Visual. Perencanaan Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan ?

3.4 PROSEDUR LANGKAH PTK

Dalam Peneilitian Tindakan Kelas, ada prosedurlangkah-langkah dalam melaksanakannya, menurut Sukmadinata 2013: 149 langkah-langkah penelitian tindakan bersifat spiral atau suatu lingkaran terbuka. Langkah-langkah inipun bersifat dialektik, kegiatan dalam suatu langkah dilihat, dihubungkan atau diberi masukkan oleh langkah lainnya. Hal tersebut senada dengan Arikunto 2011: 16 terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam PTK yaitu: 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, dan 4 refleksi. Keempat tahapan tersebut digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Arikunto, 2011: 16 Bagan 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

3.4.1 Perencanaan

Rencana merupakan satu kebutuhan pokok dalam melaksanakan setiap kegiatan. Dalam Penelitian Tindakan Kelas PTK juga ada tahap perencanaan yang wajib dilakukan oleh guru. Menurut Arikunto 2011: 17 pada tahap perencanaan, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Menurut Suhardjono 2011: 75 pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekan fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap perencanan ini, peneliti melakukan hal-hal berikut: 1. Observasi untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajaran dikelas. 2. Menentukan solusi atau pemecahan masalah untuk mengatasi permasalahan di kelas. 3. Menelaah materi yang akan diberi tindakan penelitian dengan menelaah Kompetensi Dasar dan indikatornya. 4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai indikator pembelajaran yang telah ditentukan. 5. Membuat daftar kelompok. 6. Menyiapkan daftar pertanyaan wawancara dan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 7. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar kerja siswa, dan soal tes tertulis.

3.4.2 Pelaksanaan Tindakan

Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas yaitu pelaksanaan tindakan. Menurut Arikunto 2011: 18 penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Menurut Suhardjono 2011: 76 pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran akan diterapkan. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yaitu melaksanakan pembelajaran IPS dalam KD 2.1 melaui model pembelajaran Make A Match dengan media Audio Visual yang terdiri dari 2 siklus dalam setiap siklus terdapat tindakan pendahuluan, inti dan penutup dengan indikator pada siklus I yaitu mendeskripsikan awal mula kedatangan bangsa Belanda di Indonesia, menyebutkan tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, menguraikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, siklus II yaitu menjelaskan masa penjajahan Jepang, menguraikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang di Indonesia dan siklus III membandingkan masa penjajahan Belanda maupun Jepang di Indonesia.

3.4.3 ObservasiPengamatan

Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Adapun pengertian dari observasi yaitu, suatu teknik yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat Arikunto, 2011: 19. Sedangkan menurut Hadi dalam Sugiyono, 2010: 203 observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai hal proses biologis dan psikologis. Tahap observasi dilakukan pengamat untuk mengetahui setiap kejadian selama proses pelaksanaan tindakan melalui model Make A Match dengan media Audio Visual. Observasi dilakukan oleh pengamat dengan bantuan kolaborator untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang telah disusun.

3.4.4 Refleksi

Menurut Arikunto 2011: 19-20 refleksi merupakan kegiatan melihat kembali apa yang telah dilaksanakan saat pelaksanaan tindakan yang dilakukan dirinya, berdasarkan data observasi atau pengamatan yang digunakan untuk perbaikan dalam tahap selanjutnya. Menurut Suhardjono 2011: 80 tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Setelah mengevaluasi hasil belajar dan aktivitas siswa kelas V pada pembelajaran IPS dalam dan hasil pengamatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran melalui model Make A Match dengan media Audio Visual, peneliti melakukan perbaikan supaya pelaksanaan siklus selanjutnya lebih efektif. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran, bila belum tercapai maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya sampai mencapai indikator yang telah dikembangkan.

