penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.
36. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi
pembelajaran IPS tentang
tentang masa
penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
. 37.
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang
materi pembelajaran IPS
tentang masa
penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia
yang belum dipahami. 38.
Guru memberikan soal evaluasi
pembelajaran
tentang masa
penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.
39. Guru memberikan tindak
lanjut untuk pertemuan yang akan datang.
40. Guru menutup pelajaran
IPS tentang
tentang masa
penjajahan Belanda dan Jepang di
Indonesia
.
Jepang di Indonesia
yang telah dipelajari. 29.
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi pembelajaran IPS
masa penjajahan
Belanda dan Jepang di Indonesia
yang belum dipahami.
30. Guru memberikan soal
evaluasi pembelajaran
IPS
tentang masa
penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.
31. Guru memberikan tindak
lanjut pembelajaran IPS tentang masa penjajahan
Belanda dan Jepang di Indonesia,
pada pertemuan
yang akan
datang. 32.
Guru menutup
pembelajaran IPS tentang masa penjajahan Belanda
dan Jepang di Indonesia. kesempatan untuk
bertanya tentang
materi pembelajaran
IPS tentang
masa penjajahan Belanda
dan Jepang
di Indonesia,
yang belum dipahami.
23. Siswa mengerjakan
soal evaluasi
pembelajaran IPS
tentang masa
penjajahan Belanda
dan Jepang
di Indonesia
. 24.
Siswa memperhatikan
tindak lanjut yang disampaikan
oleh guru.
2.1.12 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPS melalui Model Make
A Match dengan Media Audio Visual
2.1.12.1 Teori Behaviorisme dan Belajar Sosial Menurut aliran behavioris karena lingkungan yang berperan menguatkan
perilaku sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya seperti teman, anggota keluarganya, serta masyarakat, oleh karena itu perkembangan dipelajari dan dapat
berubah-ubah sesuai pengalaman hidup yang didapatkan individu serta adanya penguatan dari lingkungan Rita, dkk., 2008: 28.
Menurut Hamalik 2011: 39 konsepsi behaviorisme besar pengaruhnya terhadap masalah belajar, belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon. Berdasarkan teori tersebut dalam pembelajaran IPS melalui model Make A
Match dan media Audio Visual, sangat tepat karena dalam pembelajaran tersebut adanya peran serta teman sebaya dalam kelompoknya sehingga akan membantu
siswa untuk mencapai pengetahuannya. 2.1.12.2 Teori Kognitif
Piaget dalam Rita, dkk, 2008: 34 perkembangan kognitif adalah hasil gabungan dari kedewasaan otak dan sistem saraf, serta adaptasi pada lingkungan
kita. Piaget menguraikan empat tahap perkembangan kognitif yaitu sensorimotor usia 0-18 bulan, preoperational usia 18 bulan-6 tahun, concrete operational 6
tahun-12 tahun, dan formal operational 12 tahun atau lebih, tahap perkembangan kognitif menguraikan ciri khas perkembangan kognitif tiap tahap
dan merupakan
suatu perkembangan
yang saling
berkaitan dan
berkesinambungan. Berdasarkan teori tersebut usia anak sekolah dasar memasuki tahap
operasional konkret concrete operational, pada tahap ini anak sudah mampu abstrak, idealis dan logis untuk mengembangkan hipotesis untuk memecahkan
problem dan menarik kesimpulan Rifa‟i, 2010: 30. Bruner dalam Rifai, 2010: 32 dalam perkembangan kognitif terdapat tiga
tahap meliputi tahap enaktif yaitu anak memahami lingkungannya, tahap ikonik yaitu informasi yan dibawa anak melalui imageri, dipengaruhi oleh cahaya yang
tajam, gangguan suara, dan gerakan. Karateristik tunggal pada obyek yang diamati dijadikan pegangan dan mengembangkan memori visual. Tahap yang terakhir
yaitu tahap simbolik pada tahap ini tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman preseptual sudah berkembang.
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan penggunaan media Audio Visual, tepat digunakan dalam penelitian ini karena berdasarkan teori tersebut usia
anak sekolah dasar memasuki tahap operasional konkret concrete operational, pada tahap ini anak sudah mampu abstrak, idealis dan logis untuk
mengembangkan hipotesis untuk memecahkan problem dan menarik kesimpulan. 2.1.12.3 Teori Kontruktivisme
Kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah kontruksi bentukan kita sendiri, belajar
merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna, sesuatu entah itu teks, kegiatan dialog, penglaman fisik dan lain-lain Sardiman,
2011: 37. Menurut Rusman 2014: 12 belajar menurut pandangan konstruktivistik, lebih sebagai proses regulasi diri dalam menyelesaikan konflik
kognitif yang sering muncul mengalami pengalaman kongkrit, wacana kolaboratif, dan interprestasi.
Berdasarkan teori tersebut dalam pembelajaran IPS melalui model Make A Match dan media Audio Visual sangat tepat karena dalam pembelajaran tersebut
menggunakan media Audio Visual yang dapat membantu siswa memahami pembelajaran IPS.
2.2 KAJIAN EMPIRIS