92
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 LOKASI PENELITIAN
Penelitian  ini  dilakukan  di  kelas  V  SDN  Plalangan  4  Kota  Semarang Provinsi Jawa Tengah.
3.2 SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian yaitu guru peneliti, siswa kelas V SDN Plalangan  04 Kota Semarang  yang  berjumlah 26 siswa,  terdiri dari 11 siswa perempuan dan
15 siswa laki-laki.
3.3 VARIABEL  PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Keterampilan  guru  dalam  pembelajaran  IPS  melalui  model  pembelajaran Make A Match  dengan media Audio Visual.
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Make A
Match  dengan media Audio Visual. c.
Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Make A Match  dengan media Audio Visual.
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
3.4 PROSEDUR  LANGKAH PTK
Dalam  Peneilitian  Tindakan  Kelas,  ada  prosedurlangkah-langkah  dalam melaksanakannya,  menurut  Sukmadinata  2013:  149  langkah-langkah  penelitian
tindakan  bersifat  spiral  atau  suatu  lingkaran  terbuka.  Langkah-langkah  inipun bersifat  dialektik,  kegiatan  dalam  suatu  langkah  dilihat,  dihubungkan  atau  diberi
masukkan oleh langkah lainnya. Hal  tersebut  senada  dengan  Arikunto  2011:  16  terdapat  empat  tahapan
yang  lazim  dilalui  dalam  PTK  yaitu:  1  perencanaan,  2  pelaksanaan,  3 pengamatan,  dan  4  refleksi.  Keempat  tahapan  tersebut  digambarkan  dalam
bagan sebagai berikut:
Arikunto, 2011: 16 Bagan 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
3.4.1 Perencanaan
Rencana  merupakan  satu  kebutuhan  pokok  dalam  melaksanakan  setiap kegiatan.  Dalam  Penelitian  Tindakan  Kelas  PTK  juga  ada  tahap  perencanaan
yang  wajib  dilakukan  oleh  guru.  Menurut  Arikunto  2011:  17  pada  tahap perencanaan,  peneliti  menjelaskan  tentang  apa,  mengapa,  kapan,  dimana,  oleh
siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Menurut Suhardjono 2011: 75 pada  tahap  perencanaan  peneliti  menentukan  fokus  peristiwa  yang  perlu
mendapatkan  perhatian  khusus  untuk  diamati,  kemudian  membuat  sebuah instrumen  pengamatan  untuk  merekan  fakta  yang  terjadi  selama  tindakan
berlangsung. Dalam tahap perencanan ini, peneliti melakukan hal-hal berikut:
1. Observasi untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajaran dikelas.
2. Menentukan  solusi  atau  pemecahan  masalah  untuk  mengatasi
permasalahan di kelas. 3.
Menelaah  materi  yang  akan  diberi  tindakan  penelitian  dengan  menelaah Kompetensi Dasar dan indikatornya.
4. Menyusun  Rencana  Pelaksanaan  Pembelajaran  RPP  sesuai  indikator
pembelajaran yang telah ditentukan. 5.
Membuat daftar kelompok. 6.
Menyiapkan  daftar  pertanyaan  wawancara  dan  lembar  observasi  untuk mengamati  keterampilan  guru  dan  aktivitas  siswa  selama  proses
pembelajaran. 7.
Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar kerja siswa, dan soal tes tertulis.
3.4.2 Pelaksanaan Tindakan
Tahap  kedua  dari  penelitian  tindakan  kelas  yaitu  pelaksanaan  tindakan. Menurut  Arikunto  2011:  18  penelitian  tindakan  adalah  pelaksanaan  yang
merupakan  implementasi  atau  penerapan  isi  rancangan,  yaitu  mengenakan tindakan  di  kelas.  Menurut  Suhardjono  2011:  76  pada  tahap  ini,  rancangan
strategi  dan skenario pembelajaran  akan diterapkan. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian  sesuai  dengan  perencanaan  yang  telah  dibuat  sebelumnya  yaitu
melaksanakan pembelajaran IPS dalam KD 2.1 melaui model pembelajaran Make A Match dengan media Audio Visual yang terdiri dari 2 siklus dalam setiap siklus
terdapat  tindakan  pendahuluan,  inti  dan  penutup  dengan  indikator  pada  siklus  I yaitu  mendeskripsikan  awal  mula  kedatangan  bangsa  Belanda  di  Indonesia,
menyebutkan  tokoh  pejuang  pada  masa  penjajahan  Belanda,  menguraikan perjuangan  para  tokoh  pejuang  pada  masa    penjajahan  Belanda,  siklus  II  yaitu
menjelaskan  masa  penjajahan  Jepang,  menguraikan  perjuangan  para  tokoh pejuang pada masa  penjajahan Jepang di Indonesia dan siklus III membandingkan
masa penjajahan Belanda maupun Jepang di Indonesia.
3.4.3 ObservasiPengamatan
Observasi  berarti  pengamatan  dengan  tujuan  tertentu.  Adapun  pengertian dari observasi yaitu, suatu  teknik yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat Arikunto, 2011: 19. Sedangkan menurut Hadi dalam Sugiyono, 2010: 203 observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai hal proses biologis dan psikologis.
Tahap  observasi  dilakukan  pengamat  untuk  mengetahui  setiap  kejadian selama proses pelaksanaan tindakan melalui model Make A Match dengan media
Audio  Visual.  Observasi  dilakukan  oleh  pengamat    dengan  bantuan  kolaborator untuk  mengamati  keterampilan  guru  dan  aktivitas  siswa  selama  proses
pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang telah disusun.
3.4.4 Refleksi
Menurut  Arikunto  2011:  19-20  refleksi  merupakan  kegiatan  melihat kembali  apa  yang  telah  dilaksanakan  saat  pelaksanaan  tindakan  yang  dilakukan
dirinya,  berdasarkan  data  observasi  atau  pengamatan  yang  digunakan  untuk perbaikan  dalam  tahap  selanjutnya.  Menurut  Suhardjono  2011:  80  tahap  ini
dimaksudkan  untuk  mengkaji  secara  menyeluruh  tindakan  yang  telah  dilakukan, berdasarkan  data  yang  terkumpul  kemudian  dilakukan  evaluasi  guna
menyempurnakan tindakan berikutnya. Setelah  mengevaluasi  hasil  belajar  dan  aktivitas  siswa  kelas  V  pada
pembelajaran  IPS  dalam  dan  hasil  pengamatan  keterampilan  guru  dalam mengelola  pembelajaran  melalui  model  Make  A  Match  dengan  media  Audio
Visual, peneliti melakukan perbaikan supaya pelaksanaan siklus selanjutnya lebih efektif.
Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui
ketercapaian indikator
pembelajaran, bila belum tercapai maka peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya sampai mencapai indikator yang telah dikembangkan.
3.5 SIKLUS PENELITIAN
3.5.1 Penelitian Siklus Pertama
Adapun langkah-langkah dalam siklus pertama meliputi: 3.5.1.1 Perencanaan
Adapun langkah-langkah dalam tahap perencanaan ini meliputi: 1
Observasi untuk mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas. 2
Bersama  tim  kolabolator  menentukan  solusi  untuk  mengatasi  masalah tersebut.
3 Menelaah  materi  IPS  Kelas  V  KD  2.1  semester  II  yang  akan  diberi
tindakan penelitian
dengan menelaah
kompetensi dasar
dan mengembangkan indikator-indikatornya.
4 Menyusun  perangkat  pembelajaran  yaitu  RPP,  materi  ajar,  lembar  kerja
siswa,  kisi-kisi  soal  evaluasi,  soal  evaluasi,  dan  lembar  penilaian  dengan menggunakan  model  pembelajaran  Make  A  Match  dengan  media  Audio
Visual. 5
Menyiapkan sumber dan media pembelajaran. . 6
Menyiapkan  lembar  observasi  untuk  mengamati  keterampilan  guru  dan aktivitas siswa.
7 Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar penilaian.
8 Menyiapkan lembar catatan lapangan.
3.5.1.2 Pelaksanaan Tindakan Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan tindakan ini meliputi:
Kegiatan Pendahuluan:
1 Salam.
2 Mengajak  semua  siswa  berdo‟a  menurut  agama  dan  keyakinan  masing-
masing untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 3
Melakukan komunikasi  tentang kehadiran siswa. 4
Apersepsi  dengan mengajak  siswa menyanyikan lagu  “Maju  tak gentar”. Kemudian  guru  bertanya:
„‟Apakah anak-anak mengetahui 10 November diperingati sebagai hari apa? Siapa Pahlawan idolamu ?‟‟.
5 Menginformasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti:
1 Guru  menyampaikan  materi  pembelajaran  IPS  dengan  menggunakan
media Audio Visual eksplorasi. 2
Guru  membentuk  kelas  menjadi  2  kelompok  yaitu  keompok  A  dan kelompok B elaborasi.
3 Siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya elaborasi.
4 Guru  membagikan  kartu  pertanyaan  kepada  kelompok  A  dan  kartu
jawaban    kelompok  B,  Guru  meminta  semua  anggota  kelompok  A  untuk mencari pasangannya di kelompok B eksplorasi.
5 Siswa  harus  mencarimencocokkan  kartu  yang  dipegang  dengan  kartu
kelompok lain dengan batasan waktu 5 menit elaborasi. 6
Setelah  menemukan  pasangannya  kemudian  siswa  berdiskusi  tentang informasi yang terdapat dikartunya elaborasi.
7 Guru memanggil salah satu pasangan untuk presentasi eksplorasi.
8 Siswa  yang  dipanggil  kemudian  mempresentasikan  hasil  diskusinya
kemudian siswa lain memberi tanggapan elaborasi. 9
Guru  memberikan  konfirmasi  tentang  kebenaran  dan  kecocokan pertanyaan  dan  jawaban  dari  pasangan  yang  memberikan  presentasi
konfirmasi. 10
Guru memanggil pasangan kelompok diskusi berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi elaborasi.
11 Guru memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi konfirmasi.
12 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami konfirmasi.
Kegiatan Penutup:
1 Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
2 Guru memberikan soal evaluasi.
3 Siswa mengerjakan soal evalusi secara mandiri
4 Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan yang akan datang dengan
memberikan PR. 5
Guru menutup pelajaran 3.5.1.2 ObservasiPengamatan
Observasi dalam penelitian ini meliputi: 1
Melakukan  pengamatan  keterampilan  guru  dalam  pembelajaran  IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual.
2 Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pembelajaran
IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual.
3 Mencatat  kejadian  yang  terjadi  dalam  pembelajaran  ke  dalam  catatan
lapangan 3.5.1.3 Refleksi
Refleksi dalam penelitian ini meliputi: 1
Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus I 2
Menganalisis hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa siklus I 3
Membuat  daftar  permasalahan  yang  terjadi  pada  siklus  I  sehingga  guru dapat  memperbaiki  kesalahan  dan  meningkatkan  pembelajaran  untuk
merencanakan tindak lanjut pada siklus II.
3.5.2 Penelitian Siklus Kedua
Adapun langkah-langkah dalam penelitian siklus kedua meliputi: 3.5.2.1
Perencanaan Adapun perencaaan dalam tahap perencanaan tindakan ini meliputi:
1 Bersama kolaborator merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
2 Menyusun  RPP melalui  pembelajaran  IPS melalui  model  Make A Match
dengan media Audio Visual. 3
Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran. 4
Menyiapkan  lembar  observasi  untuk  mengamati  keterampilan  guru  dan aktivitas siswa.
5 Menyiapkan lembar catatan lapangan.
3.5.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan ini meliputi:
Kegiatan Pendahuluan:
1 Salam.
2 Mengajak  semua  siswa  berdo‟a  menurut  agama  dan  keyakinan  masing-
masing untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 3
Melakukan komunikasi  tentang kehadiran siswa. 4
Apersepsi  dengan  mengajak  siswa  menyanyikan  lagu,  “Halo-Halo Bandung” .
5 Menginformasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti:
1 Guru  menyampaikan  materi  pembelajaran  dengan  menggunakan  media
Audio Visual eksplorasi. 2
Guru  membentuk  kelas  menjadi  2  kelompok  yaitu  kelompok  A  dan kelompok B elaborasi.
3 Siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya elaborasi.
4 Guru  membagikan  kartu  pertanyaan  kepada  kelompok  A  dan  kartu
jawaban    kelompok  B,  Guru  meminta  semua  anggota  kelompok  A  untuk mencari pasangannya di kelompok B eksplorasi.
5 Siswa  harus  mencari    mencocokkan  kartu  yang  dipegang  dengan  kartu
kelompok lain dengan batasan waktu 5 menit elaborasi. 6
Setelah  menemukan  pasangannya  kemudian  siswa  berdiskusi  tentang informasi yang terdapat dikartunya elaborasi.
7 Guru memanggil salah satu pasangan untuk presentasi eksplorasi.
8 Siswa  yang  dipanggil  kemudian  mempresentasikan  hasil  diskusinya
kemudian siswa lain memberi tanggapan elaborasi. 9
Guru  memberikan  konfirmasi  tentang  kebenaran  dan  kecocokan pertanyaan  dan  jawaban  dari  pasangan  yang  memberikan  presentasi
konfirmasi. 10
Guru  memanggil  pasangan  kelompok  diskusi  berikutnya,  begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi elaborasi.
11 Guru memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi konfirmasi.
12 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami konfirmasi.
Kegiatan Penutup:
1 Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
2 Guru memberikan soal evaluasi.
3 Siswa mengerjakan soal evalusi secara mandiri.
4 Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan yang akan datang dengan
memberikan PR. 5
Guru menutup pelajaran. 3.5.2.3
Observasi Observasi dalam penelitian ini meliputi:
1. Mengamati  keterampilan  guru  dalam  pembelajaran  IPS  melalui  model
Make A Match dengan media Audio Visual menggunakan lembar observasi keterampilan guru.
2. Mengamati  aktivitas  siswa  dalam  diskusi  kelompok  pada  pembelajaran
IPS  melalui  model  Make  A  Match  dengan  media  Audio  Visual menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
3. Mencatat  temuan-temuan  dalam  pembelajaran  yang  tercantum  dalam
catatan lapangan. 3.5.2.4
Refleksi Refleksi dalam penelitian ini meliputi:
1 Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II.
2 Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan IPS melalui
model  Make  A  Match  dengan  media  Audio  Visual  kemudian mempertimbangkan langkah selanjutnya.
3 Membuat  daftar  permasalahan  yang  terjadi  pada  siklus  II  sehingga  guru
dapat  memperbaiki  kesalahan  dan  meningkatkan  pembelajaran  untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus III.
3.5.3 Penelitian Siklus Ketiga
Adapun langkah-langkah dalam penelitian siklus kedua meliputi: 3.5.3.1
Perencanaan Adapun perencaaan dalam tahap perencanaan tindakan ini meliputi:
1 Bersama kolaborator merencanakan perbaikan pembelajaran siklus III.
2 Menyusun RPP melalui pembelajaran  IPS melalui model Make A Match
dengan media Audio Visual. 3
Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran.
4 Menyiapkan  lembar  observasi  untuk  mengamati  keterampilan  guru  dan
aktivitas siswa. 5
Menyiapkan lembar catatan lapangan. 3.5.3.2
Pelaksanaan Tindakan Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan ini meliputi:
Kegiatan Pendahuluan:
1 Salam.
2 Mengajak  semua  siswa  berdo‟a  menurut  agama  dan  keyakinan  masing-
masing untuk mengawali kegiatan pembelajaran. 3
Melakukan komunikasi  tentang kehadiran siswa. 4
Apersepsi  tanya  jawab  dengan  siswa,  “Masih  ingat  di  daerah  mana Belanda  pertama  kali  mendarat  di  Indonesia?
”,  dan  “di  daerah  manakah bangsa Jepang pertama kali mendarat di Indonesia?”.
5 Menginformasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti:
1 Guru  menyampaikan  materi  pembelajaran  dengan  menggunakan  media
Audio Visual eksplorasi. 2
Guru  membentuk  kelas  menjadi  2  kelompok  yaitu  kelompok  A  dan kelompok B elaborasi.
3 Siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya elaborasi.
4 Guru  membagikan  kartu  pertanyaan  kepada  kelompok  A  dan  kartu
jawaban    kelompok  B,  Guru  meminta  semua  anggota  kelompok  A  untuk mencari pasangannya di kelompok B eksplorasi.
5 Siswa  harus  mencari    mencocokkan  kartu  yang  dipegang  dengan  kartu
kelompok lain dengan batasan waktu 5 menit elaborasi. 6
Setelah  menemukan  pasangannya  kemudian  siswa  berdiskusi  tentang informasi yang terdapat dikartunya elaborasi.
7 Guru memanggil salah satu pasangan untuk presentasi eksplorasi.
8 Siswa  yang  dipanggil  kemudian  mempresentasikan  hasil  diskusinya
kemudian siswa lain memberi tanggapan elaborasi. 9
Guru  memberikan  konfirmasi  tentang  kebenaran  dan  kecocokan pertanyaan  dan  jawaban  dari  pasangan  yang  memberikan  presentasi
konfirmasi. 10
Guru  memanggil  pasangan  kelompok  diskusi  berikutnya,  begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi elaborasi.
11 Guru memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi konfirmasi.
12 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami konfirmasi.
Kegiatan Penutup:
1 Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
2 Guru memberikan soal evaluasi.
3 Siswa mengerjakan soal evalusi secara mandiri.
4 Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan yang akan datang dengan
memberikan PR. 5
Guru menutup pelajaran
3.5.3.3 Observasi
Observasi dalam penelitian ini meliputi: 1.
Mengamati  keterampilan  guru  dalam  pembelajaran  IPS  melalui  model Make A Match dengan media Audio Visual menggunakan lembar observasi
keterampilan guru. 2.
Mengamati  aktivitas  siswa  dalam  diskusi  kelompok  pada  pembelajaran IPS  melalui  model  Make  A  Match  dengan  media  Audio  Visual
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 3.
Mencatat  temuan-temuan  dalam  pembelajaran  yang  tercantum  dalam catatan lapangan.
3.5.3.4 Refleksi
Refleksi dalam penelitian ini meliputi: 1
Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus III. 2
Menganalisis kelemahan dan keberhasilan setelah menerapkan IPS melalui model  Make  A  Match  dengan  media  Audio  Visual  kemudian
mempertimbangkan langkah selanjutnya. 3
Membuat  kesimpulan,  jika  indikator  keterampilan  guru,  aktivitas  siswa dan  hasil  belajar  pada  pembelajaran  IPS  melalui  model  Make  A  Match
dengan media Audio Visual sudah memenuhi kriteria baik, maka penelitian dihentikan.
3.6 DATA PENELITIAN
3.6.1 Sumber Data
Data yang baik adalah data yang diambil dari beberapa sumber yang tepat dan  akurat,  dalam  PTK  menggunakan  triangulasi  data  yaitu  menggunakan
berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penilaian Supardi, 2011: 128- 129. Dalam penelitian ini terdapat beberapa sumber data meliputi:
1 Siswa
Sumber  data  siswa  diperoleh  dari  hasil  observasi  saat  pelaksanaan penelitian  dari  siklus  pertama  sampai  ketiga,  hasil  lembar  kerja  siswa,  tes
evaluasi, dan observasi dengan guru sebagai pengamat observer. 2
Guru Sumber  data  guru  berasal  dari  lembar  pengamatan  keterampilan  guru
dalam mengelola pembelajaran  IPS melalui model  Make A Match  dengan media Audio Visual.
3 Dokumen
Sumber data dokumen berupa data nilai awal siswa awal pada pertemuan sebelumya,  hasil  belajar  siswa  dalam  pembelajaran  IPS  melalui  model  Make  A
Match  dengan  media  Audio  Visual,  hasil  pengamatan  aktivitas  siswa  maupun keterampilan guru, dan hasil dokumen berupa foto dan video.
4 Catatan Lapangan
Sumber  data  berupa  catatan  lapangan  berasal  dari  hasil  catatan pengamatan  selama  proses  pembelajaran  IPS  melalui  model  Make  A  Match
dengan media Audio Visual
3.6.2 Jenis Data
1 Data Kualitatif
Data  kualitatif  yaitu  data  yang  berupa  informasi  berbentuk  kalimat  yang memberi  gambaran  tentang  tingkat  pemahaman  terhadap  suatu  mata  pelajaran,
pandangan atau sikap siswa terhadap suatu metode, aktivitas siswa, motivasi dan sejenisnya  yang  dapat  dianalisis  secara  kualitatif  Supardi,  2011:  131.  Data
kualitatif  dalam  penelitian  ini  berupa  gambarandeskripsi  kegiatan  pembelajaran yang  diperoleh  dari  hasil  observasi  dengan  menggunakan  lembar  pengamatan
keterampilan  guru,  aktivitas  siswa,    serta  catatan  lapangan  dalam  pembelajaran pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual.
2 Data Kuantitatif
Data  kuantitatif  adalah  nilai  hasil  belajar  yang  dapat  dianalisis  secara deskriptif  misalnya  mencari  nilai  rerata,  presentase  keberhasilan  Supardi,  2011:
131. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa kelas V SDN Plalangan  04  Kota  Semarang  dalam  pembelajaran  pembelajaran  IPS  melalui
model Make A Match dengan media Audio Visual.
3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik  pengumpulan  data  yang  digunakan  tidak  hanya  satu  tetapi menggunakan  multi  teknik  Sukmadinata,2013:  151,  pada  penelitian  ini  peneliti
menggunakan teknik tes dan non tes yang dijabarkan sebagai berikut:
3.7.1 Teknik Tes
Tes  adalah  seperangkat  tugas  yang  harus  dikerjakan  atau  sejumlah pertanyaan  yang  harus  dijawab  oleh  peserta  didik  untuk  mengukur  tingkat
pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu Poerwanti, 2008: 1-5.
Sedangkan  menurut  Purwanto  2011:  63-64  merupakan  instrumen  alat ukur  untuk  mengumpulkan  data  dimana  dalam  memberiakan  respons  pertanyaan
pada  instrument,  peserta  didorong  menunjukkan  penampilan  maksimalnya. Peserta  tes  diminta  mengeluarkan  segenap  kemampuannya  dalam  memberikan
respons pertanyaan tes. Dalam  penelitian  ini,  tes  digunakan  untuk  mengukur  hasil  belajar  siswa
dalam  pembelajaran  pembelajaran  IPS  melalui  model  Make  A  Match  dengan media  Audio  Visual.  Tes  diberikan  kepada  siswa  secara  individu  untuk
mengetahui  kemampuan  kognitif  siswa.  Tes  ini  dilaksanakan  pada  evaluasi pembelajaran siklus I, II dan siklus III.
3.7.2 Teknik Non Tes
Teknik  non  tes  dapat  dilakukan  dengan  observasi  baik  secara  langsung ataupun  tidak  langsung,  dengan  non  tes,  asesmen  atau  evaluasi  proses  dan  hasil
belajar  peserta  didik  tanpa  menguji  peserta  didik  melainkan  dengan  melakukan observasi atau pengamatan, melakukan wawancara, menyebar angket dan lain-lain
Poerwanti,2008:  3.19.  Teknik  pengumpulan  data  non  tes  pada  penelitian  ini meliputi:
a. Observasi
Poerwanti  2008:  3.22  berpendapat  bahwa  observasi  adalah  mengamati dengan  suatu  tujuan,  dengan  menggunakan  berbagai  teknik  untuk  merekam  atau
memberi  kode  pada  apa  yang  diamati.  Observasi  dalam  penelitian  ini  digunakan untuk  menggambarkan  aktivitas  siswa  dan  guru  dalam  proses  pembelajaran  IPS
melalui  model  Make  A  Match  dengan  media  Audio  Visual  siswa  kelas  V  SDN Plalangan 04 Kota Semarang.