3.5 SIKLUS PENELITIAN

3.5.1 Penelitian Siklus Pertama

Adapun langkah-langkah dalam siklus pertama meliputi: 3.5.1.1 Perencanaan Adapun langkah-langkah dalam tahap perencanaan ini meliputi: 1 Observasi untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas. 2 Bersama tim kolabolator menentukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. 3 Menelaah materi IPS Kelas V KD 2.1 semester II yang akan diberi tindakan penelitian dengan menelaah kompetensi dasar dan mengembangkan indikator-indikatornya. 4 Menyusun perangkat pembelajaran yaitu RPP, materi ajar, lembar kerja siswa, kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan lembar penilaian dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match dengan media Audio Visual. 5 Menyiapkan sumber dan media pembelajaran. . 6 Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa. 7 Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar penilaian. 8 Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3.5.1.2 Pelaksanaan Tindakan Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan tindakan ini meliputi: Kegiatan Pendahuluan: 1 Salam. 2 Mengajak semua siswa berdo‟a menurut agama dan keyakinan masing- masing untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 3 Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 4 Apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “Maju tak gentar”. Kemudian guru bertanya: „‟Apakah anak-anak mengetahui 10 November diperingati sebagai hari apa? Siapa Pahlawan idolamu ?‟‟. 5 Menginformasikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti: 1 Guru menyampaikan materi pembelajaran IPS dengan menggunakan media Audio Visual eksplorasi. 2 Guru membentuk kelas menjadi 2 kelompok yaitu keompok A dan kelompok B elaborasi. 3 Siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya elaborasi. 4 Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kelompok B, Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B eksplorasi. 5 Siswa harus mencarimencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain dengan batasan waktu 5 menit elaborasi. 6 Setelah menemukan pasangannya kemudian siswa berdiskusi tentang informasi yang terdapat dikartunya elaborasi. 7 Guru memanggil salah satu pasangan untuk presentasi eksplorasi. 8 Siswa yang dipanggil kemudian mempresentasikan hasil diskusinya kemudian siswa lain memberi tanggapan elaborasi. 9 Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi konfirmasi. 10 Guru memanggil pasangan kelompok diskusi berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi elaborasi. 11 Guru memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi konfirmasi. 12 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami konfirmasi. Kegiatan Penutup: 1 Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. 2 Guru memberikan soal evaluasi. 3 Siswa mengerjakan soal evalusi secara mandiri 4 Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan yang akan datang dengan memberikan PR. 5 Guru menutup pelajaran 3.5.1.2 ObservasiPengamatan Observasi dalam penelitian ini meliputi: 1 Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual. 2 Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual. 3 Mencatat kejadian yang terjadi dalam pembelajaran ke dalam catatan lapangan 3.5.1.3 Refleksi Refleksi dalam penelitian ini meliputi: 1 Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I 2 Menganalisis hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa siklus I 3 Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus I sehingga guru dapat memperbaiki kesalahan dan meningkatkan pembelajaran untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus II.

3.5.2 Penelitian Siklus Kedua

Adapun langkah-langkah dalam penelitian siklus kedua meliputi: 3.5.2.1 Perencanaan Adapun perencaaan dalam tahap perencanaan tindakan ini meliputi: 1 Bersama kolaborator merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II. 2 Menyusun RPP melalui pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual. 3 Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran. 4 Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa. 5 Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3.5.2.2 Pelaksanaan Tindakan Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan ini meliputi: Kegiatan Pendahuluan: 1 Salam. 2 Mengajak semua siswa berdo‟a menurut agama dan keyakinan masing- masing untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 3 Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 4 Apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu, “Halo-Halo Bandung” . 5 Menginformasikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti: 1 Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media Audio Visual eksplorasi. 2 Guru membentuk kelas menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B elaborasi. 3 Siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya elaborasi. 4 Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kelompok B, Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B eksplorasi. 5 Siswa harus mencari mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain dengan batasan waktu 5 menit elaborasi. 6 Setelah menemukan pasangannya kemudian siswa berdiskusi tentang informasi yang terdapat dikartunya elaborasi. 7 Guru memanggil salah satu pasangan untuk presentasi eksplorasi. 8 Siswa yang dipanggil kemudian mempresentasikan hasil diskusinya kemudian siswa lain memberi tanggapan elaborasi. 9 Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi konfirmasi. 10 Guru memanggil pasangan kelompok diskusi berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi elaborasi. 11 Guru memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi konfirmasi. 12 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami konfirmasi. Kegiatan Penutup: 1 Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. 2 Guru memberikan soal evaluasi. 3 Siswa mengerjakan soal evalusi secara mandiri. 4 Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan yang akan datang dengan memberikan PR. 5 Guru menutup pelajaran. 3.5.2.3 Observasi Observasi dalam penelitian ini meliputi: 1. Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru. 2. Mengamati aktivitas siswa dalam diskusi kelompok pada pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 3. Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tercantum dalam catatan lapangan. 3.5.2.4 Refleksi Refleksi dalam penelitian ini meliputi: 1 Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II. 2 Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. 3 Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus II sehingga guru dapat memperbaiki kesalahan dan meningkatkan pembelajaran untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus III.

3.5.3 Penelitian Siklus Ketiga

Adapun langkah-langkah dalam penelitian siklus kedua meliputi: 3.5.3.1 Perencanaan Adapun perencaaan dalam tahap perencanaan tindakan ini meliputi: 1 Bersama kolaborator merencanakan perbaikan pembelajaran siklus III. 2 Menyusun RPP melalui pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual. 3 Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran. 4 Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa. 5 Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3.5.3.2 Pelaksanaan Tindakan Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan ini meliputi: Kegiatan Pendahuluan: 1 Salam. 2 Mengajak semua siswa berdo‟a menurut agama dan keyakinan masing- masing untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 3 Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 4 Apersepsi tanya jawab dengan siswa, “Masih ingat di daerah mana Belanda pertama kali mendarat di Indonesia? ”, dan “di daerah manakah bangsa Jepang pertama kali mendarat di Indonesia?”. 5 Menginformasikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti: 1 Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media Audio Visual eksplorasi. 2 Guru membentuk kelas menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B elaborasi. 3 Siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya elaborasi. 4 Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kelompok B, Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B eksplorasi. 5 Siswa harus mencari mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain dengan batasan waktu 5 menit elaborasi. 6 Setelah menemukan pasangannya kemudian siswa berdiskusi tentang informasi yang terdapat dikartunya elaborasi. 7 Guru memanggil salah satu pasangan untuk presentasi eksplorasi. 8 Siswa yang dipanggil kemudian mempresentasikan hasil diskusinya kemudian siswa lain memberi tanggapan elaborasi. 9 Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi konfirmasi. 10 Guru memanggil pasangan kelompok diskusi berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi elaborasi. 11 Guru memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi konfirmasi. 12 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami konfirmasi. Kegiatan Penutup: 1 Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. 2 Guru memberikan soal evaluasi. 3 Siswa mengerjakan soal evalusi secara mandiri. 4 Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan yang akan datang dengan memberikan PR. 5 Guru menutup pelajaran 3.5.3.3 Observasi Observasi dalam penelitian ini meliputi: 1. Mengamati keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru. 2. Mengamati aktivitas siswa dalam diskusi kelompok pada pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 3. Mencatat temuan-temuan dalam pembelajaran yang tercantum dalam catatan lapangan. 3.5.3.4 Refleksi Refleksi dalam penelitian ini meliputi: 1 Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus III. 2 Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya. 3 Membuat kesimpulan, jika indikator keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar pada pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual sudah memenuhi kriteria baik, maka penelitian dihentikan.

3.6 DATA PENELITIAN

3.6.1 Sumber Data

Data yang baik adalah data yang diambil dari beberapa sumber yang tepat dan akurat, dalam PTK menggunakan triangulasi data yaitu menggunakan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian Supardi, 2011: 128- 129. Dalam penelitian ini terdapat beberapa sumber data meliputi: 1 Siswa Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi saat pelaksanaan penelitian dari siklus pertama sampai ketiga, hasil lembar kerja siswa, tes evaluasi, dan observasi dengan guru sebagai pengamat observer. 2 Guru Sumber data guru berasal dari lembar pengamatan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual. 3 Dokumen Sumber data dokumen berupa data nilai awal siswa awal pada pertemuan sebelumya, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual, hasil pengamatan aktivitas siswa maupun keterampilan guru, dan hasil dokumen berupa foto dan video. 4 Catatan Lapangan Sumber data berupa catatan lapangan berasal dari hasil catatan pengamatan selama proses pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual

3.6.2 Jenis Data

1 Data Kualitatif Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran, pandangan atau sikap siswa terhadap suatu metode, aktivitas siswa, motivasi dan sejenisnya yang dapat dianalisis secara kualitatif Supardi, 2011: 131. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa gambarandeskripsi kegiatan pembelajaran yang diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa, serta catatan lapangan dalam pembelajaran pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual. 2 Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah nilai hasil belajar yang dapat dianalisis secara deskriptif misalnya mencari nilai rerata, presentase keberhasilan Supardi, 2011: 131. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang dalam pembelajaran pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual.

3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan tidak hanya satu tetapi menggunakan multi teknik Sukmadinata,2013: 151, pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik tes dan non tes yang dijabarkan sebagai berikut:

3.7.1 Teknik Tes

Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu Poerwanti, 2008: 1-5. Sedangkan menurut Purwanto 2011: 63-64 merupakan instrumen alat ukur untuk mengumpulkan data dimana dalam memberiakan respons pertanyaan pada instrument, peserta didorong menunjukkan penampilan maksimalnya. Peserta tes diminta mengeluarkan segenap kemampuannya dalam memberikan respons pertanyaan tes. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini dilaksanakan pada evaluasi pembelajaran siklus I, II dan siklus III.

3.7.2 Teknik Non Tes

Teknik non tes dapat dilakukan dengan observasi baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan non tes, asesmen atau evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik tanpa menguji peserta didik melainkan dengan melakukan observasi atau pengamatan, melakukan wawancara, menyebar angket dan lain-lain Poerwanti,2008: 3.19. Teknik pengumpulan data non tes pada penelitian ini meliputi: a. Observasi Poerwanti 2008: 3.22 berpendapat bahwa observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan, dengan menggunakan berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual siswa kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang. b. Dokumentasi Dokumentasi menurut Arikunto 2010: 201 dokumen adalah barang- barang tertulis. Pada penelitian ini, data dokumentasi yang diperoleh peneliti berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk dapat memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan siswa baik individu maupun kelompok selama proses pembelajaran berlangsung maka peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto dan video. c. Catatan Lapangan Catatan lapangan yang dibuat guru utuk mencatat peristiwa- peristiwa penting seperti partisipasi siswa yang dianggap istimewa, reaksi yang menimbulkan berbagai respon dari siswa, atau kesalahan yang dibuat siswa karena guru membuat kesalahan Wardhani, 2010: 2.29. Pada penelitian ini catatan lapangan berisi tentang segala sesuatu yang menyangkut pelaksanaan pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual siswa kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang.Catatan lapangan tersebut bertujuan untuk membantu peneliti apabila menemui kesulitan dalam proses pembelajaran, untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran secara lebih detail yang tidak berupa data yang telah dipersiapkan instrumen pengamtannya dan sebagai bahan guru untuk melakukan refleksi.

3.8 TEKNIK ANALISIS DATA

3.8.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berupa angka. Menurut Supardi 2011: 131 data kuantitatif nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara statistik deskriptif. Dalam hai ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif dengan menentukan mean, median, modus dan menentukan ketuntasan belajar klasikal. a Data nilai mean rata-rata kelas Menurut Tjalla 2008: 2 Untuk menentukan nilai mean rata-rata kelas dianalisis dengan rumus, membuat tabel distribusi frekuensi biasa, dengan fi = frekuensi pada interval kelas ke-i, Xi = titik tengah interval kelas ke-i, setelah tabel distribusi dibuat maka mean hitung mean dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : = Mean = Jumlah Frekuensi x Nilai Tengah = Jumlah Frekuensi b Data median nilai tengah kelas Menurut Tjalla 2008: 12 Untuk menentukan nilai median nilai tengah kelas, langkah pertama dalam menetapkan median dari data yang telah dikelompokkan adalah menentukan letak sebuah titik yang nilainya akan menjadi median. Median untuk data berkelompok dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: Me= Keterangan : Me = median B = batas bawah kelas median n = jumlah frekuensi Σfkm = jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median i = interval kelas fMe = frekuensi kelas median c Data Modus nilai yang sering muncul kelas Menurut Tjalla 2008: 15 Untuk menentukan Modus nilai yang sering muncul kelas dianalisis menggunakan rumus Keterangan : Mo = modus L = tepi bawah kelas modus d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya i = interval kelas d Menentukan Ketuntasan Klasikal Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakan dalam pembelajaran Poerwanti, 2008: 6.16. Persentase ketuntasan belajar klasikal siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: p = persentase ketuntasan belajar klasikal siswa Ketuntasan belajar klasikal dapat tercapai apabila 90 dari keseluruhan obyek penelitian memperoleh hasil diatas KKM yang telah ditentukan Hamdani, 2011: 60. Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan peserta tes dapat menggunakan pedoman Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 66. Hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam kategori tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1 Kualifikasi Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Kriteria Ketuntasan Minimal Kriteria Ketuntasan Klasikal Kualifikasi ≥ 66 90 Tuntas 66 90 Tidak Tuntas KKM mata pelajaran IPS kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang Berdasarkan uraian ditersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang nilainya dibawah 66 maka dinyatakan tidak tuntas. Sedangkan hasil belajar siswa yang nilainya sama atau lebih besar dari 66 maka dinyatakan tuntas, dan penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila siswa memiliki ketunta san belajar klasikal sebesar ≥90 dari keseluruhan jumlah siswa kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang.

