Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran Make A Match dan penggunaan media Audio Visual dapat
meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, sehingga dapat memperkuat penelitian yang berjudul, Peningkatan Kualitas Pembelajaran
IPS Melalui Model Pembelajaran Make A Match dengan Media Audio Visual Kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Hasil observasi dan data dokumen pembelajaran IPS di kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang, meliputi proses pembelajaran masih berpusat pada
guru, kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, pemanfaatan media yang kurang inovatif, aktivitas siswa terlihat pasif menyebabkan hasil belajar
siswa masih dibawah KKM. Pernyataan tersebut didukung data dokumen pada siswa kelas V SDN Plalangan 04 Kota Semarang, mata pelajaran IPS yang masih
berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 66. Bahwa dari 26 siswa hanya 11 siswa 45 yang tuntas, sedangkan
sisanya 15 siswa 55 tidak tuntas dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi dan data dokumen tersebut, peneliti bersama
guru kolaborator mengkaji pustaka dan jurnal penelitian tentang pembelajaran kemudian menetapkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan
melakukan penelitian tindalan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS Standar Kompetensi 2 Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat
dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan
Kompetensi Dasar 2.1 Mendeskripsikan perjuangan tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang melalui model pembelajaran Make A Match
dengan media Audio Visual. Penggunaan model pembelajaran Make A Match dengan media Audio
Visual diharapkan dapat meningkatkan Kualitas pembelajaran IPS meningkat ditandai dengan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar meningkat
dengan perolehan nilai ≥66.
Alur berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 2.2 Alur Berfikir
Kualitas Pembelajaran IPS belum optimal dengan indikasi : 1.
Faktor Guru: a.
Pembelajaran masih berpusat pada guru b.
Guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
c. Pemanfaatkan media yang tidak inovatif
2. Faktor Siswa
a. Aktivitas belajar siswa belum terlihat masih bersifat pasif
dalam pembelajaran 3.
Hasil belajar a.
Data hasil belajar menunjukkan, bahwa nilai msih dibawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 66.
Kondisi Awal Pembelajaran IPS
Langkah-langkah Model Pembelajaran Make A Match dengan Media Audio visual Pada Pembelajaran IPS Kelas V :
1. Guru membuka pembelajaran IPS, melakukan apersepsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran IPS tentang masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.
2. Guru menyampaikan materi pembelajaran IPS dengan
menggunakan media Audio Visual tentang masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.
3. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan
kelompok B. 4.
Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kelompok B.
5. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari
mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru juga menyampaikan batasan waktu.
6. Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari
pasangannya di kelompok B dengan batas waktu tertentu. 7.
Guru memanggil salah satu pasangan untuk presentasi. 8.
Guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan
presentasi. 9.
Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.
10. Guru memberikan tanggapan terhadap hasil
11. Guru menyampaikan kesimpulan tentang materi pembelajaran
IPS tentang masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia, yang telah dipelajari.
Kondisi Akhir Pembelajaran IPS
Kualitas pembelajaran IPS meningkat ditandai dengan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar meningkat dengan perolehan nilai
≥66.
Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran IPS
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN