Perumusan Masalah Analisis aliran perdagangan teh Indonesia sebelum dan setelah krisis moneter

Komoditas teh tidak hanya untuk minuman semata, namun memiliki kemampuan diversifikasi usaha yang variannya lebih luas sebagai minuman kesehatan, obat-obatan dan produk industri hilir lainnya. Sebagaimana diketahui sekarang ini bahwa teh tidak hanya dimanfaatkan sebagai bahan minuman saja, melainkan juga telah dimanfaatkan sebagai bahan untuk kosmetika baik untuk perawatan kulit maupun rambut. Lebih lanjut diungkapkan, sebenarnya FAO sudah memprediksi perkembangan produksi dan konsumsi teh dunia permintaannya akan meningkat hingga tiga persen. Hal ini diperhitungkan dengan dasar pertumbuhan populasi penduduk dunia yang akan meningkat di atas angka lima persen ditambah gencarnya promosi tentang teh, dalam korelasinya dengan kesehatan tubuh dan produsen minuman ringan yang berbahan baku komoditi teh 2 . Di Indonesia teh dinikmati oleh berbagai kalangan, baik itu kalangan ekonomi atas maupun kalangan ekonomi bawah. Teh merupakan salah satu minuman yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Hampir di berbagai suasana orang dapat menikmati minuman ini baik suasana formal maupun suasana non formal. Selain itu, teh sangat berkhasiat dalam hal kesehatan baik mencegah maupun mengobati berbagai macam penyakit karena memiliki kandungan zat antioksidan polifenol.

1.2 Perumusan Masalah

Teh merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Teh juga salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara 2 D. Riskomar. 2004. Kompetisi Indonesia dalam Penuhi Pasar Teh Dunia. http:www.pikiranrakyat.com. 20 Mei 2007. di luar minyak dan gas. Produksi teh Indonesia setiap tahun mencapai 150 ribu ton dan sekitar 100 ribu ton diantaranya ditujukan ke pasar ekspor 3 . Indonesia mempunyai peranan penting dalam perdagangan teh internasional, karena merupakan salah satu penghasil teh terbesar dunia. Produksi teh Indonesia masuk dalam kelompok lima besar sebagai negara penghasil teh dunia setelah India 820.000, Cina 647.000 ton, Sri Lanka 272.000, kenya 257.000 dan terakhir Indonesia 162.000 4 . Produksi Indonesia bukan saja dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal, tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan konsumen mancanegara dengan ekspornya. Produksi teh sebagian besar dipasarkan ke mancanegara diekspor dan hanya sebagian kecil saja yang dipasarkan di dalam negeri. Ekspor teh Indonesia secara umum dibedakan menjadi dua jenis yaitu teh hijau green tea dan teh hitam black tea. Pangsa pasar untuk produk teh tersebut telah menjangkau kelima benua yakni Asia, Afrika, Australia, Amerika dan Eropa. Namun demikian, Asia masih merupakan pangsa pasar yang paling utama. Berdasarkan Tabel 3, tahun 1997 volume ekspor teh merosot tajam menjadi 66.843 ton yang semula pada tahun 1996 volume ekspor teh sebesar 101.532 ton. Ekspor teh mencapai puncaknya pada tahun 1993 dengan volume 123.900 ton, sedangkan tahun 2006 volume ekspor teh hanya sebesar 93.339 ton atau turun 6,80 persen dari tahun sebelumnya Tabel 4. Posisi Indonesia pada tahun 2003 masih berada diperingkat lima dalam ekspor teh dunia, atau kontribusinya baru sekitar tujuh persen. Sementara itu, kontribusi ekspor teh dari Kenya dan Sri Lanka masing-masing 19 persen, China 18 persen, dan India 14 persen. Negara lainnya yang juga menjadi produsen teh dunia adalah Afrika, Amerika Serikat, Vietnam, Malawi, dan beberapa negara di 3 Ibid 4 Ibid Asia 5 . Perkembangan ekspor teh sebelum dan setelah krisis moneter dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Perkembangan Total Volume Ekspor Teh Indonesia Sebelum Krisis Moneter Tahun 1991-1998 Tahun Volume Ton Nilai 000 US Pertumbuhan 1991 110.217 143.126 - 1992 121.243 140.823 10,00 1993 123.926 155.696 2,21 1994 84.916 96.181 -31,48 1995 79.227 87.719 -6,70 1996 101.532 112.343 28,15 1997 66.843 88.838 -34,17 1998 67.219 113.207 0,56 Sumber : BPS, 2007 Tabel 4. Perkembangan Total Volume Ekspor Teh Indonesia Setelah Krisis Moneter Tahun 1999-2006 Tahun Volume Ton Nilai 000 US Pertumbuhan 1999 97.847 97.140 45,56 2000 105.581 112.106 7,90 2001 99.721 99.854 -5,55 2002 100.185 103.426 0,47 2003 88.176 95.816 -11,99 2004 98.572 116.018 11,79 2005 102.294 121.496 10,38 2006 95.339 134.515 -6,80 Sumber : BPS, 2007 Indonesia yang merupakan eksportir teh terbesar kelima di dunia sejak 1993 mengalami penurunan volume ekspor. Pangsa pasar teh Indonesia di dunia yang pada 1993 sebesar 11 persen, pada 2005 menurun menjadi tujuh persen dari sekitar 1,3 juta ton pasar teh ekspor. Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor teh Indonesia tahun 1995 dan tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada tahun 2004 tercatat ada 74 negara yang menjadi pangsa pasar teh Indonesia, namun pada tahun 2005 tercatat hanya 59 negara yang menjadi pangsa pasar teh Indonesia. Ekspor teh Indonesia selama 2005 ditujukan ke Rusia 18 persen, United Kingdom 13,53 persen, Pakistan 12,31 persen, Malaysia 9,68 persen dan Jerman 7,21 persen. Kelima negara tersebut 5 Jerat Kusut Perdagangan Teh Indonesia. 2004. httpwww.kompas.com. 20 Mei 2007. menyerap pangsa pasar 60,73 persen dari total ekspor teh Indonesia BPS, 2006. Saat ini, perdagangan internasional memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Setiap negara akan mengekspor komoditi yang memiliki keunggulan komparatif dan mengimpor komoditi yang tidak memiliki keunggulan komparatif, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan karakteristik antar negara di dunia. Perbedaan ini menjadi dasar terjadinya perdagangan atau perpindahan barang dan jasa dari satu negara ke negara lainnya, yang disebut juga aliran perdagangan. Melalui aliran perdagangan ini, dapat diketahui negara tujuan ekspor yang memiliki potensi pasar terbesar untuk teh Indonesia. Hal ini tentunya didasarkan pada potensi pasar ekonomi negara tujuan ekspor, mengingat negara-negara tujuan ekspor teh memiliki lokasi dan karakteristik yang berbeda-beda, baik dari faktor ekonomi dan non ekonomi. Perbedaan karakteristik ini tentu saja akan mempengaruhi aliran perdagangan teh Indonesia dengan negara-negara tujuan ekspor. Di sisi lain, teh sebagai komoditas ekspor menghadapi implikasi dari perdagangan global yakni terjadinya persaingan yang semakin ketat, baik di antara negara produsen maupun antara negara produsen dengan pedagang. Selain itu meningkatnya kesadaran konsumen akan kelestarian lingkungan dan kesehatan atau isu lain yang berkaitan dengan produk akan mempengaruhi besarnya permintaan teh di pasar internasional. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh variabel-variabel ekonomi dan non ekonomi, serta krisis moneter terhadap aliran perdagangan teh Indonesia? 2. Bagaimana perkembangan aliran perdagangan teh Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor baik sebelum dan setelah krisis moneter?

1.3 Tujuan Penelitian