b. Dokumentasi
Dokumentasi  menurut  Arikunto  2010:  201  dokumen  adalah  barang- barang  tertulis.  Pada  penelitian  ini,  data  dokumentasi  yang  diperoleh  peneliti
berupa  daftar  kelompok  siswa  dan  daftar  nilai  siswa.  Untuk  dapat  memberikan gambaran  secara  konkret  mengenai  kegiatan  siswa  baik  individu  maupun
kelompok  selama  proses  pembelajaran  berlangsung  maka  peneliti  menggunakan dokumentasi berupa foto dan video.
c. Catatan Lapangan
Catatan  lapangan  yang  dibuat  guru  utuk  mencatat  peristiwa-  peristiwa penting  seperti  partisipasi  siswa  yang  dianggap  istimewa,  reaksi  yang
menimbulkan berbagai respon dari siswa, atau kesalahan yang dibuat siswa karena guru  membuat  kesalahan  Wardhani,  2010:  2.29.  Pada  penelitian  ini  catatan
lapangan  berisi  tentang  segala  sesuatu  yang  menyangkut  pelaksanaan pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual siswa
kelas  V  SDN  Plalangan  04  Kota  Semarang.Catatan  lapangan  tersebut  bertujuan untuk  membantu  peneliti apabila menemui kesulitan dalam proses pembelajaran,
untuk  mendeskripsikan  kegiatan  pembelajaran  secara  lebih  detail  yang  tidak berupa data  yang telah dipersiapkan instrumen pengamtannya dan sebagai  bahan
guru untuk melakukan refleksi.
3.8 TEKNIK ANALISIS DATA
3.8.1 Data Kuantitatif
Data  kuantitatif  adalah  data  yang  berupa  angka.  Menurut  Supardi  2011: 131  data  kuantitatif  nilai  hasil  belajar  siswa  yang  dapat  dianalisis  secara
statistik deskriptif. Dalam hai ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif dengan  menentukan  mean,  median,  modus  dan  menentukan  ketuntasan  belajar
klasikal. a
Data nilai mean rata-rata kelas
Menurut  Tjalla  2008:  2  Untuk  menentukan  nilai  mean  rata-rata  kelas
dianalisis  dengan  rumus,  membuat  tabel  distribusi  frekuensi  biasa,  dengan  fi  = frekuensi  pada  interval  kelas  ke-i,  Xi  =  titik  tengah  interval  kelas  ke-i,  setelah
tabel  distribusi  dibuat  maka  mean  hitung  mean  dapat  dihitung  dengan  rumus sebagai berikut:
Keterangan : = Mean
= Jumlah Frekuensi x Nilai Tengah = Jumlah Frekuensi
b Data median nilai tengah kelas
Menurut  Tjalla  2008:  12  Untuk  menentukan  nilai  median  nilai  tengah
kelas,  langkah  pertama  dalam  menetapkan  median  dari  data  yang  telah dikelompokkan adalah menentukan letak sebuah titik yang nilainya akan menjadi
median.  Median  untuk  data  berkelompok  dapat  dicari  dengan  rumus  sebagai berikut:
Me= Keterangan :
Me = median
B = batas bawah kelas median
n = jumlah frekuensi
Σfkm = jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum kelas median
i = interval kelas
fMe = frekuensi kelas median
c Data Modus nilai yang sering muncul kelas
Menurut  Tjalla  2008:  15  Untuk  menentukan  Modus  nilai  yang  sering
muncul kelas dianalisis  menggunakan rumus
Keterangan : Mo
= modus L
= tepi bawah kelas modus d1
= selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya d2
= selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
i = interval kelas
d Menentukan Ketuntasan Klasikal
Nilai  ketuntasan  adalah  nilai  yang  menggambarkan  proporsi  dan kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah dikontrakan
dalam  pembelajaran  Poerwanti,  2008:  6.16.  Persentase  ketuntasan  belajar klasikal siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: p = persentase ketuntasan belajar klasikal siswa
Ketuntasan belajar klasikal dapat  tercapai  apabila 90 dari keseluruhan obyek penelitian memperoleh hasil diatas KKM yang telah ditentukan Hamdani,
2011: 60. Untuk  menentukan  batas  minimal  nilai  ketuntasan  peserta  tes  dapat
menggunakan  pedoman  Kriteria  Ketuntasan  Minimal  KKM  yang  telah ditetapkan  sekolah  yaitu  66.  Hasil  perhitungan  dibandingkan  dengan  kriteria
ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam kategori tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kualifikasi Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Klasikal
Kualifikasi ≥ 66
90 Tuntas
66 90
Tidak Tuntas
KKM mata pelajaran IPS kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang
Berdasarkan  uraian  ditersebut,  maka  peneliti  dapat  menyimpulkan  bahwa hasil  belajar  siswa  yang  nilainya  dibawah  66  maka  dinyatakan  tidak  tuntas.
Sedangkan  hasil  belajar  siswa  yang  nilainya  sama  atau  lebih  besar  dari  66  maka dinyatakan  tuntas,  dan  penelitian  ini  dapat  dikatakan  berhasil  apabila  siswa
memiliki ketunta san belajar klasikal sebesar ≥90 dari keseluruhan jumlah siswa
kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang.
3.8.2 Data Kualitatif
Data  kualitatif  menurut  Supardi  2011:  131  yaitu  data  yang  berupa informasi  berbentuk  kalimat  yang  memberi  gambaran  tentang  ekspresi  siswa
tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran, pandangan, atau sikap siswa  terhadap  metode  belajar  yang  baru,  aktivitas  siswa  mengikiti  pelajaran,
perhatian,  antusias  dalam  belajar,  kepercayaan  diri,  motivasi  belajar,  dan sejenisnya.Dalam  hal  ini  berupa  hasil  observasi  keterampilan  guru,  dan  aktivitas
siswa  daam  kegiatan  pembelajaran  pembelajaran  IPS  melalui  model  Make  A Match  dengan  media  Audio  Visual,  serta  hasil  catatan  lapangan    yang  kemudian
dijabarkan  dalam  bentuk  deskriptif  kualitatif  dipaparkan  dalam  kalimat  yang dipisah-pisahkan menurut kategori dalam beberapa paragraf menurut kriteria agar
diperoleh kesimpulan. Data keterampilan guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan kriteria
menurut  Herrhyanto  2009:  5.3-5.4  dalam  mengolah  data  skor  dapat  dilakukan langkah sebagai berikut :
1 Menentukan skor terendah.
2 Menentukan skor tertinggi.
3 Mencari median.
4 Membagi  rentan  nilai  menjadi  4  kategori  yaitu  sangat  baik,  baik,  cukup
dan kurang. Kemudian setelah langkah kita tentukan, kita dapat menghitung data skor
dengan cara sebagai berikut Herrhyanto, 2009: 5.3 : R = skor terendah.
T = skor tertinggi. n = banyaknya skor = T- R + 1.
Q2 = median. Letak Q2 =    n+1  untuk data ganjil atau genap.
Q1 = kuartil pertama. Letak Q1 =    n +2  untuk data genap atau Q1 =    n +1  untuk data
ganjil. Q3 = kuartil ketiga.
Letak Q3 =   3n +2  untuk data genap atau Q3 =  n + 1  untuk data ganjil.
Q4= kuartil keempat = T. Berdasarkan  uraian  langkah-langkah  penentuan  rumus  tersebut,  maka
dapat  diketahui  Q1,  Q2,  Q3,  dan  Q4  digunakan  sebagai  nilai  kriteria  ketuntasan atau  sebagai  nilai  acuan  yang  digunakan  untuk  menilai  keterampilan  guru  dan
aktivitas  siswa.  Nilai  yang  didapat  dari  lembar  observasi  kemudian  dimasukkan dalam tabel kriteria ketuntasan data kualitatif.
Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Data Kualitatif Kriteria Ketuntasan
Skala Penilaian
Q3 ≤ skor ≤ T Sangat Baik
Q2 ≤ skor  Q3 Baik
Q1 ≤ skor  Q2 Cukup
R ≤ skor  Q1 Kurang
Herrhyanto, 2009: 5.3 Berdasarkan  perhitungan  tersebut,  maka  dapat  dibuat  tabel  klasifikasi
tingkatan  nilai  untuk  menentukan  tingkatan  nilai  pada  keterampilan  guru  dan aktivitas siswa sebagai berikut:
Keterampilan Guru
Mengolah Keterampilan Guru R = skor terendah = 0
T = skor tertinggi = 36 n = banyaknya skor = T - R + 1
= 36 - 0 + 1 = 37
a K1 = kuartil 1
Letak K1  =    n +1 =    37 + 1
=  38 = 9,5 K1 = Letak ke 9 + 0,5 Letak ke 10
– Letak ke 9 = 8 + 0,5 9
– 1 = 8,5 Jadi K1 adalah 8,5
b K2 = median
Letak K2  =    n+1 =   37 +1
=   38 = 19 K2 = Letak ke 19 + 0,5 Letak ke 20
– Letak ke 19 = 18 + 0,5 19
– 18 = 18,5 Jadi K2 adalah 18,5
c K3 = kuartil ketiga
Letak K3  =  n+ 1 =  37+ 1
=  38 = 28,5 K3 = Letak ke 28 + 0,5 Letak ke 29
– Letak ke 28 = 27 + 0,5 28
– 27 = 27,5 Jadi K3 adalah 27,5
d K4 = skor maksimal = 36
Tabel 3.3 Kriteria Skor Keterampilan Guru
Herrhyanto, 2009: 5.3
Kriteria ketuntasan Kriteria
27,5  ≤ skor ≤ 36 Sangat baik
18,5 ≤ skor  27,5
Baik 8,5
≤ skor  18,5 Cukup
0 ≤ skor  8,5 Kurang
Tabel tersebut diperoleh dari skor tiap indikator keterampilan guru dalam pembelajaran  pembelajaran  IPS  dalam  KD  2.1  melalui  model  Make  A  Match
dengan media Audio Visual yang terdiri dari 9 indikator.