3.8.2 Data Kualitatif

Data kualitatif menurut Supardi 2011: 131 yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran, pandangan, atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru, aktivitas siswa mengikiti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya.Dalam hal ini berupa hasil observasi keterampilan guru, dan aktivitas siswa daam kegiatan pembelajaran pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual, serta hasil catatan lapangan yang kemudian dijabarkan dalam bentuk deskriptif kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori dalam beberapa paragraf menurut kriteria agar diperoleh kesimpulan. Data keterampilan guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan kriteria menurut Herrhyanto 2009: 5.3-5.4 dalam mengolah data skor dapat dilakukan langkah sebagai berikut : 1 Menentukan skor terendah. 2 Menentukan skor tertinggi. 3 Mencari median. 4 Membagi rentan nilai menjadi 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang. Kemudian setelah langkah kita tentukan, kita dapat menghitung data skor dengan cara sebagai berikut Herrhyanto, 2009: 5.3 : R = skor terendah. T = skor tertinggi. n = banyaknya skor = T- R + 1. Q2 = median. Letak Q2 = n+1 untuk data ganjil atau genap. Q1 = kuartil pertama. Letak Q1 = n +2 untuk data genap atau Q1 = n +1 untuk data ganjil. Q3 = kuartil ketiga. Letak Q3 = 3n +2 untuk data genap atau Q3 = n + 1 untuk data ganjil. Q4= kuartil keempat = T. Berdasarkan uraian langkah-langkah penentuan rumus tersebut, maka dapat diketahui Q1, Q2, Q3, dan Q4 digunakan sebagai nilai kriteria ketuntasan atau sebagai nilai acuan yang digunakan untuk menilai keterampilan guru dan aktivitas siswa. Nilai yang didapat dari lembar observasi kemudian dimasukkan dalam tabel kriteria ketuntasan data kualitatif. Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian Q3 ≤ skor ≤ T Sangat Baik Q2 ≤ skor Q3 Baik Q1 ≤ skor Q2 Cukup R ≤ skor Q1 Kurang Herrhyanto, 2009: 5.3 Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat dibuat tabel klasifikasi tingkatan nilai untuk menentukan tingkatan nilai pada keterampilan guru dan aktivitas siswa sebagai berikut: Keterampilan Guru Mengolah Keterampilan Guru R = skor terendah = 0 T = skor tertinggi = 36 n = banyaknya skor = T - R + 1 = 36 - 0 + 1 = 37 a K1 = kuartil 1 Letak K1 = n +1 = 37 + 1 = 38 = 9,5 K1 = Letak ke 9 + 0,5 Letak ke 10 – Letak ke 9 = 8 + 0,5 9 – 1 = 8,5 Jadi K1 adalah 8,5 b K2 = median Letak K2 = n+1 = 37 +1 = 38 = 19 K2 = Letak ke 19 + 0,5 Letak ke 20 – Letak ke 19 = 18 + 0,5 19 – 18 = 18,5 Jadi K2 adalah 18,5 c K3 = kuartil ketiga Letak K3 = n+ 1 = 37+ 1 = 38 = 28,5 K3 = Letak ke 28 + 0,5 Letak ke 29 – Letak ke 28 = 27 + 0,5 28 – 27 = 27,5 Jadi K3 adalah 27,5 d K4 = skor maksimal = 36 Tabel 3.3 Kriteria Skor Keterampilan Guru Herrhyanto, 2009: 5.3 Kriteria ketuntasan Kriteria 27,5 ≤ skor ≤ 36 Sangat baik 18,5 ≤ skor 27,5 Baik 8,5 ≤ skor 18,5 Cukup 0 ≤ skor 8,5 Kurang Tabel tersebut diperoleh dari skor tiap indikator keterampilan guru dalam pembelajaran pembelajaran IPS dalam KD 2.1 melalui model Make A Match dengan media Audio Visual yang terdiri dari 9 indikator. Aktivitas Siswa Mengolah Aktivitas Siswa R = skor terendah = 0 T = skor tertinggi = 36 n = banyaknya skor = T - R + 1 = 36 - 0 + 1 = 37 a. K1 = kuartil 1 Letak K1 = n +1 = 37 + 1 = 38 = 9,5 K1 = Letak ke 9 + 0,5 Letak ke 10 – Letak ke 9 = 8 + 0,5 9 – 8 = 8,5 Jadi K1 adalah 8,5 b. K2 = median Letak K2 = n+1 = 37 +1 = 38 = 19 K2 = Letak ke 19 + 0,5 Letak ke 20 – Letak ke 19 = 18 + 0,5 19 – 18 = 18,5 Jadi K2 adalah 18,5 c. K3 = kuartil ketiga Letak K3 = n+ 1 = 37+ 1 = 38 = 28,5 K3 = Letak ke 28 + 0,5 Letak ke 29 – Letak ke 28 = 27 + 0,5 28 – 27 = 27,5 Jadi K3 adalah 27,5 d. K4 = skor maksimal = 36 Tabel 3.4 Kriteria Skor Aktivitas Siswa Herrhyanto, 2009: 5.3 Kriteria ketuntasan Kriteria 27,5 ≤ skor ≤ 36 Sangat baik 18,5 ≤ skor 27,5 Baik 8,5 ≤ skor 18,5 Cukup 0 ≤ skor 8,5 Kurang Tabel tersebut diperoleh dari skor tiap indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual yang terdiri dari 9 indikator.

