Hambatan Perdagangan Proteksionisme Selera

a. Hambatan Perdagangan Proteksionisme

Hambatan perdagangan berarti perlindungan yang diberikan kepada suatu sektor ekonomi atau industri di dalam negeri terhadap persaingan dari luar negeri. Hambatan perdagangan diberikan karena tanpa itu sektor ekonomi tersebut tidak dapat bersaing dengan barang-barang dari luar negeri. Hal ini disebabkan karena barang-barang impor harganya lebih murah atau memiliki kualitas yang lebih baik, penampilannya lebih menarik atau sebab-sebab lainnya. Hambatan perdagangan dikelompokkan menjadi dua, yaitu hambatan tarif dan non-tarif. Bentuk hambatan perdagangan yang paling penting atau menonjol adalah tarif. Tarif adalah pajak atau cukai yang dikenakan untuk suatu komoditi yang diperdagangkan lintas batas teritorial. Ditinjau dari aspek asal komoditi ada dua macam tarif yaitu tarif impor dan tarif ekspor. Tarif impor yaitu pajak yang dikenakan untuk setiap komoditi yang diimpor dari negara lain. Tarif ekspor adalah merupakan pajak untuk suatu komoditi yang akan diekspor ke negara lain. Berbagai hambatan non tarif yang diterapkan negara importir terhadap teh Indonesia seperti tariff rate quotas, perhitungan special safeguard, tingkat maksimum residu standar, dan rules of origin, yang tentunya telah memberatkan produsen teh 13 . Hambatan perdagangan tidak selalu merupakan tujuan utama dari pengenaan tarif. Ada kemungkinan bahwa karena kebutuhan APBN, tarif dikenakan untuk memperoleh pendapatan negara. Akan tetapi, tidak jarang pula tujuan utama dari pengenaan tarif adalah jelas-jelas memberikan perlindungan kepada industri dalam negeri. 13 Suara Karya. 2006. ATI Desak Hapuskan Pajak Teh. www.google.com. 30 Agustus 2007.

b. Selera

Parameter bebas yang dapat juga disertakan adalah selera konsumen negara tujuan ekspor terhadap teh yang berasal dari Indonesia. Selera menjadi pertimbangan karena aliran perdagangan ini mencakup negara-negara yang memiliki karakteristik berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Selera memungkinkan untuk disertakan karena setiap negara memiliki selera yang berbeda-beda baik dari segi jenis maupun kualitas teh yang diperdagangkan. Teh secara umum dijual dalam dua jenis yaitu teh hijau dan teh hitam. Selama priode tahun 2001-2005 teh Indonesia yang diekspor sebagian besar dalam bentuk teh hitam yakni berkisar antara 90,68-96,24 persen dari total volume ekspor, sedangkan sisanya berupa teh hijau. Setiap konsumen memiliki standar yang berbeda-beda sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi aliran perdagangan teh Indonesia di pasar internasional.

c. Pesaing