Aktivitas Siswa
Mengolah Aktivitas Siswa R = skor terendah = 0
T = skor tertinggi = 36 n = banyaknya skor = T - R + 1
= 36 - 0 + 1 = 37
a. K1 = kuartil 1
Letak K1  =    n +1 =    37 + 1
=  38 = 9,5
K1 = Letak ke 9 + 0,5 Letak ke 10 – Letak ke 9
= 8 + 0,5 9 – 8
= 8,5 Jadi K1 adalah 8,5
b. K2 = median
Letak K2  =    n+1 =   37 +1
=   38 = 19
K2 = Letak ke 19 + 0,5 Letak ke 20 – Letak ke 19
= 18 + 0,5 19 – 18
= 18,5 Jadi K2 adalah 18,5
c. K3 = kuartil ketiga
Letak K3  =  n+ 1 =  37+ 1
=  38 = 28,5
K3 = Letak ke 28 + 0,5 Letak ke 29 – Letak ke 28
= 27 + 0,5 28 – 27 = 27,5
Jadi K3 adalah 27,5 d.
K4 = skor maksimal = 36
Tabel 3.4 Kriteria Skor Aktivitas Siswa
Herrhyanto, 2009: 5.3
Kriteria ketuntasan Kriteria
27,5  ≤ skor ≤ 36 Sangat baik
18,5 ≤ skor  27,5
Baik 8,5
≤ skor  18,5 Cukup
0 ≤ skor  8,5 Kurang
Tabel  tersebut  diperoleh  dari  skor  tiap  indikator  aktivitas  siswa  dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dengan media Audio Visual yang
terdiri dari 9 indikator.
3.9 INDIKATOR KEBERHASILAN
Pembelajaran  IPS  melalui  model  Make  A  Match  dengan  media  Audio Visual  dapat  meningkatkan  kualitas  pembelajaran  di  kelas  V  SDN  Plalangan  04
Kota Semarang dengan indikator sebagai berikut : 1.
Keterampilan  guru  dalam    pembelajaran  IPS  melalui  model  Make  A  Match dengan  media  Audio  Visual  meningkat
dengan  kriteria  minimal  baik  ≥18,5- 27,5 dalam lembar observasi pengamatan keterampilan guru.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran  IPS melalui model Make A Match dengan
media Audio Visual meningkat dengan kriteria minimal baik ≥18,5-27,5 dalam
lembar observasi pengamatan aktivitas siswa. 3.
Hasil  belajar  siswa  dalam  pembelajaran  IPS  melalui  Model  Make  A  Match dengan Media  Audio Visual
dapat meningkat dengan ketuntasan belajar ≥ 66- 100 dan ketuntasa
n belajar klasikal sebesar ≥90 dari keseluruhan siswa kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang.
213
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan  hasil  penelitian  penerapan  model  pembelajaran  Make  A Match  dengan  media  Audio  Visual  dapat  disimpulkan,  hipotesis  penelitian  dapat
diterima  karena  penerapan  model  Make  A  Match  dengan  media  Audio  Visual dapat  meningkatkan  kualitas  pembelajaran  IPS  kelas  V  SDN  Plalangan  04  Kota
Semarang. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match
dengan  media  Audio  Visual  mengalami  peningkatan,  hal  tersebut  ditunjukkan dengan perolehan skor pada siklus I sebanyak 25 dengan kriteria baik, kemudian
pada siklus II skor meningkat menjadi 34 dengan kriteria sangat baik, pada siklus
III  memperoleh skor 35  dengan kriteria sangat  baik. Berdasarkan perolehan skor
tersebut, keterampilan guru telah mencapai indikator keberhasilan yaitu sekurang- kurangnya mencapai kriteria baik.
Aktivitas  siswa  dalam  pembelajaran  IPS  melalui  model  Make  A  Match dengan media Audio Visual mengalami  peningkatan.  Hal  ini ditunjukkan dengan
perolehan skor pada siklus I sebanyak 21,96 dengan kriteria baik ,
kemudian pada siklus II perolehan skor meningkat menjadi 23,80 dengan kriteria baik pada siklus
III  mendapatkan  skor  29,4  dengan  kriteria  sangat  baik.  Perolehan  skor  tersebut