3.9 INDIKATOR KEBERHASILAN

Pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang dengan indikator sebagai berikut : 1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual meningkat dengan kriteria minimal baik ≥18,5- 27,5 dalam lembar observasi pengamatan keterampilan guru. 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual meningkat dengan kriteria minimal baik ≥18,5-27,5 dalam lembar observasi pengamatan aktivitas siswa. 3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui Model Make A Match dengan Media Audio Visual dapat meningkat dengan ketuntasan belajar ≥ 66- 100 dan ketuntasa n belajar klasikal sebesar ≥90 dari keseluruhan siswa kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang. 213

BAB V PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran Make A Match dengan media Audio Visual dapat disimpulkan, hipotesis penelitian dapat diterima karena penerapan model Make A Match dengan media Audio Visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual mengalami peningkatan, hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan skor pada siklus I sebanyak 25 dengan kriteria baik, kemudian pada siklus II skor meningkat menjadi 34 dengan kriteria sangat baik, pada siklus III memperoleh skor 35 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan perolehan skor tersebut, keterampilan guru telah mencapai indikator keberhasilan yaitu sekurang- kurangnya mencapai kriteria baik. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor pada siklus I sebanyak 21,96 dengan kriteria baik , kemudian pada siklus II perolehan skor meningkat menjadi 23,80 dengan kriteria baik pada siklus III mendapatkan skor 29,4 dengan kriteria sangat baik. Perolehan skor tersebut

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA POWERPOINT DI KELAS V SDN PLALANGAN 04 KOTA SEMARANG

0 34 271

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SDN NGIJO 01 KOTA SEMARANG

1 11 240

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 11 293

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TAKE AND GIVE DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PLALANGAN 04 KOTA SEMARANG

0 15 357

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V A SDN KARANGAYU 02 KOTA SEMARANG

0 20 267

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 SEMARANG

0 20 251

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V A SDN TAMBAKAJI 05 KOTA SEMARANG

0 5 348

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

0 16 294

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN TAMBAKAJI 01 KOTA SEMARANG

0 18 244

Peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model pembelajaran make and match pada siswa kelas V SDN Tandang 02 semarang.

0 0 1