penelitian alam di Jepang mempromosikan usaha pembudidayaan dengan bibit teh dari Jepang
7
. Usaha perkebunan teh pertama dipelopori oleh Jacobson pada tahun
1828 dan sejak itu menjadi komoditas yang menguntungkan pemerintah Hindia Belanda, sehingga pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosh, teh
menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam Paksa Culture Stetsel. Pada masa kemerdekaan, usaha perkebunan dan
perdagangan teh diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Sekarang, perkebunan dan perdagangan teh juga dilakukan oleh pihak swasta.
2.3 Manfaat Teh
Selain nikmat, teh bisa menjaga kesehatan mulut dan gigi. Teh mampu mengurangi virus di rongga mulut dan bakteri berbahaya yang menyebabkan
karang gigi dan sakit gusi. Selain itu, teh juga sumber fluoride untuk menguatkan gigi.
Di pucuk daun muda terdapat senyawa polifenol golongan catechin, kafein serta asam amino dalam konsentrasi dan jumlah yang tinggi. Senyawa
catechin, sebagai salah satu komponen bioaktif teh, sangat mempengaruhi kualitas warna, aroma, dan rasa sepet pada teh. Selain itu, catechin juga
berperan sebagai antioksidan yang mampu mencegah maupun menghambat serangan-serangan tidak terkendali pada kelompok sel tubuh seperti membran
sel, DNA dan lemak oleh radikal bebas dan senyawa oksigen reaktif
8
. Minuman teh ini dapat mencegah atau membantu penyembuhan penyakit
ringan sejenis influenza hingga yang berat seperti kanker. Kemampuan teh dalam rnencegah dan melawan flu tak lepas dari kandungan vitamin C-nya yang
7
Ibid
8
PT Sinar Sosro 2006. Rasa Teh yang Unik, Membuat Orang Jatuh Cinta. http:www.sosro.com 20 Mei 2007.
tinggi, terutama pada teh hijau. Vitamin ini juga bisa menurunkan stress. Senyawa antioksidan di dalam teh yang disebut polifenal diketahui memiliki
kemampuan melawan kanker, mencegah penyakit jantung dan stroke, memperlancar sistem sirkulasi, menguatkan pembuluh darah, dan menurunkan
kadar kolesterol dalam darah. Kandungan polifenal dalam teh membantu juga dalam penambahan
jumlah sel darah putih yang berfungsi untuk melawan infeksi. Selain manfaat di atas, teh juga mengandung kafein yang bermanfaat untuk menghalau kantuk dan
kelelahan. Teh dapat pula digunakan sebagai obat luar untuk beberapa penyakit seperti di Cina misalnya, teh hijau digunakan sebagai obat tradisional untuk
menyembuhkan luka atau mencegah penyakit kulit dan penyakit kaki karena kutu air Priskilastono, 2004.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terkait dengan penelitian ini yang sebelumnya telah dilakukan akan diuraikan secara ringkas di bawah ini :
Turnip 2002, melakukan penelitian dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dan aliran perdagangan kopi Indonesia. Penelitian
ini menggunakan alat analisis model regresi linier berganda dengan persamaan tunggal. Berdasarkan penelitiannya, penawaran ekspor kopi Indonesia
dipengaruhi oleh produksi, harga domestik, harga ekspor, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan ekspor kopi tahun sebelumnya. Produksi, harga ekspor,
nilai tukar dan ekspor kopi tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap volume ekspor kopi, sedangkan harga domestik berpengaruh negatif.
Semua variabel penjelas berpengaruh secara nyata terhadap volume ekspor kopi, namun volume ekspor kopi Indonesia tidak responsif terhadap
perubahan pada variabel-varibel penjelas. Persamaan aliran perdagangan kopi
Indonesia dipengaruhi oleh pendapatan per kapita negara tujuan, jarak antar kedua negara, harga kopi Indonesia di negara tujuan, jumlah penduduk di negara
tujuan dan nilai tukar dollar AS terhadap negara tujuan ekspor. Pendapatan per kapita, jumlah penduduk dan nilai tukar dollar AS berpengaruh positif terhadap
aliran perdagangan kopi, sedangkan jarak dan harga kopi berpengaruh negatif. Pendapatan per kapita, jarak dan jumlah penduduk negara tujuan ekspor yang
berpengaruh nyata terhadap aliran perdagangan kopi Indonesia. Junaidi 2005 melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran ekspor teh Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perkembangan produksi dan ekspor komoditas teh Indonesia, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor teh Indonesia. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Error Correlation Model
ECM. Berdasarkan penelitiannya, maka variabel yang diduga mempengaruhi penawaran ekspor teh Indonesia adalah produksi domestik Qt, harga domestik
riil PDt, harga ekspor riil PXt, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ERt, kondisi perekonomian pra krisis dan pasca krisis sebagai dummy Dt dan
penawaran ekspor tahun sebelumnya Xd-
1
. Berdasarkan dugaan regresi yang dihasilkan dengan ECM, menunjukkan variabel bebas jangka pendek yang
berpengaruh secara nyata pada α = 15 persen terhadap pertumbuhan volume
ekspor teh Indonesia adalah pertumbuhan penawaran ekspor teh sebelumnya, produksi, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan dummy.
Peningkatan nilai tukar berpengaruh positif terhadap perkembangan volume penawaran ekspor Indonesia. Variabel dummy berpengaruh negatif pada
masa pasca krisis, yang berarti pasca krisis volume ekspor teh menurun dibandingkan sebelum krisis. Berdasarkan dugaan regresi yang dihasilkan ECM,
menunjukkan variabel bebas jangka panjang yang berpengaruh secara nyata
pada α = 15 persen terhadap perkembangan volume ekspor teh Indonesia
adalah pertumbuhan produksi, nilai tukar dan dummy. Sunenti 2005 melakukan penelitian mengenai aliran perdagangan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor meubel rotan di Indonesia. Penelitian dilakukan untuk mengkaji potensi ekonomi negara tujuan, menganalisis aliran
perdagangan meubel rotan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor meubel rotan ke negara-negara tujuan. Metode analisis
yang digunakan adalah metode deskriptif dengan tabulasi dan metode kuantitatif menggunakan regresi linier berganda dengan gravity model.
Berdasarkan penelitiannya, unsur-unsur gravity yang dianalisis terhadap aliran perdagangan meubel rotan, maka pendapatan per kapita berpengaruh
positif dan nyata pada taraf lima persen terhadap volume ekspor meubel rotan. Jarak Indonesia dengan negara tujuan ekspor dan harga meubel rotan meubel
rotan berpengaruh negatif terhadap volume ekspor meubel rotan dan tidak nyata pada taraf lima persen. Biaya transportasi dan jumlah penduduk di negara tujuan
ekspor berpengaruh negatif dan nyata pada taraf lima persen. Nilai tukar terhadap dolar Amerika berpengaruh positif dan tidak nyata pada taraf lima
persen. Hasil analisis regresi dengan menggunakan gravity model, Indonesia
sebaiknya meningkatkan ekspor meubel rotan ke negara-negara yang memiliki pendapatan per kapita tinggi, seperti Singapura, Puerto Rico, Kuwait dan New
Zealand. Hal ini disebabkan karena variabel pendapatan per kapita sangat berpengaruh terhadap aliran perdagangan meubel rotan Indonesia.
Resmisari 2006 melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengruhi ekspor teh PT Perkebunan Nusantara VIII. Penelitian yang
dilakukannya menggunakan metode analisis deskritif dan kuantitatif dengan model regresi linier berganda dengan persamaan tunggal.
Berdasarkan penelitiannya, ekspor teh PTPN VIII ke Pakistan dipengaruhi secara nyata oleh variabel harga ekspor, harga teh domestik, harga teh domestik
sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar, lag ekspor dan nilai tukar rupee terhadap dollar. Harga ekspor, harga domestik, harga domestik sebelumnya, nilai
tukar rupiah terhadap dollar, lag ekspor dan nilai tukar pounsterling terhadap dollar AS berpengaruh nyata terhadap volume ekspor teh PTPN VIII ke Inggris.
Ekspopr teh PTPN VIII ke Rusia dipengaruhi oleh harga ekspor, harga ekspor sebelumnya dan lag ekspor. Variabel yang berpengaruh secara nyata pada taraf
lima persen untuk ketiga negara tujuan adalah variabel harga ekspor. Yunita 2006 melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi aliran perdagangan biji kakao Indonesia. Penelitian yang dilakukan untuk menganalisis karakteristik negara-negara tujuan ekspor dan
faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan biji kakao Indonesia. Berdasarkan penelitiannya dari uji-t diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh
nyata pada taraf lima persen signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen terhadap volume ekspor biji kakao Indonesia. Variabel-variabel yang
berpengaruh nyata adalah populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap dollar
Amerika dan kualitas biji kakao Indonesia. GDP per kapita negara tujuan memberikan pengaruh negatif terhadap
volume ekspor biji kakao Indonesia. Meskipun demikian, variabel GDP per kapita tidak berpengaruh nyata bagi negara pengimpor, artinya variabel tersebut tidak
menjadi faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi negara importir untuk mengimpor biji kakao Indonesia. Harga biji kako Indonesia di negara tujuan
memberikan pengaruh positif terhadap volume ekspor biji kakao Indonesia. Jerman merupakan negara dengan harga biji kakao tertinggi, sebesar US
2,10964kg maka Jerman akan menjadi potensi pasar bagi Indonesia. Jika harga
biji kakao Indonesia di negara Jerman semakin meningkat, diduga aliran perdagangan biji kakao Indonesia ke negara tersebut akan meningkat.
Indonesia sebagai negara eksportir biji kakao, sebaiknya meningkatkan volume ekspornya dan memperluas pasar ke negara-negara yang memiliki
potensi ekonomi yang besar, yaitu populasi yang besar dan nilai tukar mata uang negara tujuan yang terapresiasi, dengan jarak yang lebih dekat. Selain itu,
Indonesia dapat memperluas pasar ke negara-negara tujuan baru dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan biji
kakao Indonesia. Meningkatkan ekspor biji kakao Indonesia ke negara Uni Eropa, perlu dirumuskan suatu kebijakan yang merangsang para petani untuk
melakukan fermentasi biji kakao sebelum diekspor.
2.5 Perbedaan dan Persamaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu